15. Audi Sakit?

55 9 15
                                    

R A I N B O W

Nyindir itu kebahagiaan tersendiri (:

***

"Ish! Gue masih gak terima pokoknya!" seru Bella seraya menatap kesal ke arah Theo.

"Masyaallah." Theo nyebut saking herannya pada Bella. Sudah jelas-jelas gadis itu kalah tapi masih saja tidak terima.

Bella mendengus sebal dan kembali cemberut.

"Bella yang cantik, yang imut, yang baik, lagi pintar. Oke meskipun itu berita hoax ya, tapi... tetep gue yang menang." Dengan peralahan Theo mencubit kedua pipi Bella.

Bella mendelik dan menepis kasar kedua tangan Theo. "LEPASIN!"

"Iya iya. Dasar anak gadis galak. Kalo. Masih gadis itu jangan galak-galak, ntar gak ada yang naksir mampus lo." komentar Theo sambil menggelengkan kepalanya.

"Gue gak galak aja tetep gak ada yang naksir." desis Bella.

Oh salah. Seharusnya Bella mengatakan bahwa yang dia taksir saja tidak menaksirnya balik. Benar bukan? Haruskah ia menunggu Theo peka sampai kadal berbulu? Atau bekicot bisa lari? Atau juga melihat gajah kurus?

Andai kata kun fayakun bisa mau membuat Theo peka, sudah sejak lama pasti Bella mengatakannya.

Peka ternyata memang sulit.

"Ah masa sih?"

"Gak! Gue boong!" Bella melirik sinis ke arah Theo.

"Yaudah. Kalo gue yang suk-"

"Ish pake ada telpon segala." ucapan Theo terpotong hanya karna sebuah panggilan masuk. Sialan memang. Padahal Bella sudah terlanjur deg-degan. Nasib.

"Halo?"

"..."

"Iya tante, ini Theo."

Bella menaikkan alisnya sebagai pertanda bahwa ia bertanya siapa yang menelfon Theo, namun Theo menggelengkan kepalanya.

"…"

"Oh iya tante. Setengah jam lagi Theo kesana."

"…"

"Waalaikumsalam."

Theo memutuskan panggilan telepon itu.

"Siapa?" tanya Bella.

"Nyokapnya Audi." jawab Theo.

Bella mulai risih setelah mendengar nama gadis tadi. Rasanya ingin sekali menenggelamkannya ke dalam rawa-rawa. Atau jika perlu menendangnya sampai ke pluto.

"Oh." respon Bella singkat.

"Gue mau ke rumahnya. Lo mau ikut? Ntar habis dari sana gue traktir apapun yang lo mau deh," ajak Theo.

Bella menggaruk leher belakangnya tak gatal. "Yaudah deh. Terpaksa."

"Gak usah cemberut, my little bear," Theo menarik kedua sudut bibir Bella supaya tersenyum.

Blush. Pipinya pun merona. Kenapa harus dengan panggilan itu? Theo benar-benar menjengkelkan.

"Iya iya."

"Pake jaket gue nih." Theo menyodorkan jaketnya pada Bella.

Dengan senyum yang mengembang, Bella menerimanya.

"Lo gak apa-apa gak pake jaket? Gue bisa pake jaket gue sendiri kok."

"Gak papa, lo pake aja. Biar ntar kalo gue tiba-tiba kangen sama lo, bau lo nempel di jaket gue."

"Apaan sih. Alay. Udah ayo,"

Bella dan Theo pun bersama-sama berpamitan dulu sebelum pergi ke rumah Audi.

Walaupun terpaksa, tapi tak apalah. Yang penting hari ini Theo terus di sampingnya.

***

"Theo? Akhirnya lo kesini juga," Audi berucap seraya menyandarkan tubuhnya pada punggung ranjang setelah melihat Theo membuka pintu kamarnya.

"Bella?"

"Hai!" sapa Bella dan Theo bersamaan.

"Oh. Hai." balas Audi malas.

"Lo kenapa ikut kesini?" tanya Audi pada Bella yang tengah menggandeng Theo.

Theo menyambar duluan sebelum Bella menjawab. "Gue yang ajak."

"Iya, soalnya emang tadi gue sama Theo abis seneng-seneng bareng di rumah." sambung Bella berniat memanas-manasi Audi.

"Oh."

"Lo kenapa? Tadi nyokap lo telfon gue."

Audi menggeleng pelan. "Gapapa. Cuma telat makan, jadi maag gue kambuh."

"Makannya ati-ati. Kalo kaya gini kan malah akhirnya lo susah sendiri buat ngapa-ngapain. Lo juga malah bikin susah orang lain." komentar Bella pedas, namun Theo diam saja. Menurutnya yang dikatakan Bella memang tidak salah.

"Lo mau minum apa" tanya Audi tak menggubris komentar Bella tadi.

Theo menggeleng. "Gak usah. Kita juga mau balik. Gue juga tadi janji sama Bella mau nemenin dia seharian ini. Yaudah gue pamit ya. CepAet sembuh,"

Terabaikan. Ya Audi benar-benar merasa terabaikan. Dan akar masalah hari ini karna Bella. Sahabat Theo yang tak tahu diri itu.

"Yaudah. Makasih."

Hari ini ia kalah. Tidak dengan besok. Kalau Bella saja bisa merebut perhatian Theo, ia pun pasti lebih bisa.

Bella hanyalah ibarat kan semut yang akan langsung mati jika dipukul walaupun itu dengan pelan.

***

Sorry for late update)":

Masih baca RAINBOW kan? Hehe.

Vomment(:

RAINBOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang