Sudah dua hari sejak Mikaela tahu yang sebenarnya, bahwa Daffa sakit dan kembarannya, Darren, yang menggantikan Daffa di sekolah, cowok itu tidak menampakan diri lagi di depan Mikaela. Seperti yang Daffa katakan, dia akan beristirahat beberapa hari, dan akan datang ke sekolah jika sudah memungkinkan.
Orang tua Daffa juga sudah datang untuk meminta izin pada pihak sekolah.
Mikaela berjalan keluar kelas dan duduk di bangku bawah pohon beringin sambil menyumpal telinganya, mendengarkan lagu dari headset yang terhubung ke ponsel. Matanya menerawang jauh ke arah lapangan basket, disana Rendy dan teman-temannya sedang berlari-lari mengejar bola yang tidak bersalah, yang selalu mereka lempar kesana kesini sesuka hati dan membantingnya ke bawah berulang-ulang.
Dalam hati Mikaela merasa seperti ada yang kurang. biasanya disamping Rendy selalu ada seseorang yang menjadi pusat perhatiannya. Ntah itu Daffa, atau Darren yang menjadi Daffa.
Seharusnya Mikaela berterima kasih pada Darren karena tidak membuat hari-harinya sepi ketika Daffa sakit dengan membiarkan Mika mengganggap dia itu Daffa.
Darren.
Wajah Mikaela kembali memerah begitu mengingat nama cowok itu dan ciumannya. Sentuhannya di pipi Mika masih terasa sampai sekarang.
Cowok itu lagi apa sekarang? Apa dia nggak ada niat minta maaf sama gue? Pikir Mika.
Membuang napas kasar Mikaela memalingkan wajahnya dari lapangan.
Betapa kagetnya dia, Siska sudah duduk disampingnya sambil memandangi lapangan basket, sama dengan apa yang dia lakukan tadi.
Mikaela melepas headsetnya dan ingin beranjak pergi.
"Bisa kita ngomong bentar?" ucap Siska menoleh pada Mika.
Cewek itu berpura-pura memandang ke depan kembali, dilihatnya Tiwi sedang berjalan bersama teman-teman OSISnya.
"Tiwi!" Teriak Mika sambil melambaikan tangan dan berlari ke arah Tiwi meninggalkan Siska.
"Maaf Sis." gumamnya saat sudah jauh.
Bukannya Mika belum memaafkan Siska, ia sudah memaafkannya, tapi sakit hatinya belum juga hilang, apalagi karena Siska adalah sahabatnya, itu membuat sakit hatinya berkali lipat.
Belum sempat Mika sampai pada Tiwi, Rendy sudah menghadangnya dengan satu tangan.
"Lo masih marah sama gue?"
Mikaela diam malas menjawab Rendy.
"Sorry, gue cuma nyoba nepatin janji aja, nggak boleh bongkar rahasia mereka."
Rendy sebenarnya tidak bersalah. Mikaela merasa akan melakukan hal yang sama kalau saja ada di posisi Rendy. Tapi tetap saja ia merasa kesal pada Rendy. Terutama pada Darren.
"Mika cantik, maafin kakak yang ganteng ini dong." Rayu Rendy.
Mikaela berjalan mengabaikan Rendy.
Tiba-tiba cowok itu mencekal tangannya kuat.
Mikaela berusaha melepaskan tangannya, tapi sekuat apapun Mika berusaha menarik tangan itu, Rendy tetap tidak melepaskan, malah itu membuat pergelangan tangan Mika semakin sakit.
"Maaf." Ucap Rendy dengan wajah serius yang belum pernah Mikaela lihat sebelumnya, hal itu membuat Mikaela sedikit takut.
"Kak.. sakit." Keluh Mika.
Saat itu Rendy langsung melepaskannya. "Maaf." ucapnya sekali lagi.
"Aku udah maafin kak Rendy." Mikaela mengelus-elus pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS D √ [COMPLETED]
Teen Fiction( 15+ ) Darren dan Daffa, si kembar identik yang berbeda. Daffa yang tidak populer dan tertutup harus tinggal kelas sebanyak 2 kali karena sakit. Dua keberuntungan Daffa di sekolah adalah memiliki sahabat setia bernama Rendy dan ditaksir cewek cant...