Dekat tapi Jauh || Part 1

935 41 0
                                    

Kepala Zizi berputar 360 derajat kesemua arah mencari sosok yang sejak dari apel pagi belum juga dilihatnya. Alka tidak masuk sekolah, Zizi sudah mencoba bertanya kepada teman-temannya namun tidak satu pun dari mereka yang mengetahui Alka dimana, dan atas alasan apa sehingga ia tidak masuk sekolah hari itu. Zizi mengumpulkan seluruh keberaniannya untuk mengirim sebuah pesan pada Alka untuk menanyakan gerangan apa yang membuatnya tidak masuk sekolah.

Kok lo gk masuk Al?
Delivered to : xxxx53677008

Gk papa Zi.
Sender : xxxx53677008

Lo gk sakit kan?
Delivered to : xxxx53677008

Iya Zi, gue sakit. Tlg izinin gue ya
Sender : xxxx53677008

Lo sakit apa Al? Udah minum obat? Terus lo masuk lg kapan?
Delivered to : xxxx53677008

Namun tidak ada balasan lagi akan pesan itu. Sedikit kecewa dihati Zizi, ia sudah memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Alka, tapi pesan balasan dari Alka begitu cuek. No problem. Pikir Zizi.
Setelah bel istirahat berbunyi, Zizi dan kedua temannya, Vanya dan Hesti pergi ke kantin. Hal yang tidak boleh mereka lewatkan selama berada di sekolah adalah menyantap makanan favorit mereka. Namun Hesti sedikit berbeda dengan Vanya dan Zizi yang menjadikan donat sebagai makanan favorit mereka, Hesti lebih menyukai bakso sebagai makanan favoritnya. Ketika sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba ponsel Zizi berbunyi, nada isyarat pesan masuk.

Ada tugas gk?
Sender  : xxxx53677008

Sejauh ini belum ada, ntar kalo ada gue kabarin lo.
Delivered to : xxxx53677008

Yg gk masuk cuma gue ya?
Sender  : xxxx53677008

Gk kok, ada yg lain jg. Jerry dan Heri jg gk masuk.
Delivered to : xxxx53677008

Kenapa?
Sender  : xxxx53677008

Kalo Jerry karna kakeknya meninggal, trs kalo Heri katanya ada sepupunya yg nikah.
Delivered to : xxxx53677008

Sama seperti sebelumnya, tidak ada pesan balasan lagi dari Alka. Zizi hanya berpikir positif, mungkin Alka sedang istirahat.

"ayo sms-an sama siapa?" Tanya Vanya yang menggoda Zizi.
"Alka, dia tadi nanyain tugas." Jelas Zizi.
"nanyain tugas apa tugas. Pantesan tadi dia tau kenapa Alka gak masuk waktu pak Dio nanya. Cie..cie ada yang lagi PDKT ni Van."  Seru Hesti yang juga ikut-ikutan menggoda Zizi.
"idih apaan sih, udah gue mau makan. Kasian donat-donat gue ditelantarin." Seru Zizi.

Mereka tertawa bersama, sambil bercerita tentang kejadian-kejadian lucu yang pernah mereka alami selama bersekolah di SMA Perwira itu.

                             ***

Tidak terasa tiga hari berlalu dengan cepat dan selama itu juga Alka belum juga masuk sekolah. Namun, walaupun Alka tidak masuk sekolah, Zizi tetap dapat berkomunikasi dengannya melalui ponselnya. Setiap hari Alka tidak pernah absen untuk mengirimi Zizi pesan singkat walau terkadang hanya untuk menanyakan tugas.

Ternyata Alka orangnya asyik juga, walaupun dingin dan cuek. Kemarin penasaran sekarang jadi deket beneran. Hihihi.. senang berteman dengan lo Al.

Zizi tersenyum-senyum sendiri sambil melihat pesan masuk diponselnya.

Mereka msh blm masuk?
Sender  : xxxx53677008

Udah masuk kok. Lo kapan masuk lg ni?
Delivered to : xxxx53677008

Mungkin besok
Sender  : xxxx53677008

Wah asyik, berarti lo udah sehat kn?
Delivered to : xxxx53677008

Seperti biasa no reply.

                            ***

"gue kira lo orang yang gak takut sama apapun." Seru Alka sambil duduk dibangku sebelah Zizi.
"lo ngatain gue?" Tanya Zizi
"iya." Jawab Alka singkat.
"gue gak penakut kok."
"oh. Oke, lo bukan orang yang penakut. Tapi boleh tutup matanya sebentar?" pinta Alka pada Zizi.
tutup mata? Mau ngapain? jantung Zizi berdegup kencang mendengar permintaan Alka yang menurut sedikit mencurigakan.
"gue mau kasih sesuatu buat lo." Jawab Alka sambil tersenyum.
"okee.." jawab Zizi ragu. Ya Allah, Alka mau kasih gue apaan ya? Kok perasaan gue gak karuan gini ya. Semoga aja... gumamannya terputus ketika Alka menyuruhnya untuk membuka matanya kembali.
"ayo Zi, buka mata lo udah boleh kok." Seru Alka.

