11

3.6K 136 3
                                    

Berhubung ini adalah hari Minggu, jadi mereka berdua hanya berdiam diri didalam kamar, tentunya di kamar Daniel. Kamar Velo terlalu berantakan untuk di jadikan markas bersantai.

Velo tak henti-hentinya mengelus dengan lembut bulu putih kucing bermata biru itu. Bahkan kebiasaan bermain gamenya seharian menjadi hilang hanya karena kehadiran seekor kucing. Setidaknya Daniel lega karena Velo tak berisik ketika kalah bermain game.

"Nyet, jalan yuk ?" Ajak Velo.

Daniel mengangkat tinggi-tinggi alisnya. "Untuk ?"

"Mau ngajakin Cati jalan." Ucap Velo.

Daniel terbahak. Cati ? Jadi itu nama pemberian Velo untuk kucingnya ?. "Udah Sona, jalan sendiri aja."

Velo mengerucutkan bibirnya kesal. "Nggak ! Maunya sama lo."

Daniel mengerutkan dahinya. "Gue males ah." Ia lalu menutup wajahnya dengan bantal.

Velo menatap tajam Daniel. Iapun beranjak dari tempat tidur dan langsung menarik tubuh Daniel, namun berat badan mereka tak seimbang sehingga gadis itu terjatuh tepat diatas tubuh Daniel karena pria itu balas menarik.

Daniel tersenyum sambil memeluk Velo yang berada di dekapannya saat ini, layaknya bantal guling namun berwujud manusia. Ia memejamkan matanya dan menghirup aroma shampoo yang dipakai gadis itu.

"Ehh...nyet, jangan modus Lo ya ?! Lepas." Velo berusaha memberontak agar terlepas dari pelukan manusia pengganggu yang satu ini.

"Biarin, emang Napa ? Kan pacar sendiri juga." Ucap Daniel yang masih mempertahankan tubuh Velo diatasnya.

"Sejak kapan gue jadi pacar lo ?"

Daniel membuka perlahan matanya dan menatap tepat dimanik mata hitam gadis di dekapannya saat ini. "Sejak malam itu, Lo lupa apa dengan taruhan kita ?"

Velo merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya membuat taruhan itu. Sekarang ia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa."Ya gue ingat, udah lepasin." Ucapnya yang dituruti oleh Daniel.

Baru saja Velo melangkah tiba-tiba lelaki itu kembali menarik pergelangan tangannya sehingga ia duduk dipangkuan Daniel sekarang. Daniel tersenyum manis, sangat manis. Ia kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Velo dan dengan cepat ia menciumi bibir Velo.

Velo tersenyum miring. Jadi, Lo main gini ? Ok, ok gue bakalan nurutin, batinnya berbicara.

Tak mau kalah, Velo membalas ciuman panas mereka melupakan kehadiran cati disini. Kucing yang tak tahu apapun hanya bisa menatap keduanya dengan tampang lucu dan polos. Napas keduanya terengah karena hidung mereka terlalu lama bersentuhan hingga tidak cukup menerima oksigen.

Setelah nafasnya sudah terkumpul kembali, dengan cepat Velo menciumi bibir Daniel secara buas. Sekarang, dialah yang mengambil alih permainan. Velo mendorong tubuh Daniel. "Udah ah, gue capek." Ucapnya lalu mengambil Cati dari atas tempat tidur dan membawanya kedalam kamar sebelah.

Daniel hanya tersenyum sambil memegangi bibirnya yang sangat hobi menciumi bibir Velo tanpa izin. Tapi ini sah-sah sajakan ? Tohh, mereka berdua sudah jadi suami istri. Tapi, sejak kapan Daniel mengakuinya sebagai istri ?

Tiba-tiba, Daniel teringat dengan pertemuan pertamanya dengan Velo. Gadis itu memang sudah galak dari dulu, jadi tak heran kalau Velo sangat galak saat ini karena sebenarnya Velo tak setuju dengan acara perjodohan ini sejak awal.

"Ngapain diam disitu ? Nggak ganti baju ?" Velo muncul dari balik pintu dengan menggunakan pakaian yang sudah rapi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang