02

5.8K 215 0
                                    

"Gue tau, Lo pasti maukan ?" Daniel menangkap basah Velo yang ternyata sedari tadi memperhatikannya. Velo menelan salivanya. Ia dengan angkuhnya menggelengkan kepala, padahal diam-diam ia juga mendambakannya.

"Nggak." Jawab Velo setelah sekian lama termenung.

Daniel tersenyum miring. Ia kemudian menyuapkan makanan kedalam mulutnya dan memakannya dengan perlahan, berniat ingin menggoda Velo dan ternyata itu berhasil. "Mau ?" Tawar Daniel lagi..

Velo kembali menelan salivanya. Daniel menyodorkan sendok kedepan mulut Velo, sehingga bibir merahnya menyentuh daging itu. "kalau Lo maksa." Ucapnya lalu ia mulai membuka mulutnya.

"Lapar bukannya bilang, malah gengsi." Ucap Daniel yang masih saja menyuapi makanan kedalam mulut Velo seperti anak kecil. Velo hanya menyengir untuk memberikan respon.

"Nyet, gue masih mau." Ucap Velo sambil bergelayutan dilengan polos Daniel. Ya...Daniel memang tak mengenakan baju karena itu adalah kebiasaannya, lagian Velo tak mempermasalahkannya. Karena Daniel sama sekali tidak menarik.

"Sana masak sendiri." Ucap Daniel lalu beranjak meninggalkan Velo sendirian disofa ruang keluarga.

"Laknat Lo emang !" Teriak Velo dari arah sofa. Bukannya berterima kasih, ia malah menyebutkan berbagai sumpah serapah yang hanya membuat Daniel merasa senang. Belakangan ini hobinya adalah menganggu Velo. Ini sangat menyenangkan.

****

Velo menaikkan sebelah alisnya saat melihat Daniel sedang berkutat dengan tumpukan kertas-kertas diatas lantai kamarnya yang dialasi oleh kerpet berwarna merah darah.

"Wetsss..rajin amat, kesambet apa ?" Tanya Velo sambil mendudukkan dirinya diatas karpet dan mulai mengambil beberapa kertas.

Daniel menoleh sebentar sebelum akhirnya melanjutkan. "Gue emang rajin nggak kayak lo, dasar melon."

"Ehh ! Gue nggak punya masalah sama lo ya nyet." Protes Velo sambil memukul Daniel dengan kertas yang tadi diambilnya.

"Serah lo." Daniel lalu merebut minuman yang sejak tadi dibawa oleh Velo, namun bukannya protes Velo malah membiarkannya.

"Biar gue bantu deh." Ucap Velo menawarkan. Ia lalu mengambil pena di meja belajar Daniel. Inikan juga perusahaannya, jadi boleh-boleh saja ia turun tangan.

Seketika suasana kamar itu menjadi sangat hening, yang ada hanya suara musik yang telah diputar Daniel sejak tadi, suara tegukan minuman, dan juga suara kertas yang dibolak-balik.

"Minum aja." Ucap Daniel saat tangannya menyentuh tangan Velo yang ingin mengambil minuman.

Velo mengangguk, ia lalu menegak minuman itu sampai habis. "Lo nggak haus ?"

Daniel menggeleng. "Haus sih, tapikan masih bisa."

Velo mengerutkan keningnya. "Masih bisa ? Minuman udah habis kali nyet, beli di depan dong." Ucap Velo.

Daniel kembali menggeleng. "Nggak usah."

Velo menaikkan sebelah alisnya. "Gu—."

Ucapan Velo terhenti saat Daniel mengikis jarak diantara mereka. Daniel menciumnya, sejak beberapa bulan mereka menjalin hubungan. Ini juga kali pertama Velo berciuman sehingga ia sangat-sangat shock, tapi ia tak bisa menolaknya. Entah kenapa.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang