Chapter 4 : Dream

102 12 2
                                    

The greatest pain that comes with loves is loving someone that you can't have ******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


The greatest pain that comes with loves is loving someone that you can't have
******

Corry's POV

Laki-laki yang saat itu

Aku terus menatapnya dengan bingung dan entah mengapa mataku lebih terfokus pada makanan yang ia mainkan. Tapi tunggu dulu...

Siapa dia?

"Ya, ada yang bisa kubantu?"

Sontak aku terlempar kembali pada dunia- maksudku dimensi ini. Ok lupakan itu, hal yang terpenting sekarang adalah fakta bahwa laki-laki itu berbicara denganku! Iya DENGANKU!

"A-Apa?"

Ok ini sangat memalukan. Aku telah tertangkap kering telah memandanginya dan sekarang aku terlihat sangat gugup! (Tercyduk) Sial kemana semua keberanian yang biasa kumiliki?! Ini pasti berhubungan dengan homeschooling sialan ini!

"Ada yang bisa kubantu? Kulihat dari tadi kamu sibuk memandangi pemandangan indah ini."

A-Apa?!

"Tu-Tunggu dulu! Kenapa kamu sangat percaya diri begitu?! Kamu bahkan tak mengenalku!"

Dengan sigap aku mengeluarkan seluruh unek unek beserta fakta aneh yang telah bersemayam di tubuhku.

"Hohoho... Mirroria Malaesca.."

Laki-laki itu menjentikkan jarinya dan seketika sebuah cermin berlian yang sangat indah dengan permata disekelilingnya muncul tepat di depan wajahku.

"Lihatlah saudaraku. Paras cantikmu yang telah ternodai oleh dosa-dosa para mahkluk hina ini sehingga kamu menjadi buta akan tindakanmu sendiri... benarkan?"

Laki-laki bersurai emas sialan itu... seenaknya saja ia menghinaku dengan wajah polosnya itu!

Tunggu dulu kenapa aku jadi begini?

"M-Maafkan aku"

Aku bukanya tidak bisa menjawab, aku hanya tidak ingin memperpanjang masalah dan lagi... ini seperti bukan diriku.

"Corry..."

Seketika aku mendengar suara Thea menanggilku, aku langsung berbalik dan melihan kearah perempuan itu.

"Y-ya.... Ada apa?"

"Apa ada yang ingin kau pesan?"

Well, kelihatanya aku sudah puas melihat pemandangan, dan aku tidak ingin makan.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang