R A I N B O W
Saya gak akan minta kamu jauhin saya. Saya sadar diri. Saya yang akan menjauh duluan sebelum kamu yang minta.
***
Bella sudah berkali-kali mengirim pesan pada Theo, namun tidak ada satupun yang dibalas. Ia benar-benar merasa bersalah. Seharusnya saat dia sadar, ia langsung menghubungi sahabatnya itu. Namun Citra juga tidak bersalah. Gadis itu hanya khawatir karna teman dekatnya demam dan terus mencari sahabatnya.
Bellaa : Theo, aku minta maaf aku ga bilang
Bellaa : plis ak mnta maf Theo
Bellaa : jngn marah):
Bellaa : kamu g mau jnguk aku? ak kngn kamu):
Bellaa : jngn salahin Citra.. dia g salah.. saking khawatirnya dia langung buru-buru telfon kamu..
Bellaa : maaf yaa(:
Bellaa : aku syg kamu): jngn marah terus, Theo..
Itulah beberapa pesan yang sudah Bella kirim sejak Theo yang datang menjenguknya lalu pergi begitu saja.
Ia hanya berharap sekali saja Theo membalas pesannya, tapi apalah daya. Ekspetasi tak sesuai realita.
Bella sendiri bingung antara ia terlalu sabar atau dia memang sudah bodoh sejak jatuh cinta pada Theo. Ia membiarkan Theo begitu saja, meninggalkannya dan memilih gadis lain untuk menemani hari-harinya. Tapi ia juga bodoh karna mengapa ia tak bisa terus terang terhadap perasaannya pada Theo?
Itulah hidup. Akn ada saatnya apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
"Mungkin cuma satu akar dari semua masalah ini. Aku jatuh cinta sama kamu, padahal seharusnya aku nggak boleh jatuh cinta sama sahabatku sendiri." gumam Bella dengan senyum palsu di wajahnya.
Ia pun kembali membuka ponselnya dan mengetikkan sesuatu untuk Theo.
Bellaa : sekai lgi ak mnta maaf.. kalo kmu marah kamu gak perlu susah-susah jauhin aku.. aku sadar diri, Theo. Aku yang menjauh duluan.
Bellaa : Bahagia sama Audi. Cepet jadian ya(:
***
Sejak dua hari lalu hari-hari Theo terasa menjengkelkan. Alasannya adalah Bella. Pertama, gadis itu berbohong. Kedua, gadis itu terus saja mengiriminya pesan yang sama sekali tidak ada faedahnya menurutnya.
Apa Bella tidak bisa sehari saja tidak mengiriminya pesan? Apa Bella tidak bisa kalau tidak mengganggu harinya?
Rasanya lama kelamaan Theo malah membenci Bella.
Kini Theo yang sedang menikmati tidur siangnya terganggu lagi oleh deringan ponselnya.
I wanna stay up all night
And jump around until we see the sun
I wanna stay up all night
And find a girl and tell her she's the one
Hold on to the feeling
And don't let it go
'Cause we got the flow now
Get out of control
Theo segera meraba-raba nakasnya dengan mata tertutup. Ia benar-benar merasa terganggu. Terlebih ringtone nya adalah lagu Up All Night milik One Direction yang memang volumenya cukup keras.
"Halo?"
Theo mengangkat teleponnya seraya mendudukkan dirinya ke kepala ranjang.
"Eh gue ganggu ya?"
Segera saja Theo langsung melek saat mendengar suara dari seberang telponnya.
"Nggak kok. Kenapa, Di?" tanya Theo lembut. Rasa kantuk dan kesalnya pun mendadak hilang.
"Temenin gue ke toko buku sama beli bunga yuk. Adek gue lagi keluar, jadi gue gak ada yang nemenin. Gimana? Lo mau?"
Theo membatin sejenak. Iyalah pasti gue mau! Yakali gue nolak ajakan lo sih, Audiiiii
"Oke siap! Setengah jam lagi gue ke rumah lo. Gue siap-siap dulu, cantik. Daa!"
"Apaan sih Theo! Yaudah gue tunggu. Jangan lama-lama."
Setelah telpon mati, Theo langsung saja bergegas mandi dan siap-siap menemui Audi.
Satu nama yang bisa membuat harinya kembali baik. Audi Valeria.
Kebahagiaannya kini hanya bersama gadis itu. Bukan lagi seorang Bella Tania.
***
Don't forget to vote and comment ((:
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINBOW
Teen FictionBagi Theo dan Bella pelangi memiliki arti tersendiri dalam hidup mereka. Menurut mereka pelangi itu cinta. "Pelangi dalam hidup gue itu ibarat cinta. Dimana gue mencintai seseorang, maka disana akan ada pelangi." Keduanya sudah lebih dari 10 tahun b...