MAAF

71 12 0
                                    

Suasana Jakarta masih sama saat terakhir kali gue di Jakarta. Udara perkotaan yang mengandung polusi yang buat gue merindukan tempat kelahiran gue itu.

Hari ini adalah hari pertama gue kembali belajar di SMA HARAPAN BANGSA, kalau kalian tanya gimana perasaan gue saat ini yahh, rasanya males banget. Apalagi kalau lihat muka si Azwar dan Dinda. Gue nggak bisa maksain sih, Azwar sukanya sama siapa, tapi dia udah buat gue sakit hati walaupun bukan cowok gue.

Gue udah tepat di depan gerbang SMA HARAPAN BANGSA. Tapi gue nggak masuk-masuk juga, masih berdiri menatap ke dalam sekolah.

"Manda, ayo masuk sayang! Katanya tadi kangen sama teman-teman, pengen cepet-cepet ketemu" kata mama sontak mengagetkan gue.

"Iya, mama sayang. Manda masuk, Manda pulangnya di jemput mama, kan?"

"Mama nggak bisa, soalnya ntar siang mama mau ketemu teman SMA mama. Udah lama nggak ketemu dan mama udah janji hari ini. Nggak baik kan kalau mama nggak datang"

"Yaudah Manda pulangnya naik taksi aja ma,"

"Manda, saya aja tante yang nganter!" suara dari belakang Amanda.

Dia adalah Azwar, yang tiba-tiba muncul di belakang gue dan menawarkan diri untuk nganter gue pulang.

"Nggak ma! Manda naik taksi aja,"

"Terserah kamu aja, mau naik taksi atau mau di anterin teman kamu, siapa namanya?" menanya Amanda.

"Azwar, tante" jawab Azwar, padahal yang ditanya adalah Amanda.

"Oh Azwar, mau di anter Azwar juga boleh" kata mama.

"Mama balik dulu ya, sayang!"

"Iya ma"

Setelah mama pergi, Azwar masih di belakang gue. Tapi gue cuekin, nggak tahu kenapa susah banget buat ngobrol bareng dia.

"Manda, kok gue ditinggal sih!" menyamakan langkah dengan gue.

Masih sama, gue nggak gubris sama sekali, menoleh kebelakang pun nggak. Tiba-tiba Azwar narik tas gue dan membawanya lari. Padahal di dalam tas isinya oleh-oleh buat Niken, Devan, Lita, BuTiwi dan yang lainnya. Kalau isinya buku nggak akan gue kejar.

"Balikin tas gue!! Azwar, lo budek atau apa sih?" mengejar Azwar.

"Balikin nggak!!! Gue nggak mau becanda!" mengusap keringat dengan kedua punggung tangan.

Azwar berhenti.

"Ok, gue akan balikin nih tas, kalau lo udah maafin gue"

"Mau lo sebenarnya apa sih? Gue udah bosan, dengan semua kekonyolan lo ini"

"Gue tahu lo marah sama gue, karena kejadian kemarin yang lo nelpon gue, tapi gue nggak tahu"

"Nggak ada hak gue untuk marah sama lo, lo bukan siapa-siapa gue. Gue mohon balikin tas gue"

"Fine, gue balikin. Tapi ada satu hal yang harus lo tahu, gue benar-benar udah putus sama Dinda, kita udah nggak ada hubungan apa-apa"

"Gue nggak peduli," meninggalkan Azwar.

***

Gue udah di dalam kelas dan ngobrol-ngobrol dengan Niken.

"Manda, gimana rasanya belajar di sana? Seru nggak?"

"Seru, tapi menurut gue lebih baik disini. Karena temen gue yang satu ini disini" menunjuk Niken.

"Ck, lebay banget sih lo, oleh-oleh buat gue mana?"

POPCORNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang