25

3.4K 145 2
                                    

Semuanya telah berubah. Velo yang dulu sudah tidak ada. Sudah lenyap karena kesalahan seseorang. Dan orang itu adalah Daniel. Ya, Daniel yang membuatnya seperti ini. Pria itu telah menorehkan luka yang seharusnya tidak ada. Kini gadis itu hanya diam menatap lurus kedepan. Melihat teman-temannya yang sibuk bermain skateboard. Dafa—Sosok yang belakangan ini selalu bersamanya—menolehkan kepala, ia heran dengan sikap Velo yang kebanyakan melamun.

"Lo kenapa sih ?" Tanya Dafa heran. Ia tahu betul kalau Velo bukan tipe orang yang pendiam. "Sakit ? Hmm ?" Tanyanya lagi.

Velo menggeleng pelan. Ia mendesah panjang. "Antar gue pulang." Ucapnya.

"Ayo." Ucap Dafa sembari menepuk-nepuk celana jeans hitamnya yang tertempel ditempeli debu karena duduk diatas tanah berlapiskan batu peping. Velo mengikuti langkah Dafa menuju mobil yang terparkir tidak jauh dari tempatnya tadi

Dafa bisa mengerti sedikit bagaimana kondisi Velo saat ini, tapi sepertinya Velo salah orang untuk mencurahkan isi hatinya, itu karena Defa sama sekali tidak tahu menahu soal asmara. Ia memilih untuk bungkam sepanjang perjalanan, memberikan ketenangan untuk Velo.

Seperti biasa, gadis itu langsung turun begitu saja tanpa mengucapkan terima kasih kepada orang yang mengantarnya dengan selamat sampai didepan gedung tinggi tempatnya tinggal.

Ia menempelkan kartu apartemennya dan pintu berbunyi menandakan kalau pintu itu telah terbuka. Ia langsung menurunkan kenop pintu dan mendorongnya perlahn. Ia bisa mendengar suara televisi yang berasal dari ruang tengah.

Velo memilih duduk di kitchen island dan memutar-mutar kursi yang ia duduki. Seperti anak kecil. Ia bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Apa ia harus menuruti ide gilanya? Yaitu melarikan diri, apa Velo bisa hidup sendiri ?

Setelah menimbang-nimbang beberapa saat, Velo beranjak menuju kamar untuk mengemasi barang-barangnya, ini adalah pilihan terbaik. Setidaknya menurut Velo. Tidak akan ada yang mencarinya bahkan pedulipun tidak ada.

Sebelum benar-benar mengemasi barangnya. Velo menyempatkan diri untuk singgah diruang tengah dan membaringkan tubuhnya diatas sofa. Niatnya, ia hanya ingin memejamkan mata saja. Tapi semua itu berubah saat kantuk menyerang dirinya dan membawanya kealam bawah sadar.

Rika dan Daniel saling pandang karena mendengar napas teratur yang berasal dari Velo. Gadis itu benar-benar tertidur sekarang. Keduanya kembali saling pandang dan memberikan tatapan yang sama-sama bingungnya.

****

Velo mengertukan kening saat melihat kondisi apartemen yang kosong. Baru kali ini apartemen kosong dan sunyi dari suara-suara.

kemana mereka berdua ?

Dengan lunglai, Velo berjalan menuju kamar dan mengemasi barang. Tekadnya sudah bulat. Ia akan pergi meninggalkan apartemen ini, membiarkan mereka hidup tenang tanpa dirinya. Tidak perlu melihat Velo lagi.

Semuanya selesai dalam hitungan menit dan Velo memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Dengan pakaian rapi, Velo kembali keluar dari dalam kamar mandi. Ia tersenyum getir hingga kedua sudut bibirnya terlihat bergetar.

Gue bakalan kangen sama lo. Batinnya berseru.

Ia tidak keberatan ketika mengucapkan hal tersebut. Karena ia tidak akan membohongi perasaannya lagi. Tak akan pernah.

Perhatiannya teralihkan kepada ponsel yang bergetar diatas tempat tidur. Ia mendekat dan mengambil benda pipih itu dan menekan tombol dial lalu menempelkannya pada ditelinga.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang