Velo meletakkan gelas vodkanya dengan sedikit hentakan. Ia kesal, ia marah, ia benci dengan Daniel. Gadis berdress putih dengan potongan lengan pendek tampak mengusap air mata yang sedari tadi membanjiri wajah cantiknya.
Barista yang melihat Velo sesegukan hanya bisa menatapnya heran. "Ms. Are you okay ?" Tanyanya.
Dengan kesadaran yang masih terkumpul Velo menoleh kearah barista yang cukup tampan itu. Ia mengangguk sebagai tanda kalau ia tidak apa-apa. Ia terus saja meneguk minuman beralkohol itu. Ia tak peduli kalau sekarang tenggorokannya terasa panas karena kadar alkohol yang sangat tinggi.
Ingatannya kembali berputar pada kejadian beberapa waktu yang lalu. Saat Daniel dengan bodohnya membela seorang wanita dan dengan teganya mengatakan sesuatu yang membuat hati Velo serasa diremukkan oleh tangan yang tidak terlihat.
Flashback on
Velo mengedarkan pandangannya keseluruh ballroom hotel, namun matanya masih tak menangkap sosok yang ia cari, Daniel.
Dengan cemas, Velo melirik kearah jam tangan guess putih yang melingkar dilengan kirinya. Sudah hampir larut dan ia belum menemukan dimana Daniel. Jika saja Velo hapal seluk beluk kota London sudah dipastikan kalau Velo akan pulang sendiri.
Langkah kakinya terhenti disebuah taman. Kakinya tiba-tiba lemas hanya untuk menghampiri pria yang berjarak beberapa centi darinya, jantungnya berdetak dengan sangat kencang. Apa ini ? Disaat Velo dengan cemasnya mencari seseorang, ternyata orang yang dicari malah asyik berciuman ditaman.
Dengan perasaan yang berkecamuk dan emosi yang memuncak, Velo menghampiri keduanya. Dengan lancangnya, Velo melayangkan tamparan diwajah gadis berambut pirang. Velo yakin kalau gadis itu penduduk asli sini.
Baiklah, Velo akui kalau gadis itu memang cantik, lebih cantik dari dirinya yang terlihat biasa-biasa saja. Tapi, ia tak tega melihat Daniel dicium oleh wanita lain, hanya Velo yang boleh melakukannya.
"You'r bitch !" Umpatnya sambil menunjuk gadis pirang itu dengan jari telunjuknya.
Dengan sekali hentakan, Daniel berhasil memutar tubuh Velo sehingga berdahapan dengannya. "Lo apa-apaan sih ?!" Bentak Daniel.
Velo tersenyum sinis. Ia mengusap air matanya menggunakan punggung tangan. "Seharusnya gue yang tanya lo apa-apaan !"
"Lo—."
"Mau ngomong apa hah ?! Semua udah jelas !" Velo tertawa garing. "Jujur gue cemburu, gue kesal, gue marah, itu semua karena gue suka sama lo ! Gue cinta sama lo ! Tapi apa ?! Inikah balasan yang gue terima ?! Lo emang nggak pernah ngertiin gue ! Lo nggak pernah coba memahami gue !" Raung Velo. Suara isakan mulai terdengar.
Daniel mematung. Apa yang Velo katakan tadi ? Velo mencintainya ? Yang benar saja. Pasti ini hanyalah sebuah lelucon. Seseorang tolong sadarkan Daniel saat ini
Velo kembali menyeka air matanya. Ia berjinjit untuk mencium bibir Daniel dan berharap bekas ciuman yang diberikan gadis berambut pirang itu hilang tak membekas.
Bugg
Velo tersungkur ditanah karena Daniel mendorongnya dengan kasar. Velo terbelalak, ia menatap Daniel tak percaya.
"Go away from here !" lirih Daniel dengan suara lemah dan pandangan mata yang menggelap.
Velo berdiri dari tanah yang ditumbuhi oleh rumput hijau. Ia berjalan menghampiri Daniel dan memegang tangannya. "Kenapa ?" tanyanya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Teen FictionSi princess trouble maker yang ulahnya sudah diluar batas, terpaksa harus dinikahkan dengan anak dari sahabat keluarganya secara diam-diam. Velo yang awalnya tak terima, terpaksa harus menerimanya. Namun, dibalik itu semua sang pria ternyata sudah...