"Lo harus pakai ini." Ucap Cristian sambil memakaikan id card bertali biru keleher Velo, juga mengikat pita berwarna senada dengan tali id card, dilengan atas sebelah kanan Velo.
Velo menaikkan sebelah alisnya. Ia benar-benar tidak mengerti. Untuk apa ini semua, jadi ia memutuskan untuk bertanya daripada mati penasaran.
"Lo jadi bagian panitia sekarang."
Hanya itu yang dijawab Cristian sesaat setelah Velo menyelesaikan kalimatnya.
Velo beralih mengerutkan keningnya. "Panitia ?"
Cristian mengangguk.
"Jadi, gue nggak gabung gitu sama kelas gue ?"
Cristian kembali mengangguk. "Udah cepetan." Ucapnya lalu memasukkan semua ransel peserta kedalam bagasi bus. Mereka memang baru akan berangkat hari ini, tentunya ke puncak.
Velo yang tak mau repot hanya diam mengamati Cristian dan beberapa panitia lainnya. Ia menatap bosan kearah mereka semua. Tapi, kenapa dia jadi bagian dari panitia ? Velo sama sekali tidak ada hubungannya dengan OSIS, lalu ?
Setelah selesai. Mereka semua naik kedalam bus yang memang disediakan khusus untuk panitia. Dengan cepat, Daniel menyambar lengan Velo untuk menyuruhnya duduk disamping lelaki itu. Lelaki yang sudah hampir membuat Velo gila semalam.
"Kok gue jadi panitia juga sih ?" Geram Velo tertahan.
Daniel mendongakkan kepalanya kearah Velo karena saat ini posisi gadis itu sedang berdiri dan dirinya sendiri sudah duduk. "Karena lo pacar gue, ketua OSIS cogan. Jadi otomatis gue daftarin Lo."
Velo memutar bola mata dan memilih untuk duduk disamping kiri Daniel, dekat jendela. Sebenarnya, ia sedikit risih dengan suasana di bus ini. Sangat berisik, suara nyanyian dan , suara musik terdengar dimana-mana diiringi dengan suara teriakan heboh karena saat ini mereka sedang menyetel lagu bergenre EDM dan Rock. Rasanya, kepala Velo sudah siap untuk meledak sekarang. Velo tidak pernah menyangka kalau anggota OSIS sebrutal ini, padahal imej mereka terkenal kalem dan pendiam.
Daniel menolehkan kepalanya kearah Velo yang sudah tertidur lelap ditengah bisingnya suasana bus, padahal dari tadi Velo sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Bukan hanya Velo yang sedikit risih dengan kegaduhan kecil ini, Danielpun begitu.
Senyuman manis terukir diwajah tampannya, dengan segera Daniel menarik kepala Velo agar bersandar dipundaknya. Velo membuka perlahan matanya saat merasakan seseorang menarik kepalanya tadi. Namun, ia tak melakukan perlawanan karena ia tau siapa yang melakukannya. Sebenarnya ia tidak berniat tidur, hanya saja ia berniat memejamkan matanya sebentar.
Daniel menyandarkan kepalanya diatas kepala Velo. Ia suka aroma shampoo yang biasa gadis itu pakai dan juga ia sangat suka dengan posisinya saat ini.
****
Cewek berkaos gari-garis ungu itu tampak merenggangkan otot-ototnya yang kaku karena kelamaan duduk di mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Novela JuvenilSi princess trouble maker yang ulahnya sudah diluar batas, terpaksa harus dinikahkan dengan anak dari sahabat keluarganya secara diam-diam. Velo yang awalnya tak terima, terpaksa harus menerimanya. Namun, dibalik itu semua sang pria ternyata sudah...