Darren melihatnya. Dia melihat semuanya. Dia juga mendengar apa yang Daffa katakan pada Mikaela.
Darren terdiam memandangi cewek itu. Mikaela memunggunginya menatap bulan yang sedari tadi Darren tatap.
Awalnya ia merasa kesal, karena ketika pulang dari rumah saudara Zania, mbak Ida mengatakan kalau Mikaela pergi dengan Daffa sejak siang. Dan Darren menunggunya, hingga malam datang mereka berdua belum juga pulang.
Darren geram.
Rasanya ia ingin mengelilingi seluruh Bali untuk mencari keberadaan mereka berdua. Tapi Tuhan berkata lain, Darren mendengar suara mobil datang dan benar, itu adalah Daffa dan Mikaela setelah kaca jendela mobil dibuka oleh sang supir.
Ia berdiri di samping jendela, memandang ke arah mobil itu, hanya supir yang keluar dari sana dan berbicara pada dua orang yang duduk di belakang melalui jendela. Kemudian supir itu pergi.
Darren menunggu keduanya untuk turun dari mobil, tapi mereka tidak menampakkan diri sama sekali selama beberapa menit.
Tetap sabar menunggu, hampir satu jam mereka diam dalam mobil. Tangan Darren terkepal membayangkan apa yang terjadi di dalam mobil, mengingat Daffa adalah laki-laki normal.
Ia melangkah lebar-lebar ingin mendobrak pintu mobil itu dan mengeluarkan Mikaela dari sana.
Dengan emosi ia membuka kenop pintu ruangan, tapi ternyata yang ditunggu sudah keluar dari dalam mobil, dengan jaket Daffa di badan Mikaela.
Darren mengurungkan niatnya untuk muncul dihadapan mereka ketika dilihat Daffa menggenggam erat tangan Mikaela. Ia memutuskan untuk pergi ke taman belakang agar mereka tidak melihatnya, sekaligus untuk menenangkan diri.
Tapi seperti takdir, Daffa malah membawa Mikaela ke tempat yang sama dan mengungkapkan perasaannya di hadapan Darren tanpa sepengetahuan mereka.
Emosi Darren semakin menjadi-jadi ketika Daffa memeluk Mikaela erat, ia hampir saja menerjang Daffa ketika dilihatnya cowok itu akan mencium Mikaela, jika saja Mikaela tidak menutup mulutnya.
Darren tersenyum sinis melihatnya, kemudian tampangnya kembali memanas melihat Daffa mencium kening Mikaela.
Dan jika tidak mengingat Daffa adalah kembarannya, mungkin Darren sudah menarik cowok itu untuk menjauh dari Mikaela atau memukulnya karena telah berani memeluk Mika.
Darren tidak peduli apapun itu, ia hanya tidak suka jika Mikaela disentuh oleh cowok lain. Dan Darren sudah menahan diri sejak awal ketika Daffa memeluk Mikaela di rumah mereka.
Mikaela membalikan badannya setelah hampir tiga puluh menit berdiri menatap bulan. Ia berjalan menjauhi kolam.
Darren segera bangkit dari pondokan tempat ia berbaring dan menyaksikan segalanya. Meraih lengan Mikaela. Memaksa cewek itu untuk menghadap ke arahnya. Menatap ke matanya yang berkobar api cemburu. Cemburu? Darren Belum bisa mengatakan bahwa ia cemburu. Darren hanya merasa tidak suka jika Daffa dekat-dekat dengan Mikaela, seperti apa katanya tadi.
Wajah Mikaela tampak kaget ketika dengan tiba-tiba ada yang menariknya.
"Lo suka sama gue."
Satu kalimat pernyataan keluar dari mulut Darren. Bukan pertanyaan.
Mikaela mengerutkan keningnya menatap Darren yang sedang menatap tajam ke matanya.
"Apa gue salah?"
Yang ditanya hanya diam, menyembunyikan matanya yang memerah setelah menangis.
"Lo suka sama gue." tegasnya sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS D √ [COMPLETED]
Novela Juvenil( 15+ ) Darren dan Daffa, si kembar identik yang berbeda. Daffa yang tidak populer dan tertutup harus tinggal kelas sebanyak 2 kali karena sakit. Dua keberuntungan Daffa di sekolah adalah memiliki sahabat setia bernama Rendy dan ditaksir cewek cant...