Chapter 18 : Extra

25 8 0
                                    

Why would I want to be a star when I can be a sun and the center of everything

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Why would I want to be a star when I can be a sun and the center of everything

-Peitsche

****

Author's POV

Corry yang masih berwajah malu itu keluar dan berdiri di depan kamar Edward sedangkan sang Pangeran sedang tidur nyenyak di kamar megahnya.

Apa yang aku pikirkan!?

Ia masih setengah menyesal memikirkan hal yang baru ia lakukan dengan Edward. Dalam benaknya ia merasa takut jika sang raja mengetahui hal itu. Ia takut bila raja menghukumnya karena orang yang memberikan first kiss pada anak tersayangnya adalah orang yang membuat dua pelayan atau entahlah apa yang akan muncul di benak Edward memanggil kedua orang yang menyeramkan itu, menjeput sang anak tersayangnya.

Ia terlelap dalam lamunannya. Ia tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikan gerak-geriknya dari tadi. Orang itu adalah orang yang membersihkan luka Edward.

Bersurai biru gelap dengan manik coklat muda, siapa namanya? Pikiran Corry sedang menjelajah. Ia tidak bisa berkonsentrasi sejak kejadian itu.

"Harry." Tiba-tiba suara itu terdengar sangat kuat. Corry baru menyadari bahwa bibir lelaki yang menyebut dirinya Harry ada di dekat telinga Corry.

"Ah maaf, panggil saja aku Corry." Corry mulai menjelajah pikirannya lagi. Dia merasa mengenal pria yang berada.

Dia terlalu peka ya? Aku bahkan tidak menanyakan namanya.

Corry ingin bertanya tentang keadaan Edward tapi sekarang benaknya di hampiri hal lain. Tunggu, apa Harry ada disana saat bibir mungil Edward menghampiri bibirnya?

Tidak-tidak Edward mungkin akan meremukkan badan temannya ini jika ia benar-benar melihat kejadian itu.

Corry menegapkan hatinya karena rasa penasaran yang terus meracuni pikirannya untuk bertanya apakah mereka pernah bertemu, dan akhirnya gadis itu mulai membuka suaranya.

"Ma-maaf, tapi apa kita pernah bertemu?" Gerakan tubuh menyertai suara Corry yang langsung di jawab dengan sebuah senyuman dari lelaki itu.

Astagaaa, apa orang ini memendam perasaan padaku? Hii menyeramkan.

Corry yang sedang menjadi gila karena Edward mulai berpikir yang aneh. Lalu Harry menggelengkan kepalanya dengan firasat terlalu--pekanya. Dengan segan ia memberikan senyuman tipis pada Corry dan bicara pada gadis itu.

Mereka berbicara panjang lebar sampai semuanya berubah menjadi keheningan.

Lelaki itu memandang netra biru bersinar seperti bintang yang menghiasi wajah Corry.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang