Chapter 5 : Danger

80 11 0
                                    

Don't love someone like a flower cause flower dies in season, love them like a river cause a river flows forever

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't love someone like a flower cause flower dies in season, love them like a river cause a river flows forever

******

Aku menoleh keluar jendela lalu menopang kepalaku menggunakan lengan kananku.

Sekarang profesor Merrimack sedang menjelaskan mengenai sihir kepada anak-anak tingkat 1, termasuk aku. Namun entah mengapa aku merasa sangat tidak tertarik pada penjelasan beliau.

"Caramu bermain cukup menarik."

Tiba-tiba ucapan Edward kembali melintas dalam benakku. Aku masih tidak percaya. Lelaki itu melakukan hal yang berada diluar dugaanku. Ia memuji caraku bermain piano.

"Maaf karena aku sudah bersikap dingin padamu."

Kau tahu? Permintaan maafnya entah mengapa malah membuat keadaan menjadi canggung. Namun caranya meminta maaf sangatlah lucu.

Wajahnya menjadi sangat merah seperti tomat dan ia bahkan tak berani menatapku.

"Corryana Roseica la Marquez!", "S-Siap!" Dengan cepat aku segera berdiri tegap dan memfokuskan pikiranku pada profesor Merrimack.

Melihat tingkah lakuku, seluruh kelas serentak menertawakanku. Dengan wajah yang merona aku berusaha untuk menahan malu.

Bagus. Bagus sekali. Secara teknis ini adalah kelas pertamaku dan aku telah mempermalukan diriku sendiri. Terlebih lagi saat aku mengingat kejadian di lapangan kemarin.

Rasanya aku ingin menghilang dari dunia ini!

"Cepat anda ambil tongkat sihir anda dan praktikkan sebuah sihir yang saya terangkan tadi!"

Seketika itu juga seisi kelas menjadi sunyi seperti di pemakaman. Beberapa dari mereka tampak khawatir dan tak jarang kulihat beberapa dari mereka melemparkan tatapan penuh simpati padaku.

Sepertinya aku akan membuat semua orang terkejut. Kenapa? Karena seluruh (hanya sebagian besar) penyihir tingkat 1 baru bisa menggunakan sihir elemen dasar, yaitu air dan tanah.

Jika beruntung kita dapat menemukan seorang penyihir kelas 1 yang dapat menggunakan elemen angin. Namun kemungkinannya adalah satu berbanding seribu.

Kebetulan juga hari ini kami mempelajari sihir air tingkat lanjut, yang berarti seorang penyihir dapat mengendalikan segala jenis cairan termasuk darah.

"Baik!" Sekarang bukan waktunya untuk takut. Aku harus tetap optimis dan ceria (pesan dari ibunya) selama aku masih dapat menggali ilmu disini.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang