R A I N B O W
Hai! Akhirnya ketemu lo disini ya.
***
Theo dan Audi tengah berjalan beriringan di koridor sambil tertawa lepas. Keduanya menikmati hari-hari dengan senda gurau. Jangan ditanya bagaimana senangnya perasaan Theo. Sementara Audi? Entah ia mulai jatuh cinta pada Theo atau hanya menganggap lelaki itu sebatas teman dekat saja.
Theo bercerita bahwa ia dulu pernah terjebur sawah di desanya padahal saat itu seluruh keluarganya sudah siap untuk pergi ke suatu tempat. "Itu lo seriusan? Lo kejebur sawah padahal lo sendiri sama keluarga lo udah siap semua mau pergi?!" Audi bertanya di sela-sela tawanya.
Yang ditanyapun mengangguk membenarkan. "Iya, seriusan gue! Sumpah itu apes banget, udah gitu baju yang gue pake waktu itu adalah baju yang emang gue lagi suka banget. Nasib orang ganteng gini amat,"
Tawa Audi semakin keras. Tak peduli pandangan siswa-siswi lain yang mengira ia gila atau semacamnya. Bodo amatlah.
"Theo, Theo, plis gue capek ini ketawa mulu."
Theo mengangkat kedua tangannya sambil terkekeh. "Oke oke, gue udahan."
Selanjutnya malah keduanya tertawa bersamaan. Bahkan tanpa sadar Audi sampai menggenggam tangan kiri Theo.
Selang beberapa detik kemudian, Citra dan Bella lewat di samping Theo dan Audi. Citra menatap jijik kearah keduanya sementara Bella menampilkan sebuah senyuman yang biasa ia pajang di paras cantiknya itu.
Bella menghentikan langkahnya kemudian diikuti oleh Citra yang juga menghentikan langkahnya. Tawa Theo dan Audi pun juga seketika terhenti begitu saja namun tangan Audi masih melinggar di pergelangan tangan Theo.
Bella melihatnya.
Jangan salahkan jika gadis itu mengambil kesimpulan bahwa Theo dan Audi sudah menjalin hubungan kekasih. Dan Theo sudah memutuskan hubungan persahabatan dengannya. Hanya karna hal sepele, mungkin.
Tatapan Audi berubah menjadi sinis saat melihat Bella berada di hadapannya. Tatapan mata Theo pun juga berubah, antara kaget dan malas.
"Hai! Akhirnya gue ketemu lo disini ya, Bel!" basa-basi Audi yang terdapat jelas nada benci di dalamnya.
"Oh udah sembuh. Baguslah," sambung Theo cuek.
Citra sendiri sudah geram ingin memutilasi Theo dan Audi. Tidakkah keduanya memiliki otak? atau memang otak mereka sudah kadaluarsa jadi sudah tidak bisa berfungsi lagi?
"Bel, ayo!" Citra menarik Bella untuk pergi dari sana, tapi Bella masih diam di tempat tak memerdulikan Citra.
"Hai juga! Gue juga akhirnya ketemu lo disini ya, hehe. Dan Theo, iya gue udah sembuh," ujar Bella tenang.
Ia terkesan dengan sapaan yang Theo serta Audi berikan. Bahkan sampai saat ini, ini adalah kali pertama gadis itu disapa seperti itu.
"Eemm, oke gue duluan. Dan buat kalian, longlast! Perasaan gue gak enak tentang hubungan kalian berdua, hehe. Yaudah, dah!"
Bella dan Citra pun mulai berjalan meninggalkan Theo dengan Audi. Theo heran kenapa Bella bisa jadi seperti ini? Mana Bella-nya yang lemah lembut jika berbicara dengan orang lain? Mana Bella-nya yang menjaga kata-katanya? Ia bisa mengakui sekarang bahwa ia SANGAT BENCI Bella.
Sementara itu Audi menatap remeh ke arah Bella. Ia tahu rahasia Bella yang bahkan Theo pun tak mengetahuinya. Baguslah jika Bella menganggap bahwa ia dan Theo tengah menjalin hubungan kekasih.
"Gak perlu dimasukin hati. Gue juga benci sekarang sama Bella. Udah ayo!"
Audi mengangguk.
Lo cuma tinggal nunggu aja kok, Bel. Gue udah siapin semuanya. Ini bakalan jadi surpise terbaik lo sepanjang hidup lo. Berdoa aja lo bisa bahagia setelah dapet hadiah itu. Batin Audi tersenyum licik.
***
Don't forget to vote and comment :))
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW
Teen FictionBagi Theo dan Bella pelangi memiliki arti tersendiri dalam hidup mereka. Menurut mereka pelangi itu cinta. "Pelangi dalam hidup gue itu ibarat cinta. Dimana gue mencintai seseorang, maka disana akan ada pelangi." Keduanya sudah lebih dari 10 tahun b...