14

3.2K 132 0
                                    

Velo mengerjapkan matanya saat ia mendengar suara Daniel yang membangunkannya. "Apaan sih ?" Gumamnya.

"Lo dipanggil sama om Luke. Buruan."

Mendengar nama papanya disebut membuat mata Velo langsung terbuka lebar secara otomatis. "Shit !" Umpatnya lalu berlari mengambil handuknya dan masuk kedalam kamar mandi.

Daniel mengernyitkan dahi. Masih jam setengah 5, kenapa Velo begitu terburu-buru ?. Mengedikkan bahu, Daniel memilih untuk tidur lagi. Untung saja ia tidak sampai masuk angin karena meladeni ketiga saudara gila itu yang menantangnya untuk berenang hampir semalaman.

Dengan cepat Velo memakai pakaiannya saat selesai mandi. Untungnya, asisten pribadi papanta mau pulang ke penthouse untuk mengambil semua seragam sekolahnya.

"Daniel ! Buruan berangkat !" Pekik Velo yang masih melihat Daniel tiduran.

Daniel menoleh kearah Velo. Ia melirik jam digital diatas nakas. "Lihat tuh ! Jam berapa."

Velo mengikuti arah pandang Daniel. Pukul 5 pagi. "Ya sudah, jangan lupa mandi. Gue berangkat." Ucapnya lalu berangkat, tak lupa ia membawa tas sekolah dan juga sepatu di tangan kiri.

"Emangnya dia mau buka sekolah apa ?" Gumam Daniel tak jelas.

Velo berlari menuruni tangga rumah sambil memegang sepatu Kets putih ditangan kirinya dan jas sekolah ditangan kanan. Ia bisa melihat Luke berdiri didepan kulkas. Sepertinya sudah minum. "Kenapa pa ?" Tanya Velo langsung.

Luke menoleh kearah Velo. "Kenapa pakai baju sekolah ?"

Velo menaikkan sebelah alisnya. "Jadi Velo nggak sekolah nih ?"

"Siapa bilang ?" Tanya Luke heran.

"Papa." Jawab Velo sambil membuka pintu kulkas dan meneguk soda kaleng.

Luke merampas soda kaleng itu dari tangan Velo. "Masih pagi, nggak baik minum ginian."

Velo hanya menyengir.

"Kamu sekarang ganti baju. Dan lari keliling kompleks 5 kali."

Bahu tegang Velo melorot ketika mendengar penuturan Luke barusan. Yang benar saja, 5 putaran ? Hal itu memang tidak mustahil untuk Velo lakukan, tapi yang benar saja mengelilingi komplek perumahan sebanyak dan selama itu pasti membuatnya kesiangan.

"Pa." Ucap Velo memelas. "3 kali aja ya ? Ya ?" Tanyanya sambil menggoyangkan lengan Luke dengan manja.

Luke menggeleng tegas. Anak seperti Velo tidak bisa dibiarkan seperti ini saja, harus lebih tegas lagi. "Sekarang atau papa tambah ?"

Velo berdegik ngeri. Ia dengan lincah naik kembali keatas kamarnya untuk mengganti pakaian. Dalam hati, Velo tak henti-hentinya menggerutu, Sebenarnya papa itu beneran CEO atau tentara ? Kejamnya sangat menyiksa Velo.

Setelah mengganti seragam sekolahnya menjadi sweeter dan juga celana trening, Velo kembali menemui papa. "Kamu berangkat sekarang." Ucap Luke yang dibalas oleh anggukan pasrah oleh Velo.

Velo berlari dengan lambat mengitari komplek perumahannya yang kelewat besar ini. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh rumah-rumah yang ia lewati. Sebenarnya ia sedang berjaga-jaga, siapa tau ada anjing yang lepas atau mengira Velo adalah pencuri, terlebih lagi rata-rata penghuni komplek ini punya peliharaan anjing yang besarnya bermacam-macam, dan tentu saja sama-sama galak.

Velo membungkukkan badan sambil memegang kedua lututnya sesaat setelah berlari beberapa putaran. Ia mengambil nafas sedalam-dalamnya. "Satu putaran lagi." Gumamnya dan mempercepat laju larinya.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang