Chapter 7 : Stupid

79 10 0
                                    

Thank you for making me an an nice person

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thank you for making me an an nice person. If you Know what i mean

-A

******

Corry's POV

Gelap

Dimana aku? Mengapa ruangan ini sangat gelap? Apakah ini memang sebuah ruangan? Dimana semua orang? Apa yang terjadi padaku?

Seluruh pertanyaan itu terus berputar dalam benakku.

TAP

Secara reflek aku menoleh, memandang sekitar dengan horror. Tidak, tak ada monster atau apapun yang muncul di belakangku.

Maksudku siapa yang tidak akan takut saat mengetahui dirinya berada di sebuah ruang atau entahlah... sesuatu(?) yang serba hitam dengan suara-suara aneh.

Oke mungkin ada beberapa orang, tapi maksudku- ah lupakan intinya kalian mengerti apa maksudku.

TAP

Apa itu? Langkah kaki? Tidak aku tak percaya. Tak mungkin ada langkah kaki di tempat aneh ini. Mengapa? Tentu saja karena aku sendiri sedang melayang seperti orang bodoh.

Mungkin aku harus mencoba menggunakan sihir gravitasi, siapa tahu berhasil.

Aku memfokuskan pikiranku dan perlahan menaikkan jumlah gravitasi yang ada di tempat ini sampai akhirnya kakiku mendarat di sebuah permukaan keras yang kukira merupakan sebuah lantai.

Seketika kurasakan sehelai tangan menyentuh bahuku lembut. Kulitnya terasa begitu dingin di kulitku walau percaya tidak percaya berbalut seragam lapis 3.

Tidak aku tak mau menoleh, lebih tepatnya lagi aku takut. Bagaimana jika ia adalah seeorang nymph? Atau dark elf? Lebih parahnya lagi bagaimana jika ia seorang vampir?!

TAP

Lagi-lagi suara itu. Suara apa itu? Terkesan seperi suara heels ibu. Tak lama kemudian kurasakan pula sebuah sentuhan pada bahu kananku.

Tak seperti sentuhan yang kurasakan sebelumnya yang mana terletak pada bahu kiriku, sentuhan ini terasa lebih hangat dan nyaman.

Dengan segala sisa tekad yang tersisa, aku akhirnya memberanikan diri untuk berbalik.

Jangan menghakimiku! Aku bukan seorang penakut tapi aku juga bukan seorang pemberani, kecuali dalam hal tertentu oke.

Lalu aku melihat mereka. Sepasang perempuan yang sangat mirip denganku dan tentunya dengan beberapa perbedaan dalam tampilan mereka.

Gadis dengan kulit yang sangat dingin memiliki sepasang tanduk, ia juga mengikat dua surai putih panjangnya.

Ia mengenakan sebuah tiara emas di antara tanduknya dan menyugingkan sebuah senyum. Membuatnya tampak seperti iblis yang nakal.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang