"Sorry, senyum lo udah nggak bikin gue melting lagi - Azzam"

33 2 1
                                    

Prince Charming (4)

22.00

Shandy : gue butuh bantuan kalian.

Azzam    : bantuan apaan?

Alden      : masalah nilai lo yang dimanipulasi?

Shandy  : yup.

Deka        : so, apa rencana lo?

Shandy   : gue nggak bisa kasih tau disini. Gue tunggu jam setengah tujuh di taman sekolah.

***

06.30

        Deka dan Alden yang mendengar bantuan gila dari Shandy sontak saja tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Dua cowok yang sedang minum soda tersebut begitu terkejut hingga serempak tersedak. Keduanya menatap Shandy yang tampak biasa saja dengan respon mereka, seolah-olah permintaannya begitu wajar. 

        "Lo gila, Shan!" seru Deka. 

        "Nggak. Gue nggak akan pernah mau, jangan libatin gue dengan ide konyol lo itu," ujar Alden dengan sangat tegas menolak. 

        "Ayolah, please. Kalau bukan kalian, terus siapa lagi yang mau bantuin gue?" Shandy memberikan tatapan memelas pada keduanya, memasang wajah seimut mungkin agar keduanya luluh. 

        "Kita bisa bantu lo, tapi nggak pake cara ini." 

         Shandy mengacak-acak rambutnya frustasi. "Terus pake cara apa, Al?"

         "Kenapa nggak langsung kota cari datanya diam-diam di kantor?" untuk saat ini hanya itulah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

         "Terus lo pikir itu bukan tindak kriminal? Itu pencurian! Nggak ada bedanya sama nge-hack data sekolah," jelas Shandy dengan berbisik.

         Deka mengusap wajahnya. Meng-hack data sekolah bukan cara yang tepat untuk mencari tau apakah nilai Shandy dimanipulasi atau tidak, tetapi mencari langsung data tersebut di kantor juga bukanlah hal yang tepat. Cowok itu tak khawatir akan gagal dalam meng-hack karena sebelumnya ia belajar banyak tentang program lainnya dari ayahnya yang merupakan programmer. Yang ia khawatirkan ialah resikonya, tidak ada yang menjamin jika mereka tidak akan ketahuan melakukan hal tersebut.

         "Oke, nanti malam kita lakuin," putus Deka.

         "Hah?!"

         "Maksud lo, lo bakal nge-hack nanti malam, Ka? Lo gila!" semprot Alden. Kedua temannya tersebut memang sinting.

         "Gue punya rencana biar kita nggak ketahuan dan kalian cuma perlu ngikutin."

         Alden menaikan alisnya."Apa rencana lo?" Deka hanya tersenyum misterius.

         "Gue perlu kunci tata usaha," jawabnya tidak berkaitan sama sekali dengan pertanyaan Alden sebelumnya.

         "Buat apa?" tanya Shandy.

         "Nanti malam kita harus ke ruang tata usaha, kita perlu sesuatu di komputer sekolah." Shandy menghela napas kasar, ternyata meng-hack data tidak semudah yang ia pikirkan.

         "Gimana caranya dapatin kunci tata usaha?" tanya Shandy frustasi. Tak jauh berbeda, Deka tampak berpikir keras.

          Sementara itu, Alden tampak menimbang presentase resiko yang akan mereka lakukan nanti. "Ka, lo yakin sama rencana lo ini? Kalau ketahuan gimana? Kita bisa di drop out!"

Cinta atau Drama? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang