Chapter 22 : Lacuna

17 6 0
                                    

Trust me, shadow was made by light

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Trust me, shadow was made by light.
-RLC Chap 23

BOOM

Asap dan debu beterbangan di udara. Menari liar diiringi angin ganas dari ledakan tadi. Perlahan, asap dan debu mulai sirna. Digantikan pemandangan yang mengenaskan.

Ruang takhta itu tak lagi seindah dulu. Torehan yang menganga lebar memenuhi dinding berlapis marmer yang indah itu.

Adapun, permadani terindah di dunia itu kini tak lagi cantik. Permadani yang hanya-Hades-yang-tahu seberapa mahal harganya, seberapa banyak kepala yang dikorbankan untuk mendapatkannya itu kini tergolek di atas lantai berlapis karpet. Hancur dan berdebu.

"Jika boleh saya katakan, Lady Rosenquarz. Kerugian yang akan anda tanggung akan berbanding terbalik dengan apa yang anda dapat setelah membunuh saya. Itupun jika anda sanggup."

Hades, pria angkuh itu, mengumandangkan tawanya kepada seisi ruangan. Tawa merendahkan yang membuat Lyra semakin panas.

"Kalau begitu biarkan saya mendekorasi ruangan ini untuk anda Yang Mulia. Lozen: Maxima Destructo!", "Parloysius Alegris."

Konyol. Lyra, gadis itu kembali meledakkan ruang takhta Hades. Berharap ia bisa melenyapkan kastil nan megah itu. Setidaknya itu yang ia harapkan saat merapal mantra penghancur tingkat tinggi.

Sayang, usahanya dipatahkan dengan mudah oleh seorang pengganggu. Saat kepulan asap mulai menghilang dan debu berhenti menari, sang perapal mantra mulai menampakkan diri.

Lyra menyipitkan matanya. Netra merah itu menatap intens helaian rambut yang samar-samar menari pelan diiringi angin. Merah itu membulat. Spontan ia menurunkan penjagaannya.

"Liqueita."

Tubuh perempuan iblis itu terpental ke salah satu dinding. Membuat retakan yang tidak berkeprimanusiaan.

Darah perlahan mulai mengalir dari kepala mungil Lyra. Walaupun ia adalah seorang iblis, ia tetap akan terluka jika dilempar seperti itu. Apalagi hingga meretakkan dinding.

"Belum..."

Lyra kembali bangkit. Kali ini ia tidak memberikan sedikit pun waktu bagi Corry untuk menyerang. Corry cepat, tetapi Lyra lincah. Gadis itu menghindari setiap serangan dan perlahan mulai memasuki jarak serang Corry.

"Chromus!"

Sejurus kemudian sebuah meriam dari muncul dan menembaki Corry. Daya hancurnya tinggi, sayang tingkat keakuratannya sangat buruk.

"Reamucth."

Lantai bergejolak dan sebuah dinding batu setebal 20 cm mencuat dari tanah. Melindungi Corry. Kali ini Lyra terpukul mundur oleh ledakannya sendiri. Membuatnya berada dalam zona bahaya.

"Quizilch."

Corry kembali memukul Lyra mundur dengan sihir petirnya. Mengantar gadis iblis itu kesebrang ruangan dengan sangat cepat.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang