13

3.3K 140 0
                                    

Velo yang dipanggilpun, segera menengadahkan wajah kehadapan Luke. Ia memperbaiki posisinya dan mengangkat alis tinggi-tinggi.

"Papa dengar—."

"Kamu bolos." Sambung Velo cepat. Ia sudah sangat tahu apa yang hendak dikatakan Luke. Ia sudah terlalu lama mendengarnya, sehingga iapun menghapal ucapan Luke dengan sendirinya.

"Kalau begitu—."

"Kenapa kamu bolos ?" Sambung Velo lagi.

"Vely, dengerin papamu ngomong dulu." Ucap Denaya, mama Velo.

Velo menghembuskan napasnya. Ia menatap lurus kearah Luke sekarang. Baiklah, ia akan jadi anak penurut kali ini.

"Kamu tau ?"

Velo menggeleng membuat Luke berdecak kesal. "Papa belum selesai ngomong Vely." Geram Luke.

Velo menyengir sebagai respon.

"Kamu itu udah SMA, udah gede bukan anak-anak lagi."

Velo mengangguk. "Emang Velo udah gede pa, siapa bilang masih kecil ?" Tanyanya.

Daniel, Denaya, dan juga Luke menggeleng kompak. Apa anak yang satu ini tidak bisa mendengarkan seseorang berbicara ? Atau setidaknya tidak usah terus menanggapi dengan sesuatu yang tidak bermanfaat.

"Kalau kamu potong ucapan papa, papa nggak akan kirimin uang bulanan !"

Ancaman kali ini sukses membuat mulut mercon Velo bungkam seketika. Velo mengakui kalau ia memang tidak bisa hidup tanpa uang, karena satu hal perlu kalian tahu, semua orang butuh uang walaupun uang bukanlah segalanya. Kalau tidak ada uang, apa yang akan dipakai Velo untuk makan ?

Setelah merasa tak ada bantahan yang keluar dari mulut Velo, Luke memulai pembicaraannya. "Kamu itu anak cewek." Ucap papa, setelahnya Velo tak mendengar apapun karena sibuk dengan pikirannya sendiri. "mengertikan ?" Ucapan Luke selanjutnya membuat Velo tersentak dan menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu, semua aset kamu papa sita. Dan kamu, untuk sementara tinggal disini dan juga kamu harus jalanin hukuman yang akan papa berikan." Ucap Luke mutlat. Inilah yang paling Velo hindari dari semua ucapan papanya itu, dan akhirnya ucapan keramat itupun terlontar dari mulut Luke.

Velo memberikan tatapan memelasnya kepada Luke, namun Luke menolak dengan balik menatap tajam. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah Denaya, Denaya Hannya tersenyum. Daniel ? Jangan ditanya lagi, sedari tadi ia sudah mengulum senyum.

"Papa ! Velykan cuma bolos 5 hari ! 5 hari pa !" Tukas Velo. Vely adalah nama panggilan yang diberikan oleh keluarganya, namun ia tak menyukai panggilan itu, karena adalah namanya Velontia, tak ada huruf Y terselip disana.

Luke menggeleng tegas. "Tidak, kamu akan tetap menjalankan hukuman. Berani berbuat, berani bertanggung jawab bukan ?"

Velo menghembuskan napas pasrah dan membanting punggungnya kedada bidang Daniel. "Aww." Ringis Daniel karena Velo terlalu keras menubruk dirinya, bahkan dadanya sedikit sesak.

Velo hanya menyengir. "Maaf, nggak sengaja." Ucap Velo yang dihadiahi oleh tatapan maut dari Daniel.

"Kalian makan dulu gih." Ucap Denaya menengahi karena tahu sepertinya akan ada perdebatan  diantara keduanya.

Luke memijat pelipisnya.

Denaya tersenyum manis. "Ternyata sifat papanya nurun ke anak." Ucap Denaya sembari menyenggol lengan Luke.

Luke hanya bisa mendengus. Ia menyesal karena pernah nakal semasa sekolahnya, bolos, merokok, tawuran, dll sudah ia lakukan. Ternyata karma itu ada.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang