"Udah dong Mika, jangan nangis lagi." Rayu Rendy.
Cowok itu membawa Mikaela ke taman dimana biasanya Mika dan Daffa makan siang bersama, karena hanya disanalah satu-satunya tempat yang agak sepi. Hampir semua murid sibuk menonton lomba di aula dan sibuk di kelas mereka masing-masing. Lagipula taman ini letaknya berseberangan dengan aula utama.
"Aku nggak nangis kok kak." ucap Mikaela terisak.
Rendy tertawa melihat tingkah lucu Mikaela. "Siska pasti nggak bermaksud ngomong gitu sama Lo." hiburnya.
"Dia jahat banget ya kak, sama kayak kak Daffa."
"Gue yakin Michelle udah ngomong macem-macem sama dia. Ck, gue nggak nyangka Michelle bisa ngelakuin itu." decak Rendy menerawang apa yang baru saja ia saksikan bersama Daffa gadungan yang kebetulan lewat depan kelas Mika.
"Aku nggak peduli Michelle mau ngomong apa sama Siska kak, yang aku peduliin kenapa Siska bela Michelle?"
Mikaela merasa sangat kecewa dengan kenyataan Siska yang menyalahkannya sebelum Mikaela menceritakan semua masalah yang ia alami pada cewek itu.
Rendy hanya bungkam, mendengarkan keluh kesah Mika. Ia sangat mengerti kenapa Mikaela sangat terluka, karena sahabatnya sendiri tidak berpihak padanya.
Rendy baru mengerti arti persahabatan setelah bertemu dengan Daffa. Cowok itu bisa menerima segala tingkah laku Rendy padahal sifat mereka sangat berkebalikan. Cowok itu pun tidak memprotes apapun yang Rendy lakukan selama itu tidak berbahaya.
Tangan Rendy terulur menepuk-nepuk pundak Mika. "Lo nggak capek nangis terus? Kalau Lo nangis terus, nanti mata Lo bengkak. Lo inget kan acara nanti malem? Kalau mata Lo bengkak nanti nggak cantik lagi."
Tersadar. Mikaela mengusap air matanya kasar dan berhenti menangis. Ya, pesta dansa yang sangat ia tunggu-tunggu. Tapi mungkin tidak lagi, mengingat bagaimana hubungannya dengan Daffa sekarang. Ingin rasanya Mikaela mengulur waktu sampai dia dan Daffa berbaikan.
"Kak Rendy mau dansa sama siapa nanti malem?" Mikaela mencoba mencari topik untuk mengalihkan pikirannya yang berkecamuk.
"Hm.. siapa ya?"
"Cewek manis yang waktu itu ya kak?"
"Hmm mungkin."
"Kok mungkin?"
"Soalnya banyak banget cewek yang ngajak gue dansa, gue sampe bingung. Maklum aja orang terlanjur ganteng abadi yang mau banyak."
Mikaela terkekeh pelan.
Syukurlah Rendy sudah bisa membuat Mika sedikit melupakan masalahnya. "Lo mau dansa sama siapa Mik?"
"Hm..."
"Sama gue aja ya." Rendy mencoba bercanda.
"Ogah, nanti aku di gantung hidup-hidup sama fans kakak."
Tawa renyah terdengar dari mulut Rendy. "Jadi? Sama Daffa?"
"Nggak."
"Kenapa?" Rendy heran, tumben Mikaela menolak Daffa.
"Setelah apa yang terjadi, aku nggak mau terlalu berharap banyak sama kak Daffa."
Wajah Mikaela kembali sedih, Rendy lupa kalau obrolan ini tidak akan jauh-jauh dari nama 'Daffa'.
"Kalau dia nggak ngajak Lo dansa nanti malem, jangan nolak gue kalau gue ajak Lo dansa."
Kali ini Rendy mengucapkannya dengan nada serius.
"Iya." Jawaban Mika yang tidak disangka-sangka, mengalihkan perhatian Rendy sepenuhnya.
Mika berbalik memandang Rendy sedikit heran. "Why?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS D √ [COMPLETED]
Ficção Adolescente( 15+ ) Darren dan Daffa, si kembar identik yang berbeda. Daffa yang tidak populer dan tertutup harus tinggal kelas sebanyak 2 kali karena sakit. Dua keberuntungan Daffa di sekolah adalah memiliki sahabat setia bernama Rendy dan ditaksir cewek cant...