06

4.3K 162 0
                                    

"Tina !" Teriak Velo sambil melambaikan tangannya saat ia bertemu dengan Cristian.

Cristian mengerutkan keningnya. Tina ? Siapa yang ia maksud ? Padahalkan dia hanya berjalan seorang diri, dan juga Velo berjalan kearahnya.

"Lihat monyet nggak ?" Tanya Velo begitu ia sampai dihadapan Cristian. Cristian kembali mengerutkan keningnya. Siapa itu Tina ? Dan sejak kapan sekolahnya memperbolehkan membawa peliharaan ?

"Yang Lo maksud Tina itu siapa ?" Tanya Cristian pada akhirnya.

"Kan namalo Cristian, nahh...pas banget tuh dipanggil Tina." Ucap Velo sambil memberikan cengiran khasnya. Sedangkan Cristian hanya mendengus sebal. Ganteng gini dikata Tina ? Emang Cristian punya tampang macam banci-banci kalengan ?

"Nama gue Cristian ! Dipanggil Cris !" Protes Cristian tak terima. Yang benar saja.

Velo menganggukkan kepalanya acuh. "Ya...ya, whatever. Gue tanya sekali lagi, Lo lihat monyet nggak ?"

"Monyet lo lepas ?" Tanya Cristian bingung. Ia masih belum mengerti arah pembicaraan Velo yang ngawur ini.

Velo mengangguk. Ia sama sekali tak peka kalau ternyata saat ini Cristian sedang kebingung. "Iya, nggak tau tuh monyet gue pergi mana"

"Emang sejak kapan lo punya monyet ?" Tanya Cristian. Lagi, ia masih bingung.

Velo tampak berpikir sebentar. "Sekitar 2 bulan yang lalu ?" Velo kembali menatap Cristian. "Maybe ?"

Cristian menghela nafas. "Cantik-cantik pelihara monyet."

Velo mengerutkan keningnya. Sekarang ia yang tak mengerti arah pembicaraan teman Daniel ini. "Gue cari monyet Tin ! Bukan pelihara monyet."

"Lahh ? Lo kata lagi cari monyet lokan ?"

Velo mengangguk. "Terus ?"

"Ber—."

"Nahh ! Itu dia !" Velo menunjuk kearah belakang Cristian. "Gue pergi dulu. Bye Tina !" Ucap Velo lalu berlari menghampiri orang yang dicarinya. Ya, Velo sedang mencari orang bukannya monyet.

Cristian berdecak kesal sambil menggelengkan kepalanya. Ternyata Daniel ? Cristian kira monyet betulan. Dan...tunggu ? Apa maksud Velo yang mengatakan sudah memelihara monyet sejak 2 bulan terkahir ?

"Ini hp Lo ketukar sama gue." Ucap Velo sambil memberikan ponsel Daniel.

Daniel juga memberikan ponsel Velo yang kebetulan ingin ia kembalikan. "Lo sih, pakai ketuker segala." Ucap Daniel.

Velo memasukkan ponselnya kedalam saku rok. "Lonya aja yang salah ambil."

"Tapikan yang duluan turun dari mobil itu Lo." Ucap Daniel saat mengingat ponsel Velo juga disimpan di dashboard mobil.

"Kalau Lo nggak taruh disitu mana gue ambil." Ucap Velo.

Daniel memasukkan ponselnya kedalam saku celana. "Tapi, gue duluan yang simpan di atas dashboard."

Velo sudah tak bisa membantah lagi. Yang dikatakan Daniel memang benar. "Y-ya...tetap ajakan."

Baru saja Daniel ingin menyela, seseorang datang dan memeluk lengannya dengan posesive. Gadis itu menatap tajam kearah adik kelasnya itu. Sedangkan yang ditatap juga melemparkan tatapan tajamnya, setajam elang.

"Sayang, dia siapa ?" Tanya Maura. Gadis pengganggu, dan itu memang fakta.

"Sa—" Velo membulatkan matanya. "What ?! Sayang ?!" Pekik Velo heboh. Ia lalu menatap Daniel meminta penjelasan.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang