Chapter 2 : Little what?

127 15 0
                                    

Laki-laki terkuat tidak melawan takdir mereka, laki-laki terkuat menerima takdir mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Laki-laki terkuat tidak melawan takdir mereka, laki-laki terkuat menerima takdir mereka.

******

Corry's POV

Disinilah aku. Meratapi nasibku sendiri di depan seorang kakek tua berjenggot (pft lol).

Ibu tidak main-main saat mengatakan bahwa kami akan berangkat pagi-pagi buta, karena ia literally membangunkanku pukul setengah 3. Iya SETENGAH 3!

"...ry..."
"..orry.."
"Corry..."

Suara lembut ibu membuatku kembali ke kenyataan. Aku hanya melempar tatapan bingung pada ketiga orang ini, well tiga termasuk ayahku dan terkecuali diriku.

"Beliau adalah kepala akademi ini. Namanya profesor Alex. Beliau akan membantumu mencari sebuah tongkat sihir dan menguji sihirnu."

Aku kembali menatap profesor yang bernama 'Alex' itu dengan bingung. Maksudku kenapa penyihir harus memakai tongkat sihir saat mereka bisa menggunakan sihir mereka tanpa tongkat?

"Tidak bisakah kita menguji sihir kita terlebih dahulu sebelum memilih tongkat sihir? Aku lebih penasaran dengan sihirku."

Mereka semua terkesiap saat mendengar kalimatku. Apa aku ada salah bicara? Atau apakah ada sesuatu yang sangat menakutkan di belakangku?

"Ehm... begini Mrs. Marquez muda. Seorang penyihir tidak dapat menggunakan sihirnya tanpa bantuan tongkat sihir bukan? Jadi bagaimana anda mau menguji sihir anda saat anda bahkan tak dapat menggunakannya?"

Profesor Alex tampak dengan sabar menjelaskan padaku dasar-dasar menjadi seorang penyihir yang seperti kalian tahu, aku sudah mengerti hal itu.

"Tapi aku bisa menggunakan sihirku selama ini dan ibu bahkan tidak pernah meminjamkan tongkat sihir padaku. Jangankan meminjam, melihat saja aku belum pernah... profesor."

Argh kemana sopan santunku pergi disaat yang genting seperti ini?! Sudahlah kuharap ia memaafkan kelancanganku. Kuharap.

Profesor Alex tertawa kecil dan kemudian berujar, "Jika memang begitu, baiklah jika anda tunjukan bahwa anda menguasai penggunaan sihir tanpa tongkat sihir." Padaku dengan ramah nan hangat.

Ini sangat diluar dugaanku. Kupikir profesor Alex adalah seorang guru Killer yang amat sangat menakutkan.

Mari kita kesampingkan hal itu untuk saat ini. Aku harus berkonsentrasi agar aku dapat menunjukkan bahwa pernyataanku benar.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang