05

4.5K 176 1
                                    

Ceklek...

Mata Velo yang awalnya terpejam, terbuka untuk melihat siapa yang membuka pintu kamarnya.

"Ngapain Lo disini ? Belum puas lihat gue menderita ?" Tanya Velo dengan nada sarkastik.

Daniel tidak mengatakan apapun. Ia malah mengompres kaki Velo dengan es batu, kemudian ia mengurutnya dengan perlahan membuat Velo meringis.

Tak ada yang membuka suara diantara mereka. Velo terlalu malas untuk bebicara, bahkan untuk membuka matanya kembali pun rasanya sangat sulit untuk dilakukan.

Daniel menatap Velo yang ternyata sudah tertidur. Bisa dipastikan kalau nanti, Velo akan terbangun karena ia belum makan sama sekali sejak siang tadi.

"Minggir, gue mau makan." Ucap Velo pada akhirnya. Daniel segera pergi meninggalkan kamar Velo dan berjalan menuju dapur. "Nyet, masak dong." Ucap Velo lagi saat ia sudah duduk dengan cantik di kitchen island.

"Masak aja sendiri." Ucap Daniel cuek.

Velo segera menghalangi jalan Daniel saat pria itu ingin beranjak pergi. Ia merentangkan kedua tangannya dan mendongak untuk menatap Daniel yang lebih tinggi darinya. "Masakin ya ?" Ucapnya dengan manja.

Daniel menaikkan sebelah alisnya. "Malas."

Velo menghembuskan nafasnya. Ia lalu memeluk Daniel dan mendongakkan kepalanya. Sekarang, ia seperti anak kecil yang meminta permen pada papanya. "Ya ? Ya ?"

Daniel menggeleng. "Tidak."

Velo mempererat pelukannya. Ia menyandarkan kepalanya di dada bidang Daniel. "Gue lapar tau ! Bikinin makanan gitu !" Gerutu Velo.

"Lo masak aja sendiri." Ucap Daniel lagi.

Velo melepaskan pelukan mereka. Ia lalu beralih memegang pundak Daniel. "Lo masih marah ya ?"

Diam...

Tak ada respon yang keluar dari mulut Daniel, sehingga Velo hanya bisa mendesah frustasi. Melihat Daniel diam seribu bahasa membuatnya tak nyaman. Sekarang tak ada lagi orang yang akan ia ganggu.

"Yaudah, gue minta maaf deh." Ucapnya menyerah, kemudian ia pergi dari dapur. Ia mengurungkan niatnya untuk makan dan berjalan menuju kamar. Ia mengetikkan sesuatu di handphonenya, setelah itu ia kembali membuang handphonenya asal diatas tempat tidur.

Daniel tersenyum puas saat mendengar ucapan maaf yang terlontar dari bibir gadis itu. Ternyata gadis trouble maker itu bisa mengucapkan kata maaf juga.

Velo menggulingkan tubuhnya kesana kemari. Ia mengantuk, tapi ia tak bisa tidur dalam keadaan perut yang masih kosong. Untung saja dia tak punya penyakit maag, jika iya sudah dipastikan kalau Velo akan pingsan dan orang yang silahkan pastilah Daniel. Saking asyiknya menggulingkan tubuh, Velo tak sadar kalau ternyata Daniel masuk kedalam kamarnya dengan membawa nampan berisi makanan dan juga air mineral.

Daniel menyimpannya diatas tempat tidur. Ia lalu mendorong tubuh Velo yang sudah berada ditepi tempat tidur sehingga gadis itu terhuyung dan jatuh kebawah. Velo menggerutu kesal. Namun, kekesalannya mereda tatkala matanya tak sengaja menangkap nampan berisi makanan diatas tempat tidur.

"Lo yang bawa ?" Tanya Velo saat ia sudah duduk bersila diatas tempat tidur.

"Emang Lo pikir makanan ini muncul sendiri gitu ?" Tanya Daniel.

Velo memutar bola mata sebagai respon.

Daniel mengamati Velo yang sedang makan dengan lahap. Apa tak ada yang bisa dilakukan oleh gadis itu selain membuat kerusuhan ? Lihat saja keadaan kamarnya, benar-benar berantakan.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang