Part 19 : Heartache

8.4K 577 5
                                    

Hari ini murid-murid sekolah Mika berkumpul memenuhi aula utama. Aula utama sekolah itu sangat besar dan lebar, dan memang biasa digunakan untuk acara-acara besar seperti saat ini. Disana sudah terpasang hiasan-hiasan heboh layaknya sweet seventeen birthday. Di pojok sudah terpasang panggung rendah lebar yang mereka gunakan untuk lomba menyanyi dan penampilan lainnya nanti.

Sejak tadi pagi aula sangat heboh dengan teriakan-teriakan dan tepuk tangan para siswa karena satu-persatu peserta lomba maju ke panggung untuk menyanyikan lagu andalan mereka. Jurinya adalah kepala sekolah, ketua OSIS, dan salah satu guru kesenian yang ada di sekolah.

Sedangkan Mikaela dengan anggota OSIS yang lain sedang sibuk memilah milih kertas puisi yang sudah disetor para peserta lomba. Nantinya kertas-kertas itu akan di pajang di papan pengumuman dan mading sekolah. Besok pada acara puncak akan diumumkan siapa pemenangnya.

Puisi-puisi itu beragam, ada yang tentang cinta, lingkungan, keluarga, Tuhan, persahabatan dan masih banyak yang lain. Mikaela sampai bingung untuk mengkelompokannya.

Sebenarnya Mika tidak bisa fokus sekarang. Pikirannya masih terpatri pada ucapan Michelle kemarin. Ia harus cari tau sepulang sekolah nanti, apa hubungan antara kak Daffanya dan Michelle.

Sampai tengah hari ini cewek itu belum juga melihat Daffa. Siska juga tidak terlihat. Mereka pasti sibuk dengan acara perlombaan yang mungkin akan selesai pada jam pulang sekolah dan akan di lanjutkan besok pagi sampai dengan selesai. Malamnya adalah acara puncak, yang akan menampilkan drama, band dan yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh murid adalah pesta Dansa.

Mikaela tersenyum miris mengingatnya. Bagaimana dia bisa berdansa dengan Daffa kalau sampai sekarang dia masih belum berbicara pada cowok itu.

Semalam Mika sudah mengirimkan pesan ajakan dansa, tapi tidak mendapat balasan dari Daffa. Mungkin salah Mikaela mengirim pesan terlalu malam.

Cewek itu membuang segala pikiran negatifnya pada Daffa dan percaya Daffa punya alasan kenapa ia bersikap seperti itu pada Mika.

Sorak riuh terus terdengar dari dalam aula yang mendengung sampai keluar. Mikaela penasaran bagaimana penampilan paduan suara kelasnya besok.

Rasanya jika tidak ada kerjaan seperti ini, Mikaela sangat ingin berlari keluar menonton apa yang sudah terjadi disana sambil melihat-lihat siswa lainnya memasang stand-stand makanan, minuman, serta benda-benda lain yang ekonomis. Memang kepala sekolah membebaskan mereka untuk memilih akan menampilkan apa tiap kelas, ada beberapa kelas yang memilih membuka stand seperti kelas kak Daffa yang katanya akan membuka stand minuman.

Waktu terus berjalan, Mikaela memegang bahunya pegal. Akhirnya pekerjaannya sudah selesai.

"Yuk kita lihat lombanya." Ajak Tiwi, salah satu anggota OSIS yang lumayan dekat dengan Mikaela kepada para anggota OSIS lain.

Yang lain langsung bangkit dari duduknya, begitu juga dengan Mikaela yang memegang tangan Tiwi untuk membantunya bangun.

Ruangan OSIS tidak jauh dari aula utama, hanya bersebelahan.

Mikaela dan yang lain masuk dari pintu samping. Baru saja masuk selangkah. Mata Mikaela menemukan pemandangan yang tidak mengenakkan. Daffa, Michelle dan Rendy sedang duduk-duduk di kursi yang memang sudah disediakan di aula. Rendy sibuk bersorak melihat peserta lomba menyanyi yang ternyata cewek cantik dari kelas XII. Dan Daffa yang sedang duduk dengan menyilangkan tangannya ke dada, matanya menatap tajam ke depan memandang cewek itu juga. Tapi yang lebih membuat Mika geram adalah cewek yang duduk disebelah Daffa, siapa lagi kalau bukan Michelle.

Cewek itu duduk terlalu dekat dan menempel pada Daffanya! Ingin sekali Mikaela menghampiri mereka dan menyeret kursi Michelle menjauh dari Daffa sebelum satu suara memanggil namanya.

TWINS D √ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang