"I miss you so bad, I'm not lying."
Mikaela tertegun dengan apa yang Darren lakukan. Cowok itu dengan lembut mengatakan bahwa ia merindukan Mikaela, ditelinganya.
Bulu kuduk Mikaela meremang, seperti ada perasaan yang meluap-luap dalam dadanya, apalagi tangan Darren sedang memeluknya dari belakang. Mikaela tidak dapat bersikap dengan normal.
"Do you miss me?" tanya Darren, masih dengan posisi yang sama.
Mikaela menelan ludah, sangat susah baginya menjawab pertanyaan Darren ketika dalam posisi saat ini. Ia hanya bisa mengangguk-anggukan kepalanya, sudah tidak dapat berkonsentrasi menyuci piring lagi. Ia taruh piring itu di wastafel, tangannya masih penuh dengan buih-buih busa sabun cuci piring.
"Kalau gitu, cepet selesaiin nyucinya, gue tunggu depan." Darren melepas pelukannya dan kembali ketus.
Sambil menghela napas, Mikaela hanya dapat melihat Darren meninggalkannya sendirian di dapur. Dia sangat tidak mengerti Darren. Terkadang lembut, terkadang ketus, dan berubah dalam waktu yang sangat singkat.
Mikaela memilih mengabaikan hal itu, bukan Darren namanya kalau tidak membuat Mikaela bertanya-tanya apa maksudnya. Cewek itu kembali mencuci piring dan sendok bekas makan siang mereka.
Sementara, Darren sudah menghidupkan televisi di ruang tengah yang menayangkan siaran berita. Darren sangat suka menonton berita.
Selang beberapa menit Mikaela muncul dari dapur, dia sudah menyelesaikan cuci piringnya.
Dengan malu-malu Mikaela menyusul Darren yang memilih duduk di kasur lantai depan televisi dibanding sofa empuk panjang yang sudah tersedia di ruangan itu.
Mikaela duduk sangat jauh dari jangkauan Darren karena ia merasa gugup hanya berdua saja dengan cowok itu di rumahnya dan Mikaela masih memikirkan hal yang ada di otaknya sejak tadi.
"Lo mau buat gue marah apa gimana?"
Mendengar itu sontak Mikaela langsung pindah duduk disamping Darren dengan kakunya.
"Non..nonton apa?"
"Emang nggak lihat?"
Sifat dingin Darren kembali seperti semula, Mikaela hanya bisa membisu menonton apa yang Darren tonton walaupun dia sangat tidak suka.
"Nonton yang laen dong kak." pinta Mika.
"Nggak mau."
"Katanya mau nonton film, aku punya film bagus-bagus lho kak."
"Nggak minat." Darren bisa menebak 'bagus' versi Mikaela adalah drama percintaan mellow yang pemain utamanya adalah cowok-cowok cantik dan imut yang biasa mereka sebut oppa.
"Hmmm, coba dulu deh kak, pasti kakak bakal suka."
"Nggak, Mika. Sekali-kali Lo itu harus nonton berita, biar pinter dan tau perkembangan Indonesia itu gimana."
"Di internet juga banyak kak."
"....."
"Oh iya, ada film horror juga kok, kan kakak suka horror kan? Kan? Kan?" Mikaela mencoba merayu.
"Gue bilang nggak, ya nggak!" Darren sedikit menaikan suaranya.
Nyali Mikaela menciut seketika.
"Ya udah, ngomongnya pelan-pelan dong, jangan marah-marah gitu." Mikaela mencebik, meluruskan kakinya di kasur lantai dan mengambil bantal di sampingnya untuk ia peluk.
Dengan pasrah akhirnya cewek itu ikut menonton tayangan di televisi, sambil memeluk bantal. Sedangkan cowok disebelahnya sudah tidak meliriknya sama sekali. Padahal dalam hati Mikaela menginginkan apa yang ia pikirkan tadi terjadi. Mikaela merasa menjadi cewek mesum sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS D √ [COMPLETED]
Novela Juvenil( 15+ ) Darren dan Daffa, si kembar identik yang berbeda. Daffa yang tidak populer dan tertutup harus tinggal kelas sebanyak 2 kali karena sakit. Dua keberuntungan Daffa di sekolah adalah memiliki sahabat setia bernama Rendy dan ditaksir cewek cant...