Kekesalan Mikaela terbayar sudah karena melihat keindahan Ubud, pemandangan disana sangat asri kerena letaknya di antara sawah dan hutan yang tumbuh di tepian jurang-jurang. Banyak juga para wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Ubud.
Setelah puas menikmati alamnya yang sangat indah, mereka pergi melihat pasar seni dan tempat-tempat seni lainnya, serta pura bersejarah yang ada disana, karena selain tempatnya yang indah, Ubud juga dikenal karena seni dan budaya yang berkembang sangat pesat dan maju.
Kehidupan penduduk di Ubud banyak yang bergerak di bidang seni, terbukti dari banyaknya galeri-galeri seni, serta arena pertunjukan musik dan tari yang digelar setiap malam secara bergantian di segala penjuru desa.
"Huaaa capeeek." Mikaela meregangkan otot-otot tubuhnya begitu masuk ke dalam kamar sepulang dari perjalanan mereka.
Sedangkan tanpa ba bi bu, Siska langsung berbaring di tempat tidur karena kelelahan.
"Siapa yang mau mandi duluan?" Tiwi pura-pura menawarkan, padahal ia sudah siap dengan kimononya.
Karena tidak ada yang menjawab, langsung saja Tiwi nyelonong ke kamar mandi.
"Kak Zania mana?" tanya Mikaela yang tidak melihat keberadaan Zania di kamar itu.
"Tadi sih di bawah sama kak Darren, ngobrol."
"Oh."
Siska melihat wajah Mikaela dengan rasa curiga.
"Kenapa sih Lo lihatin gue gitu banget."
"Mik, Lo nggak ada ngerasa something gitu sama kak Darren setelah kalian ciuman kan?"
Bantal yang ada ditangan Mikaela melayang ke wajah Siska.
"Hati-hati kalau ngomong, kalau kak Zania tiba-tiba dateng gimana?" Cewek itu setengah berbisik pada Siska.
Mikaela sudah menceritakan semuanya pada Siska dan Tiwi, ia merasa tidak tahan jika harus menyimpannya sendirian.
"Secara, itu ciuman pertama Lo Mika," Siska ikut berbicara pelan.
"Gue nggak tau."
"Nggak tau apa? Lo menikmati kan ciuman itu?" tanya Siska penasaran sambil tersenyum jahil.
Dan itu sukses membuat Mikaela blushing. Ia ingat dengan jelas bagaimana pasrahnya ia menerima ciuman itu. Bahkan bibir Darren saja masih terasa dibibirnya. Mungkin itu efek karena Mikaela belum pernah berciuman sebelumnya, sehingga ciuman itu sangat berkesan baginya.
Mikaela memukul Siska dengan bantal lagi. "Muka Lo itu Sis, sumpah nyebelin."
Pintu kamar terbuka, Zania masuk dengan senyum manisnya, membuat Mikaela dan Siska mendadak kaku dan saling melempar pandangan.
"Ngomongin apa sih? Kelihatannya seru banget." Zania ikut duduk di ranjang menghadap mereka.
"I..tu..hmm Siska lagi nyeritain ciuman pertamanya." Bohong Mika.
Siska melotot ke arahnya, Mikaela hanya tersenyum tanpa dosa.
"Wah, ada apa sama ciuman pertama Siska?"
"Dia ciuman di warnet kak katanya, pas lagi dua-duaan di bilik warnet." cerita Mikaela mengingat cerita Siska dulu, memang benar itu ciuman pertama Siska, sewaktu SMP. Tawa Mikaela hampir meledak rasanya.
Jika tidak ingat itu untuk menutupi kecemasannya pada Zania, pasti Mikaela sudah tertawa terbahak-bahak. Apalagi ia membocorkan rahasia Siska yang tidak diketahui orang lain sama sekali.
"Yang bener Sis?" Zania terlihat ingin tertawa juga, itu membuat Siska malu dan sedikit kesal pada Mikaela.
"Lebih seru cerita ciuman pertama Mika kak." balas Siska yang dihadiahi wajah terkejut Mikaela.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS D √ [COMPLETED]
Novela Juvenil( 15+ ) Darren dan Daffa, si kembar identik yang berbeda. Daffa yang tidak populer dan tertutup harus tinggal kelas sebanyak 2 kali karena sakit. Dua keberuntungan Daffa di sekolah adalah memiliki sahabat setia bernama Rendy dan ditaksir cewek cant...