Cinta atau Drama? [COMPLETED]

Part 7

"Jangan terlalu mencintai seseorang, lo tau 'kan sesuatu yang berlebihan itu gak baik?"

-Alden Miqueel-

"Ini wajib 'Nar?" Tanya Ifey tanpa menoleh, matanya terfokus pada kertas formulir khusus eskul yang ada ditangannya.

"Iya, semua murid disini wajib mengikuti minimal 1 eskul. Dan kebanyakan sih siswi SMAN Ravalen ini milih Cheers, walaupun mereka bukan tim inti. Gimana kalau lo ikut cheers aja? Lo kan dulu juga leader eskul cheersleader kan waktu SMP?" Hening. Ifey sedang berfikir eskul apa yang kira-kira akan ia ikuti.

Sinar mengigit bibir bawahnya gelisah, sebenarnya ia khawatir kalau Ifey akan memilih eskul Cheers karena ia tau kemampuan Ifey dalam eskul itu tidak diragukan lagi. Dan ia yakin, jika Ifey memilih cheers. Ia akan lengser dari calon kandidat leader team cheers, karena pasti Ifey yang akan terpilih. Jujur, Sinar tak rela. Dan dengan bodohnya ia malah menawarkan eskul itu pada Ifey.

Sinar menghela nafas, ia pasrah.

Mata Ifey menyipit saat melihat empat cogan tengah berjalan melewati lapangan basket dari kejauhan, Dan setelahnya Ifey tersenyum licik.

Ia punya ide bagus.

"Eum.. Nar?"

Sinar menoleh, "i-iya?"

"Lo kenal Shandy?" Sinar mengerutkan dahinya, ia kira Ifey akan mengatakan dia akan mengikuti eskul cheers. Tapi ia malah mengeluarkan kalimat yang tidak pernah sinar duga sebelumnya.

"Iya emang kenapa?"

"Lo tau Shandy itu ikut eskul apa?" tanya Ifey yang membuat Sinar makin bingung.

"Setau gue sih Shandy, Deka, Azzam sama Alden ikut eskul drama" Dan setelahnya Ifey tersenyum, senyum yang sulit Sinar mengerti apa maksudnya.

"Gue gak minat cheers lagi, gue rasa drama lebih seru!"

Dan setelahnya, Ifey pergi dengan senyum anehnya membuat Sinar makin tak mengerti. Namun membuat Sinar lega karena Ifey tak memilih eskul cheers.

"Kenapa Ifey malah milih eskul drama ya?"

Sedangkan di lapangan basket,

4 sekawan itu sedang melewati lapangan basket dengan tenang, tak memperdulikan teriakan para siswi yang melihat idolanya itu.

"Masih banyak ikan di laut Zam!" Tutur Alden yang sedari tadi mulutnya tak bisa diam mengeluarkan kata-kata bijak untuk Azzam. Namun tetap saja mata itu tidak mempan untuk Azzam.