RAINBOW

16. Pilihan

R A I N B O W

Kalau kamu disuruh pilih aku atau orang baru, kamu pilih siapa?

***

Audi membereskan buku-bukunya yang masih berserakan di meja belajarnya. Ia juga mengecek kembali apakah jadwal yang dibawanya sudah benar atau belum.

Setelah selesai, Audi mencoba menelpon Theo.

"Halo?"

"Gimana, Di?"

"Gue boleh berangkat bareng lo gak?" Audi menggigit bibirnya, harap cemas takut Theo menolak.

"Ayo aja sih gue,"

Audi bernapas lega. Theo tidak menolaknya.

"Oke. Gue tunggu."

Setelahnya Theo tak menjawab lagi.

Audi memutuskan untuk turun menunggu Theo.

"Audi berangkat sama Theo." ujarnya ketika sampai di bawah dan melihat mamanya sedang membereskan piring kotor.

"Baguslah." respon mamanya tak peduli.

Audi tak menanggapi lagi. Ia tidak ingin lagi menangisi ibu seperti mamanya itu.

Tidak lagi. Jangan pernah.

Kadang terbesit pikiran buruk di benaknya, dia itu anak kandung atau tiri? Kenapa mamanya tak pernah memperlakukannya selayaknya seorang anak? Dimana salahnya?

Audi pun menghela berat. Daripada menunggu di dalam dengan suasana panas, cewek itu memilih menunggu di teras.

Kurang dari sepuluh menit, Theo datang. Audi segera berlari keluar tanpa pamitan lagi.

"Ayo."

"Gak pamitan?" tanya Theo bingung.

Audi menggeleng. "Gak usah."

Theo menurut saja. Ia merasa mungkin suasana hati Audi sedang tidak baik.

Setelah Audi naik, Theo menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

Tak ada percakapan sama sekali hingga cowok itu mulai membuka suara.

"Lo kenapa?"

Tak ada jawaban dari Audi.

"Audi?"

"Heh?" Audi sedikit tersentak kaget.

"Sorry tadi gue gak fokus," sambungnya dengan lemah.

"Gak apa-apa. Gak jadi juga kok," tutur Theo mengerti.

***

Bella membalikkan badannya ketika mendengar seseorang memanggilnya.

"Masyaallah, Citra! Kirain siapa," protes cewek itu.

Ia tadi sedang berjalan santai hingga tiba-tiba sahabatnya itu berteriak memanggilnya. Bagaimana tidak kaget? Bahkan beberapa murid di koridor sampai ikut menengok ke belakang.