Chapter 15 : Double Fi

43 8 0
                                    

I may not be perfect but at least i'm not Fake

******

Corry's POV

Dengan tabah dan sabar aku menunggu, menunggu, dan menunggu. Tak terasa setengah jam yang hampa telah melewatiku.

Meninggalkanku yang sedang mati kebosanan duduk di atas sebuah kursi kayu (yang kubuat menggunakan sihir) seraya menunggu kedatangan pria dingin menyebalkan itu.

Sejujurnya aku tak pernah menghendaki tugas ini, terutama saat aku harus mengerjakannya bersama pria itu. Namun, apa daya saat prof. Alex telah memutuskannya seperti itu.

NGING

Suara dengan frekuensi yang sangat-sangat tinggi itu membuyarkan lamunanku, menarik diriku kembali kedalam hal yang kalian sebut kenyataan.

Suara itu tak kunjung berhenti, membuat kedua gendang telingaku serasa mau pecah. Lalu disela kebisingan itu, samar-samar kudengar sesuatu terjatuh dari langit.

"Rocky turun."

Sesuatu yang kurasa seseorang berkata pada... apapun yang ada dihadapannya dan apapun yang bernama Rocky dengan monoton.

Segera segala kebisingan itu mereda dan terdengar suara terjatuh lagi. Perlahan kubuka kedua mataku dan bertemu pandang dengan sepasang iris hitam legam tanpa emosi.

"Oh hai Dre! Aku... kau... apa yang membuatmu lama?" tanyaku asal. Jujur saja, tatapannya sangat-sangat mengintimidasi. Membuatku tak nyaman berada di dekatnya.

Dan itu salah satu alasan yang membuatku ingin menolak tugas ini. Toh aku sudah memiliki familiar.

"Kau, tersesat."

Aku? Tersesat? Seorang Corryana Candenza la Marquez tersesat? Ha ha ha itu sangat... mungkin terjadi.

Jangan menyalahkanku oke? Aku bahkan tak tahu atau lebih tepatnya tak ingat dimana tempat berkumpul kami yang asli.

"Yo Ed! Sebaiknya kita bergegas, setengah jam lagi senja akan datang."

Seorang lelaki bersurai hitam dengan manik hijau berkata. Baiklah mari saling berkata jujur, aku bahkan tak tahu lelaki itu ada disini.

"Hei, Pocky? Kau seorang Haldrac?"

Lelaki itu menjawab pertanyaanku dengan menyambar tubuh mungilku dan tentu saja dengan tubuh Edward.

Lalu lelaki itu segera berubah menjadi seekor naga dan menghempaskan tubuh kami ke punggung kerasnya. Membuatku harus mencengkram erat sisik hitamnya yang kuat.

"SERIOUSLY?! THAT'S AMAZING! DO IT AGAIN!"

Rocky berputar membuatku harus berpegang dengan ekstra kuat pada sisiknya, sementara Edward langsung merapalkan mantra dan menggunakan elemen api miliknya untuk terbang.

"Hahaha aku menyukaimu!"

Blush, segera semburat merah muncul di pipiku. Membuatku tampak semerah tomat.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang