R A I N B O W
Gak perlu khawatir. Dia jauh dari lo, dia fun fun aja kok. Lagian ada gue yang bisa nemenin dia. Gak perlu lo.
***
Audi tengah beradu pandanghh dengan Bella. Kini kedua gadis itu pergi ke salah satu cafe dekat sekolahnya untuk membicarakan suatu hal.
Theo.
Jika dipikirkan lagi, sebenarnya apa alasan yang bisa membuat Audi begitu membenci Bella? Padahal Bella sendiri tidak pernah mencari masalah duluan dengan gadis itu. Ya meskipun hanya saja hatinya tak bisa mengikhlaskan Theo begitu saja untuk Audi.
Jangan pikir Bella akan diam terus-menerus. Ada saatnya Bella akan menyuarakan apa yang dia rasakan. Bella merasa ragu dengan Audi. Entah kenapa, rasanya Theo akan tersakiti. Tapi entahlah, ia bukan Tuhan. Itu hanya perasaannya saja.
Audi mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh isi cafe seraya menyeruput segelas milk tea nya. Setelahnya, tatapannya kembali pada Bella.
"Gue tau ada yang lo sembunyiin dari Theo," ujar Audi langsung pada topiknya.
Bella menaikkan kedua alisnya. "Maksud lo?"
"Lo bego atau pura-pura gak tahu?"
"Tinggal jawab segitu susahnya emang? Kalo kaya gitu, lo sama aja senang hati buang-buang waktu buat ngobrol panjang lebar sama gue." Bella berujar sinis.
"Cih, ogah!" balas Audi.
"Yaudah buruan."
"Gue tahu kalo lo suka kan sama Theo?" ujar Audi disertai smirk-nya.
Bella sedikit terkejut. Bagaimana Audi tahu? Satu sekolah untuk Citra yang tahu tentang hal ini.
"Ngaco lo!" alibi Bella.
"Pake gak ngaku lagi. Keliatan dari gerak-gerik lo!" Audi mulai mendesak Bella untuk berkata yang sebenarnya.
Bella menyesap kopinya sejenak.
"Iya gue emang suka! Kenapa?!" Bella langsung saja jujur supaya Audi puas. Ia benci dipaksa.
Kedua tangan Audi bersilang di depan dadanya. Audi pun menyandarkan punggungnya. "Baguslah."
Rencana gue bakalan 100% berhasil, Bel. Batin Audi senang.
"Gue juga tahu satu hal," ungkap Bella tiba-tiba.
"Apa, huh? Palingan juga akal-akalan lo doang!" Audi berujar remeh ke arah Bella.
"Ya ya ya, terserah apa kata lo. Tapi yang jelas bukan sekarang gue bakal bilang. Nanti juga lo tau, cute princess?"
Audi menggebrak meja cafe kemudian beralih menjambak rambut Bella. "INGET SATU HAL. SAMPAI SAAT INI LO HANYA PELARIAN DI SAAT THEO GAK LAGI SAMA GUE. LO ITU SAMPAH!"
Bella menahan mati-matian rasa perih di kepalanya. Tangannya perlahan mencoba menurunkan tangan Audi di kepalanya. Tatapannya mencoba biasa saja atau bahkan malah menatap Audi dengan tatapan yang berarti semuanya tidak terasa apa-apa.
"Mungkin gue pelarian. Gue fine fine aja. Tapi lo? Berarti lo teramat sangat ngebosenin. Iya kan? Kalo lo gak ngebosenin, seharusnya Theo tiap waktu bakalan sama lo terus."
"Oh atau perlu gue ceritain satu hal?" lanjut Bella sinis.
"Kalo gue pelarian, gak seharusnya Theo payungin gue disaat gue basah kuyub habis hujan-hujanan. Gak seharusnya Theo berusaha nganterin gue pulang juga. Itu pantes dinamakan kalau gue pelarian?"
Kemarahan Audi semakin meningkat. Bella semakin kurang ajar. Beraninya gadis itu merendahkan dirinya?!
Tunggu saja tanggal mainnya. Akan ada pembalasan yang lebih parah dari ini.
"Pikirin itu baik-baik, cute princess." Bella menepuk dua kali bahu Audi sebelum meninggalkan cafe itu.
Cute princess.
***
Sorry for late update):
Apalah dayaku yg meratapi nilai. -dih curhat anjay :D
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW
Teen FictionBagi Theo dan Bella pelangi memiliki arti tersendiri dalam hidup mereka. Menurut mereka pelangi itu cinta. "Pelangi dalam hidup gue itu ibarat cinta. Dimana gue mencintai seseorang, maka disana akan ada pelangi." Keduanya sudah lebih dari 10 tahun b...