Langkah keduanya langsung terhenti saat tiba-tiba Maura datang menghadang. Ia merentangkan kedua tangannya kearah mereka berdua, ahh...tidak, lebih tepatnya Daniel.
"Bebb..." Ucap Maura manja. Velo mencibir tak jelas disamping Daniel sehingga ia mendapat tatapan datar Maura. "Lo kok sama nih gorila ?"
Velo membulatkan matanya. Ia mendengus. Siapa yang gorila coba ?. "Hehh !" Bentak Velo. "Siapa yang Lo maksud gorila hah ?!"
Maura melepaskan pelukannya pada lengan Daniel. "Lo !" Ucapnya sambil menunjuk tepat diwajah Velo.
Velo tersenyum miring. Ia menatap Daniel. "Gue nggak mirip gorilakan sayang ?" Velo mengedipkan sebelah matanya.
Daniel yang mengerti kode dari Velo segera mengangguk. Ia merangkul pundak Velo dan membawanya mendekat dengan tubuhnya. "Iya."
"Ayo." Ucap Velo pada Daniel. Kemudian ia melihat Maura yang sedang menahan kekesalannya. Setelah berjalan menjauh dari parkiran, Velo menjulurkan lidahnya kearah Maura. "Dua kosong !" Teriaknya, bahkan mereka berdua tak sadar kalau sudah menjadi pusat perhatian.
"Belajar yang bener ! Jangan bolos." Ucap Daniel memperingatkan.
Gue nggak janji sih, batin Velo. "Sipp bos." Ucapnya lalu membentuk hormat dikeningnya.
"Good girl." Ucap Daniel lalu mengacak rambut panjang Velo. "Gue cabut."
Velo mengangguk sambil tersenyum manis. Ia terus saja menatap punggung Daniel yang semakin lama semakin menjauh, setelah dilihatnya Daniel sudah menghilang ia kemudian berlari arah lain.
Dengan cekatan Velo berlari menuju gedung olahraga. Gedung sekolah mereka berpisah dengan gedung olahraga, jadi disini tak ada CCTV. Lalu ia mulai menjalankan aksinya, yaitu memanjat tembok belakang. Setelah kakinya menapak dengan sempurna di tanah ia menepuk-nepuk roknya dan menyampirkan tas dipundak. Langkahnya terhenti saat bertemu dengan seekor anak kucing. Ia berjongkok dan menyematkan anak rambut dibelakang telinganya. "Hai." Sapanya pada kucing itu.Tak ada respon....
"Lo mau kemana ?" Tanyanya seaakan kucing itu benar-benar bisa merespon ucapannya.
"Meongg." Suara itu berasal dari mulut kucing berbulu cokelat yang saat ini sedang Velo peluk.
Velo mengelus kepala kucing itu. "Gue pergi dulu ya ? Gue mau kesana." Velo menunjuk kearah Cafe yang belum terlihat dari sini. Ia berdiri dan memperbaiki letak tasnya. "Gue pergi, bye."
Ia melambaikan tangan dan mulai berlari kearah tujuannya.
****
Suara lonceng di pintu terdengar saat gadis itu membuka pintu cafe. Seperti biasa, cafe ini sangat ramai terutama pada sore hari, tapi bukan berarti pagi juga pengunjungnya tidak ramai.
"Mau pesan apa ?" Tanya seorang pegawai cafe.
Velo melihat daftar menu. Ia membalikkan halaman demi halaman. "ice blend cookies & cream, dan red Velvet cake."
"Tunggu sebentar."
Velo mengangguk lalu mengalihkan pandangannya kesamping kanan. Dari sini, sekolahnya tak terlihat, jadi tak akan ada yang mengetahuinya kalau dia sedang bolos. Ia mulai membuka jas dan dasinya. Semenjak ia menawarkan persetujuan konyol itu, ia dengan terpaksa mengikuti semua perintah Daniel, mulai dari pakaian hingga aktifitas sehari-hari.
Velo mengalihkan pandangannya saat kursi didepannya digeser. Ia menoleh kearah pria yang sedang duduk manis dihadapannya dengan kening yang berkerut heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Fiksi RemajaSi princess trouble maker yang ulahnya sudah diluar batas, terpaksa harus dinikahkan dengan anak dari sahabat keluarganya secara diam-diam. Velo yang awalnya tak terima, terpaksa harus menerimanya. Namun, dibalik itu semua sang pria ternyata sudah...