Chapter 11 : Insanity

51 9 0
                                    

You're beautiful so stop admiring yourself and help me.

-RLC (Chapter 11)
******

Edward's POV

"Fortaleza de agua!"

Cih, dasar serigala merepotkan!

Sungguh bodohnya aku. Aku bisa saja memanggil Darky, lagipula tidak ada peraturan dimana kita tak boleh memanggil familiar.

"Cthulhu..." Perempuan bersurai putih itu melakukan hal yang mengesalkan. Ia memanggil dewa lainnya.

Seekor gurita raksasa muncul dari balik pentagram biru dan segera menyerap air dari bentengku.

"Darky, kuserahkan para serigala itu padamu!"

Dengan cepat Darky muncul dan segera menghalau para serigala. Gurita itu menyerangku dengan air berpuluh-puluh kali. Sangat tidak beruntung sekali, ia tak dapat menyentuhku.

"Makaria! Flegethon!" Lagi-lagi perempuan terkutuk itu melakukannya. Tunggu bukankah itu dewi kematian?

Sebuah celah sepanjang sepuluh meter muncul dibawah kakiku.

Tanpa sapaan dan salam pembuka- maksudku basa-basi, segera kupusatkan udara di bawah telapak kakiku dan melompat setinggi-tinggi mungkin dari celah itu.

DHUAR

Semburan api keluar dari celah itu dan hampir mengenai kakiku. Kuulurkan telapak tanganku dan memfokuskan sihirku.

"Feuer peitsche!"

Kuayunkan cambuk indah membara itu ke arah semburan api itu. Dengan kesempatan yang ada aku segera menyingkir dari radius semburan dan kembali memfokuskan sihirku.

"Cthulhu." Jika saja aku bisa mendekatinya sebentar.

Gurita perkasa itu mengeluarkan sejumlah air dan memadamkan api Makaria.

"Amekhania, Poseidon, Anemoi, Nyx, Persefon."

Pentagram-pentagram segera muncul di belakang tubuh jangkung perempuan itu. Memunculkan sejumlah dewa dewi yang cukup kuat.

"Die."

Seluruh pion segera menyerang dengan bersamaan. Pengecut. Lihatlah aku, berdiri dengan gagah melawan para pion. Sendiri.

"Acceleration, speed, strength."

Baiklah, fokus. Satu kaki di belakang, satu kaki di depan. Atur pernapasan. Aku hanya memiliki satu kesempatan dan mantra itu hanya akan bertahan selama beberapa saat, aku harus cepat.

"POLAXUS!"

Zing

Aku berhasil! Sekarang aku hanya perlu membungkamnya.

"Seprodia." Segera aku melaju dengan kecepatan yang tak masuk akal ke arah Lexi. Aku akui, aku pengecut. Menggunakan dark magic milikku untuk menghentikan waktu, dan sebagai informasi, hal ini hanya bertahan selama 3 menit.

Kuulurkan tanganku kedepan dan segera merapalkan mantra pada Alexei, membuatnya merasakan sakit yang luar biasa saat waktu kembali berjalan sampai pada akhirnya ia akan pingsan.

Setidaknya itulah yang kuharapkan. Namun tidak. Perempuan itu patut diacungi jempol atas usahanya. Saat waktu kembali berjalan dapat kudengar raungan penuh derita yang dibuatnya, namun ia tak kunjung pingsan.

Segera seluruh pion miliknya menghilang. Menyikapi hal ini, perempuan itu segera memanggil Nyx, dewi malam, satu-satunya yang ditakuti oleh Zeus sendiri.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang