10

3.7K 135 0
                                    

Walaupun Velo sudah terbiasa mengikuti kompetisi-kompetisi renang, tapi tetap saja jantungnya berdetak dengan sangat kencang namun disisi lain ia juga merasa bahagia.

Kali ini, babak kualifikasi tingkat provinsi. Tak bisa dipungkiri kalau sekarang, orang yang hadir cukup banyak. Namun, hanya sekolahnyalah yang mendapat banyak sorotan dari semua orang. Kenapa ? Karena sekarang SMA Westernlah yang memegang piala turnamen yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali itu.

Dengan bangganya Velo berjalan mengenakan jaket persatuan mereka yang berwarna biru cerah. Dibelakangnya terdapat nama pemilik jaket, sehingga penonton dapat mengetahui  nama dan juga terdapat lambang sekolah di dada sebelah kanan.

"Go go ! SMA Western !" Teriak suporter dari SMA Western, padahal mereka belum apa-apa. Bahkan mereka semua baru saja memasuki area lomba.

"Ganbatte !" Pekikan terdengar lagi.

Velo menarik nafas sedalam-dalamnya, lalu menghembuskannya perlahan. Ia membuka perlahan matanya yang terpejam. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.

"Pertandingan babak kualifikasi akan dimulai sebentar lagi." Ucap Levy memperingatkan.

Terdengar helaan nafas dari semuanya. Velo segera masuk kedalam ruang ganti dan mengganti seragamnya dengan pakaian renang andalannya. Ia berjalan keluar dan menoleh kearah penonton. Ia tak melihat Daniel disana. Tapi biarlah, memangnya sejak kapan Velo jadi peduli kalau lelaki itu mau datang atau tidak ?

Saat nama sekolah mereka disebut, tiba-tiba ia menjadi semangat. Walaupun bukan giliran tim putri, setidaknya tim putralah yang bertanding sekarang. Ini seperti pertandingan hidup dan mati.

Suara sorak-sorai dari penonton terus terdengar. Membuat Velo menggerutu kesal, satu hal yang tak ia sukai dark penonton wanita, yaitu saat terdengar pekikan kegirangan karena melihat cowok ganteng.

"Nggak bisa diem apa ?" Kesal Velo.

Nanda memegang pundak Velo. "Udah, jangan diladeni."

Velo mengangguk malas, ia kembali mengalihkan pandangannya kedepan. Setelah tim putra selesai, semua tim putri berjalan kearah kolam yang sudah ditentukan, kali ini giliran mereka dan mereka harus lolos seperti tim putra yang lolos dengan mudahnya.

Velo menarik karet kacamata renangnya. Ia menghembuskan nafas dan memberikan seluruh perhatiannya pada kolam renang, kini matanya sudah sangat terfokus dengan air kolam, bahkan ia sudah menulikan telinganya dari semua suara bising, yang ia dengar sekarang hanyalah suara deru air yang tak tenang karena perenang itu sendiri.

Begitu Nanda menyentuh balok star dan saat itu juga Velo melompat turun kedalam air. Dengan lincah ia berenang menuju ujung kolam yang panjangnya sekitar 50 meter. Ia bagaikan ikan saat ini, berenang sangat lincah seolah ia sudah tinggal lama didalam air. Yang hanya di dengarnya saat ini adalah suara air yang sangat ribut tapi samar-samar ia mendengar suara riuh orang diluar.

Skor waktu langsung terpampang diatas layar saat Velo sudah menyentuh balok star. Ia menaikkan kacamata renangnya dan segera mendongakkan kepalanya.

3.20 menit

Not bad. Setidaknya mereka berada diurutan pertama sekarang, yang berarti mereka sudah lolos untuk ke babak selanjutnya, walaupun masih babak kualifikasi. Dan sekarang, tinggal melihat tim bayangan mereka berenang.

"Velo !" Pekik seseorang dari arah bangku penonton.

Velo menolehkan kepalanya dan melihat Cristian berada disana bersama dengan Daniel. Velo melambaikan tangan yang juga dibalas dengan lambaian tangan.

"Tina ?! Jadi Lo datang ?" Karena Velo berteriak, maka semua orang menoleh kearah Velo.

Cristian menggerutu kesal. Ia menatap sangar Velo karena telah mempermalukan Cristian. "Balik sini dong." Ia mulai mengambil kamera yang tergeletak didampingnya. "Senyum !"

Sesuai dengan perintah Cristian, Velo tersenyum lebar dan dengan cepat Cristian memotret Velo dari jaraknya sekarang. Ia melihat hasilnya, kemudian dengan jahilnya ia menyenggol Daniel.

"Cantik." Ucap Cristian dengan gerlingan jahilnya.

"Biasa aja tuh." Ucap Daniel acuh, tapi diam-diam ia ikut melirik kearah jempretan Cristian. Dan harus diakui kalau Velo memang terlihat sangat cantik.

"Cantik." Cristian mengulang ucapannya yang tadi. Ia lalu melirik Velo yang ternyata sudah bergabung bersama timnya.

"Nggak."

"Nggak usah bohong deh. Gue tau kalau dari tadi lo diam-diam motret dia." Cristian lalu menekan tombol camera yang menampilkan seluruh potret diri Velo.

"Gue cuma motret buat ngasih kedia. Jarang-jarang loh turnamen tingkat nasional diadakan."

Cristian tertawa, ternyata Daniel tipe yang sulit mengaku tentang perasaannya. "Serah lo."

****

Mereka semua sudah diperbolehkan pulang kerumah masing-masing, tak perlu menginap dihotel ataupun villa. Untung pertama kalinya, Velo mensyukuri tinggal di daerah ibu kota, karena setiap pertandingan akan diadakan di Jakarta sehingga mereka semua tidak perlu repot mengeluarkan ongkos yang banyak untuk menginap, ataupun hal lainnya.

Untuk merayakan kesuksesan mereka, semua anggota klub renang berencana untuk berkaraoke. Entah ini ide siapa, yang jelas semua orang menyetujuinya dan dengan sangat terpaksa Velo ikut. Tapi tenang saja, mereka tidak akan berani macam-macam, karena pelatih juga ikut dalam acara mereka.


Velo meminum soft drinknya sambil sesekali melirik kearah semua teman-teman klubnya yang menyanyi tak karuan. Dulu, jika timnya lolos ke semifinal ataupun final, mereka tak melakukan apapun palingan cuma latihan terus menerus. Atau paling tidak, mereka akan menghabiskan waktu di kantin seharian penuh tanpa masuk ke kelas.


Velo mengeluarkan benda pipih berwarna hitam dari saku jaket persatuannya. Ia melihat id caller yang terpampang disana, Daniel. Ia segera berjalan keluar dari ruangan yang sangat bising dan juga menyakitkan mata karena layar televisi yang terlalu terang menurutnya.


"Apa ?" Tanya Velo langsung.

"Lo dimana ? Nggak pulang ?" Tanya Daniel.

"Sejak kapan lo jadi care sama gue ?"

"Bacot lu tong. Udah, dimana ?"

"Ditempat karaoke. Kenapa ? Mau nyusul ?"

"Nggak, cuma mau kasih tau kalau kucing Lo lagi kesepian sekarang."

Mendengar kata kucing membuat mata Velo seketika menjadi berbinar. Akhirnya, setelah penantian panjang kucingnya datang juga. Ia tersenyum senang dan hampir saja melonjak kegirangan jika pegawai ditempat karaoke itu tidak menatapnya.

"Makanya cepat pulang, cepat kembali jangan pergi lagi." Sambung Daniel.

Velo memutar bola matanya. "Itumah lagunya Raisa nyet !"

Terdengar suara kekehan dari seberang. "Ternyata lo pinter."

"Ya iyalah, gue nggak bego-bego amat ya !" Ucap Velo. "Jemput gue ya ? Semuanya pada sibuk, jadi pada lupa pulang."

Diseberang sana, Daniel mengangguk. "Ok, share lokasi Lo sekarang."

Velo mengangguk. Dan segera memutuskan panggilan, ia membuka salah satu aplikasi chatting dan mulai mengirimkan lokasi beradanya sekarang ke kontak Daniel.

To be continue....

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang