Part 26 : Lunch

9K 609 38
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Daffa melaksanakan Ujian Nasional. Setelah ujian selesai, Daffa mengajak Mikaela makan siang di rumahnya, karena kelas X dan kelas XI diliburkan. Sebenarnya Daffa juga mengajak Rendy, tapi cowok itu menolak karena sedang ada urusan lain.

Dan disinilah Mikaela berada sekarang, di teras rumah Daffa. Berdiri menunggu seseorang membukakan pintu untuk mereka.

Mikaela tidak tahu harus memasang tampang seperti apa nanti kalau dia bertemu dengan Darren. Sudah lebih dari tiga Minggu dia tidak bertemu cowok itu.

Tak lama pintu bercat coklat pekat itu terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik diusianya. Ema, Ibu Daffa.

"Siang Tante." sapa Mikaela ramah.

Wajah Ema sumringah melihat Mikaela dan langsung memeluk cewek itu. "Akhirnya kamu dateng juga sayang."

Mikaela membalas pelukan hangatnya. Sebenarnya Ema memang sudah berulang kali menyuruh Mikaela datang ke rumahnya, tapi ia tolak, selain tidak ingin mengganggu Minggu tenang Daffa yang mungkin ia gunakan untuk belajar, Mikaela juga takut untuk bertemu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Darren.

"Yuk masuk, Tante udah masak banyak hari ini sama bi Inah, ada sambel tongkol, telur balado, semur ayam, pokoknya yang enak-enak." ajak Ema menuntun Mikaela masuk ke dalam rumah.

"Aku ganti baju dulu ya." Daffa berbelok ke arah tangga, ke kamarnya yang ada di lantai atas. Sedangkan Tante Ema mengajak Mikaela ke dapur.

"Hari ini spesial banget buat tante, soalnya Darren sama Zania juga baru sampai dari Singapura tadi pagi, jadi  kita bisa makan bareng-bareng."

Mendengar nama Darren dan pacarnya, Mikaela hanya bisa tersenyum dan terus mendengarkan  apa yang Ema katakan. Dia segan menanyakan 'Ngapain dari Singapura?' Mikaela tidak mau tante Ema berpikiran macam-macam, kenapa Mikaela peduli dengan apa yang dilakukan cowok itu. Mungkin hanya perasaan Mika saja, tapi semenjak ia menjalani hari-hari yang 'ehem' romantis baginya bersama Darren, perasaannya jadi tidak karuan.

"Kok Rendy nggak diajak? Tadi tante udah bilang sama Daffa suruh ajak nak Rendy."

"Oh, Rendy nggak bisa dateng tan, kata kak Daffa ada urusan lain sama sepupunya."

"Hmm gitu, ya udah sini, duduk sini."

Ema mendudukan Mikaela di meja makan besar yang cukup untuk sepuluh orang seperti meja makan di rumahnya. Di atas meja sudah tersedia berbagai macam makanan, ada sayuran dan lauk pauk, mulai dari yang manis sampai yang pedas.

"Oh nak Mika udah dateng ya?"

Brata baru saja masuk ke ruang makan dan duduk di salah satu kursi yang ada di ujung meja.

"Iya Om, apa kabar Om Brata?"

"Baik, kamu gimana? Om buru-buru pulang dari kantor nih, kata Mama si kembar hari ini disuruh makan siang di rumah, kalau tidak nanti malem tidurnya di luar." Canda Brata.

Mikaela tertawa mendengar guyonan receh ayah Daffa.

Menurutnya Om Brata dan Tante Ema adalah orang yang baik dan ramah. Mikaela bisa betah berlama-lama di rumah itu nantinya.

Kursi di samping Mikaela berdecit. Daffa yang sudah ganti baju dengan mengenakan kaos berwarna abu-abu dengan celana santai biru dongker duduk disamping Mikaela.

"Ma, Darren mana?" tanyanya.

Hal itu juga yang ada dibenak Mikaela sejak tadi. Pertanyaan "dimana Darren?" selalu berputar-putar di kepala Mikaela. Ia penasaran kenapa tidak melihat cowok itu sejak masuk ke rumah, walaupun ia antara ingin dan tidak ingin bertemu dengan Darren.

TWINS D √ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang