Gue bisa lihat dengan jelas kalau Azwar sedang tidur di kursinya. Wajah yang di sembunyikan di balik tas membuat gue penasaran apa yang terjadi dengan dia, kenapa dia seperti ini. Rasa penasaran gue tak bisa terbendung lagi, perlahan gue dekati Azwar. Takut kehadiran gue malah mengganggu.
"Azwar, Azwar, bangun. Lo? Lo kenapa?"
Disaat Azwar bangun, gue bisa lihat ada yang aneh, ada kejanggalan dengan dia. Gue bisa lihat dengan jelas bahwa ada luka lebam di wajahnya tidak hanya itu bahkan suhu tubuhnya juga benar-benar panas.
"Muka lo? Kenapa lebam gini?" menyentuh wajah Azwar.
"Badan lo juga panas, lo sakit?" ucap gue lagi.
"Gue baik-baik aja," jawab Azwar.
"Baik-baik gimana? Buktinya badan lo panas. Kita ke UKS sekarang!" menarik Azwar.
"Gak usah, gue nggak perlu ke UKS"
Kalau gini keadaannya, sampai mati gue juga nggak akan bisa bujuk dia ke UKS. Dia itu keras kepala. Gue tahu alasan dia nggak jemput gue tadi pagi, hampir aja gue berprasangka buruk ke Azwar.
"Lo tunggu sebentar, jangan pergi!" perintah gue.
Tujuan utama gue adalah UKS, gue butuh beberapa obat penurun demam dan obat luka untuk lebam diwajah Azwar. Setelah mendapat semua yang gue butuhin, dengan langkah super cepat gue langsung menuju kelas Azwar.
"Gue bawain obat tapi sebelum itu lo makan dulu" membuka bekal yang gue siapin tadi pagi.
"Gue nggak lapar Manda"
"Tapi lo harus makan, sekali aja. Ayo dong dimakan" tersenyum.
"Iya, gue makan"
"Di habisin, gue bangun pagi-pagi masakin buat lo" bisik gue.
Bekal yang gue bawa buat Azwar itu adalah nasi goreng dengan telor ceplok setengah mateng. Sebenarnya sih itu kesukaan gue, tapi karena gue nggak tahu apa kesukaan dia, jadi gue masakin itu aja. Nggak tahu rasanya enak atau nggak.
"Maaf yah kalau rasanya nggak enak, mama yang biasa masakin buat aku. Tapi udah diajarin mama kok"
"Enak," jawab Azwar singkat.
"Hah? Jawabannya cuma itu doang?" batin gue.
"Enak, apalagi makannya sambil lihat kamu"
Seketika pipi gue berubah merah merona.
"Eh, kenapa di pipi lo banyak bunga sakura?" canda Azwar
"Iihh, apaan sih!" tersipu malu.
"Maaf gue nggak bisa jemput lo tadi"
"Gue ngerti, sekarang adek manis minum obat" mengacak puncak rambut Azwar.
"Gue nggak anak kecil" tertawa.
Gue tahu dibalik dari tawanya, dia pasti lagi nyembunyiin sesuatu dari gue.
"Apa yang buat lo sampe luka gini?" menyentuh lebam diwajah Azwar.
"Oohhhh gue nggak sengaja nabrak tembok karena kepala gue pusing tadi pagi, iya" mencoba meyakinkan.
"Bener? Gue nggak akan maafin siapapun yang berani nyentuh wajah pacar gue" menatap intens Azwar.
"Gak usah lebay"
KAMU SEDANG MEMBACA
POPCORN
Fiksi RemajaCerita cinta gue dimulai dari SMA. Disitulah gila-gilanya gue mengekspresikan perasaan gue . Cinta gue itu seperti popcorn. Bukan karna gue suka popcorn tapi karna cinta gue ke dia itu seperti popcorn yang selalu meletup-letup dan ada rasa asin, man...