Chapter 24

98.9K 4.5K 30
                                    


Flashback..

Nafisah terduduk dengan lemas di atas tempat tidur. Apa yang terjadi bukanlah keinginannya. Apa yang terjadi, jugalah bukan kemauannya. Apa salahnya selama ini sampai-sampai ia tidak bisa menghindar dari sebuah perbuatan dosa?

Kehormatan yang ia jaga selama ini kini telah di renggut oleh pria yang tak bertanggung jawab. Ntah itu siapa, Nafisah sendiri tidak terpikir untuk mencari tahu. Pakaian sudah terpakai kembali tubuhnya. Dalam keterlukaan hatinya, ia juga tidak menyangka mengapa Lisa setega itu meninggalkan dirinya di sebuah kamar hotel bahkan menjualnya dengan pria hidung belang yang masih berusia muda.

Tiba-tiba pintu kamar kembali terbuka, seorang pria paruh baya yang tidak pernah dilihat Nafisah datang memasuki kamarnya. Dengan cepat Nafisah memeluk selimut dan ketakutan.

"Siapa kamu?!"

"Siapa saya?" Pria berperut buncit itu pun tertawa mengejek. "Aku adalah orang yang akan memakai jasamu. Oh ayolah, aku sudah membayarmu secara full melalui perantara Lisa."

Dengan cepat Nafisah meraih vas bunga yang ada di sampingnya kemudian melemparkan ke arah pria paruh baya didepan matanya. Pria tersebut terkejut dan sempat menghindar. Merasa kesal, ia melepaskan ikat pinggang yang terpasang di celana jeansnya, bersiap untuk mengikat Nafisah atau mungkin menyakiti wanita itu.

"Kamu berani melawan saya, HAH?! saya-"

Pintu kembali terbuka lagi. Seorang wanita paruh baya masuk dengan raut wajah marah.

"Jadi ini yang Papi lakukan selama ini?"

Pria paruh baya tersebut terkejut. Ia tidak menyangka kalau istrinya itu membuntutinya. Sudah bisa di pastikan, semua rencananya malam ini akan gagal.

"Mami.. mami tahu dari mana? Papi-"

"Nggak perlu banyak alasan! Sudah Mami duga kalau selama ini Papi mengkhianati Mami! Apakah Papi tidak kasihan dengan nasib anak-anak dirumah? Bagaimana jika Irsyad mengetahui kalau Papinya berselingkuh?!"

"Maaf," sela Nafisah tiba-tiba dengan buliran air mata. "Saya tidak mengenali suami anda. Saya-"

"Memangnya ada pelakor yang mau mengaku, HAH?!" Dengan cepat Ibu paruh baya tadi mendekati Nafisah.

Plak! Satu tamparan keras mengenai pipi Nafisah. Nafisah merasa pipinya nyeri bahkan memerah.

"Demi Allah, saya tidak mengenali suami anda!"

"Nggak perlu sok suci kamu, ya! Bawa-bawa nama Allah. Dasar pelacur! Apakah kamu kekurangan uang selama ini sampai-sampai mendekati suami saya?! Masih banyak pekerjaan yang halal untuk anak gadis sepertimu!"

Dengan amarah yang sudah meledak-ledak, wanita itu melemparkan uang beberapa lembar ratusan ribu kearah Nafisah.

"Ambil uang saya! Tapi jangan ambil suami saya! Dasar wanita kotor!"

Nafisah bergidik ketakutan. Hatinya sakit di hina seperti itu. Wajahnya sudah memerah oleh tangis air mata. Sudah jatuh, ketimpa tangga, itu lah yang Nafisah alami saat ini.

Jodoh Dari Lauhul MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang