Chapter 6 : Discovery

83 9 2
                                    

I'm the victim, the hero,and the villain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'm the victim, the hero,
and the villain

******

Corry's POV

Ada apa denganku? Apa aku terkena demam tahunan? Tidak, tidak mungkin. Apa aku terkena kutukan? Tentu saja tidak. Lalu apa yang salah denganku?

Ragaku masih sehat namun jiwa dan mentalku... entahlah. Namun perasaan yang kurasakan ini sangatlah absurd. Seperti ada sesuatu yang nembuatku gelisah, namun aku tak mengetahuinya.

BRUK

Oh perasaan apa ini? Sakit? Kenapa rasanya dingin sekali? Permukaan ini keras, dingin, dan entahlah lembap dan menjijikan? Lumpur, ya teksturnya seperti lumpur.

"...i"
"...ei"
"Hei!"

Apa?

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali dan melihat sepasang sepatu boots hitam nan elegan berada di depanku.

Lalu beberapa saat kemudian baru kurasakan, perasaan diawasi yang begitu intens. Tidak sepertinya memang ada seseorang di depanku.

Dengan perlahan aku mendongakkan kepalaku dan bertemu pandang dengan arang miliknya.

Oh lihatlah mata itu. Begitu tajam dan dingin, namun disaat yang bersamaan tampak menawan. Dan jangan lupakan helai rambut hitamnya yang sehitam tikus mondok. Oh begitu mempesona.

"Sudah?"

Dengarlah suara bass nan berat itu. Mengalun dengan lemah gemulai. Menggoda setiap orang yang mendengarnya. Tunggu apa?

"A-Apa?" Baiklah sebut saja aku bodoh dan hiperbola namun pernahkan kalian melihat paras seindah ini?

"Sudah selesai melihat wajahku?"

Sontak wajahku menghangat dan darah berkumpul di kedua pipiku, membuatnya terlihat semerah tomat. Aku pun tersadar akan sekelilingku dan mengecek kondisiku sendiri.

Terduduk di tanah yang lembap, kaki tertekuk, dan tertangkap basah memandangi wajah seorang laki-laki untuk kedua kalinya. Bagus. Kurasa aku tak akan dapat membendung rasa malu ini.

"Oh astaga! Dimana aku? Oh!" Teringat akan keberadaan Edward aku segera berdiri dan membersihkan pakaianku.

"Kau tak apa?", "Oh ya aku baik-baik saja, sangat baik. Aku masih dalam keadaan prima." Sergahku.

Requiem la Candenza (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang