"But I still want you."
...Corry's POV
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, sudah dua minggu sejak pertemuan terakhir dengan pangeran Calixtus.
Tungkaiku bergerak lurus menginjak pilar pilar yang ada di bawahnya, membuat suara yang indah di tengah tengah kesunyian. Celetuk kakiku terus menerus berbunyi. Langkah kakiku sedikit ku percepat melihat adanya bayangan seseorang di balik dinding.
"Ed?" Ucapku sedikit ragu. Bayangan itu mirip sepertinya, posturnya. Tunggu, apa yang dia lakukan disini!? Aku segera menghampirinya, ia terlihat sedang menyenderkan dirinya kepada dinding sembari matanya terpejam mengarah ke langit-langit. Lalu dengan perlahan ia menguap kecil dan membuka matanya seperti orang buta yang baru saja dapat melihat.
Tanpa aba-aba, aku segera berdiri di sampingnya, menyenderkan tubuhku ke dinding. Aku meremas jariku sembari menggigit bibirku dan mencuri pandangan kepadanya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku tanpa menatap wajahnya.
"Mencari mu."
Dingin dan tegas, begitulah cara ia menjawab pertanyaan ku barusan. "Untuk apa?" Sambungku."
Ayo pergi." Ujarnya. Ia menoleh ke arahku, menatapku, memperlihatkan netra nya kepadaku. Hari apa ini? Biarkan aku berpikir sejenak. Oh, sabtu. Pantas saja ia berani mengajakku, tapi kemana? Apa ada yang ku lupakan? "Markas," Ia berkata masih dengan tatapan yang sama.Benar, ada yang aku lupakan. Padahal baru sebentar, bagaimana aku bisa melupakan hal sebesar itu? Bodoh.
*****
Ruang ini memang tidak asing, tapi seperti asing. Sebuah ruang bawah tanah yang megah, ruang bawah tanah kedutaan besar Alabaster, yang kini menjadi markas kami. Dari beberapa hari yang lalu, tepatnya dua minggu yang lalu, aku telah menggabungkan diriku sendiri dengan para tentara Edward untuk membalas dendam kepada Putri dari kerajaan Surrexerunt atau perlu aku perjelas adikku. Tidak, biar aku perjelas lagi, Anna.
Luciana Candence la Rosenquarz.
Tenang, aku tidak pernah keberatan kalau suatu hari aku harus gugur, atau aku harus membuatnya menderita karena dia sudah membuat banyak orang menderita. Tapi, kurasa aku tidak akan pernah membiarkan dia, yang saat ini sedang ku lirik, Edward. Membiarkan sesuatu terjadi kepadanya adalah mimpi buruk bagiku.
Dulu aku dan Anna memang cukup dekat, tapi sekarang. Maaf. Aku terlalu jijik dengannya hingga berharap dia benar benar tidak pernah dilahirkan di dunia ini. Membayangkan bahwa darahnya dan darahku adalah satu sesungguhnya benar-benar membuatku muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Requiem la Candenza (Discontinued)
FantasiAir mata hanyalah suatu malapetaka, karena itu jangan sampai engkau menangis. --- Corry tinggal di sebuah rumah milik bangsawan. Ibunya merupakan dokter terbaik di negerinya dan ayahnya merupakan perdana menteri di Surrexerunt Kingdom. Namun kehidup...