Aaarrrrgggghhhh.....

Spontan Zizi berteriak histeris seperti baru saja melihat monster dan langsung melompat dari kursi yang ia duduki hingga kakinya tersandung meja sampai akhirnya ia terjatuh kelantai. Zizi tidak memperdulikan luka dikakinya, yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana caranya agar ia dapat menyelamatkan diri dari ruangan itu. Ia benar-benar terkejut dan spontan jantungnya hampir terlepas ketika ia membuka matanya dan mendapati sesuatu yang disodorkan oleh Alka kedepan wajahnya. Cacing. Zizi sangat menakuti hewan itu, entah apa yang membuat ia sangat ketakutan dengan hewan itu, baginya hewan itu lebih dari monster menyeramkan yang ada di film-film. Melihat kejadian itu Alka merasa sangat bersalah pada Zizi, ia benar-benar tidak menyangka bahwa respon Zizi akan sehisteris itu. Vanya langsung memeluk Zizi mencoba untuk menenangkannya dan meyakinkan Zizi bahwa hewan itu sudah tidak ada lagi. Zizi menangis dipelukan Vanya.

"tenang Zi, tenang. Udah gak ada lagi kok, gue bakalan lindungin lo." Vanya menghibur Zizi.
"gue takut Van, gue takut banget. Jauhin hewan itu dari gue Van." Pinta Zizi ketakutan.
"udah gak ada lagi kok, yuk kita duduk lagi." Ajak Vanya sambil merangkul tangan Zizi.
"ee Zi, maafin gue ya. Gue gak bermaksud..."

belum sempat melanjutkan kata-katanya, Vanya sudah melabrak laki-laki itu.
"puas lo? Puas udah bikin temen gue kayak gini. Gak nyangka ya. Oke selama ini gue sempat kagum sama kepribadian lo tapi setelah kejadian ini, gue bener-bener nyesel karena udah pernah kagum sama lo." Dengan emosinya Vanya membentak Alka dengan pandangan yang sinis dan penuh amarah.
"gue gak bermaksud, gue Cuma becanda kok. Gue kira.."
"lo kira apa? Zizi bakalan ketawa, terus loncat kegirangan gitu?  Lo bilang becanda? Becanda lo keterlaluan.”
"oke, gue akuin gue salah. Gue minta maaf."
"heeh, lo pikir cukup dengan kata maaf. Lo liat dong, temen gue shock kayak gini." Vanya benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya. Semua teman satu kelas mereka hanya menjadi penonton yang baik melihat kejadian itu. Zizi tidak mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya duduk terdiam, sama sekali tidak menghiraukan apapun yang dikatakan oleh Alka. Zizi hanya memegang tangan Vanya dan menatapnya lekat mengisyaratkan bahwa Vanya harus bisa menahan emosinya. Untuk kali ini tidak ada pembelaan dari Zizi untuk Alka, ia memilih untuk diam karena ia tidak ingin lebih mempermalukan dirinya lagi dihadapan teman-temannya. Karena baginya takut pada hewan sekecil itu sudah merupakan hal yang cukup memalukan.

Indra yang tidak ingin melihat Alka lebih dipojokkan lagi posisinya oleh Vanya, memutuskan untuk membawa Alka pergi dari ruang kelas itu. Awalnya Alka menolak karena ia masih sangat mengkhawatirkan keadaan Zizi, namun Indra memaksanya.
"lo apaan sih narik-narik gue kayak gini." Bentak Alka pada Indra yang terus menariknya sejak dari dalam ruang kelas.
"lo mau disemprot Vanya terus. Dia gak akan berhenti marah-marah sama lo kalo lo masih ada disana. Dengerin gue, lo emang salah. Jadi yang harus lo pikirin itu gimana caranya biar Zizi bisa maafin lo. Karena kalo Zizi udah maafin lo, Vanya juga gak akan marah-marah sama lo kayak tadi." Jelas Indra.
"gue tau gue salah." Sesal Alka atas perbuatannya.
"nah, kalo lo tau lo salah ya udah minta maaf sama Zizi. Jangan diem aja dong."
"iya gue tau, tapi gue bingung gimana caranya minta maaf sama dia."
"ya ampun Al, lo mau minta maaf aja gak tau caranya. Gimana Zizi mau maafin lo?"
"kok lo yang sewot. oke, ini urusan gue. Gue bakal lakuin sesuatu buat dia." Seru Alka sambil melangkah meninggalkan Indra yang masih diam mematung mencerna maksud dari kalimat yang baru saja dikeluarkan Alka.
"eh lo mau ngelakuin apa?" Tanya Indra bingung.
"apa aja." Teriak Alka yang sudah hampir hilang dari pandangan mata Indra.

Bersambung~~~

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang