Dekat tapi Jauh || Part 2

922 38 0
                                    

Sejak kejadian itu, Zizi tidak pernah berkomunikasi dengan Alka lagi. Alka pun juga sama sekali tidak menghubungi  Zizi, walau hanya untuk menegur, mengirimnya pesan atau meminta maaf sekalipun juga tidak Alka lakukan lagi. Zizi juga tidak ingin ambil pusing, ia pun bersikap dingin terhadap Alka dan selalu menghindar jika ia bertemu dengan Alka. Saat berpapasan pada jam istirahat pun Zizi dan Alka tetap sama-sama membisu. Biasanya kelas selalu heboh karena Zizi pada saat jam pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing serta selalu heboh pula karena Alka pada saat mata pelajaran Agama dan Ekonomi. Namun dalam waktu satu minggu itu kelas mendadak sepi bagai tidak berpenghuni, semua siswa mengikuti mata pelajaran dengan khidmat, hanya mengikuti alur, seakan semuanya mengikuti kesunyian Zizi dan Alka.

Keterlaluan nih orang, udah tau salah tapi gak ada usahanya dikit apa. Minta maaf kek, negur kek atau apa gitu. Dicuekin malah balik nyuekin. Sifat aliennya balik lagi.
Batin Zizi sambil memutar-mutar pulpen yang seharusnya ia pergunakan untuk menulis catatan matapelajaran yang sedang dijelaskan oleh Bu Nita, tetapi Zizi sama sekali tidak memperhatikan penjelasan materi tersebut, yang ia lakukan selama mata pelajaran berlangsung hanya menopang dagunya dengan pikirannya yang jauh entah kemana.

Bukunya pun penuh dengan coretan-coretan yang tidak jelas.
"Zi, lo kenapa? Gak biasanya lo kayak ayam ditekuk kayak gini." Tanya Vanya. Namun Zizi sama sekali tidak mendengar apa lagi menghiraukan teguran Vanya, Zizi benar-benar sedang tidak fokus.
"Zizi.. lo kenapa sih?" bisik Vanya sambil sedikit mencubit pinggang Zizi. Zizi yang merasa dikejutkan dengan cubitan yang sedikit membuat pinggangnya hampir lepas karena menahan sakitnya cubitan Vanya dengan spontan berteriak sehingga membuat ibu Nita marah karena merasa seperti tidak dihargai sebagai seorang guru yang sedang mengajar di kelas mereka.
"Aww.. apaan sih? Sakit tau?" teriak Zizi tanpa sadar kalau ia sedang mengikuti pelajaran bu Nita.
"Zizi!" Tegur bu Nita. "ada masalah?" Tanya bu Nita yang kini telah mendekati Zizi.
"ee, maaf bu. Gak ada kok." Jawab Zizi gugup.
"lalu mengapa kamu berteriak?  Coba saya lihat catatan kamu." Sambil menadahkan tangan ibu Nita meminta catatan Zizi.

Mampus dah gue. Gumam Zizi, dengan pasrahnya ia menyerahkan catatannya yang sama sekali tidak ada tulisan untuk materi yang baru diajarkan bu Nita saat itu, yang ada hanyalah coretan yang bergambar sehingga benar-benar membuat emosi bu Nita meledak. Zizi sudah pasrah jika harus mendapatkan hukuman dari bu Nita, karena tidak mungkin bu Nita tidak menghukumnya.

"gambaran kamu bagus banget, saya tahu kalau kamu berseni, tapi hari ini kamu benar-benar tidak menghargai saya, sudah tidak memperhatikan, membuat keributan pula. Saya tidak suka itu." Seru bu Nita dengan nada yang agak sedikit tinggi.
"maafin Zizi bu, Zizi memang salah." Sesal Zizi.
"sekarang kamu keluar dari kelas saya, dan kamu bersihkan toilet sekolah sampai bersih. Jika belum bersih kamu belum boleh masuk kelas untuk mengikuti mata pelajaran selanjutnya." Perintah bu Nita.
"tapi bu.."
"saya bilang keluar. Keluar. Atau kamu tidak akan pernah saya izinkan untuk mengikuti mata pelajaran saya lagi."
"baik bu." Jawab Zizi pasrah sambil berdiri kemudian melangkah meninggalkan ruang kelasnya.

Arrggh.. sial banget gue hari ini, ini semua gara-gara tuh orang. Coba aja gue gak mikirin dia, pastinya gak bakalan jadi kena hukum kayak gini.gue benci lo. Gerutu Zizi kesal dalam hatinya.

Setelah sampai di toilet sekolah, Zizi bingung hal apa yang harus ia lakukan terlebih dahulu. Kekesalannya bertambah ketika mendapati keran air di toilet wanita tidak mengalir. Untungnya keran air di toilet laki-laki masih bisa mengalir, setidaknya Zizi masih bisa mengambil air dari sana. Walaupun masih capek juga pikirnya.

"aarrgghh.. tambah bikin kesel aja ni keran air. Masak iya gue harus bolak-balik dari toilet cowok terus ke toilet cewek lagi Cuma buat ngambil air. Lagian gak ada ember pula. Apes banget nasib gue hari ini." Keluh Zizi sambil mengayunkan kain pel kelantai.

"kerja itu jangan sambil ngomel, kapan selesainya." Seru Alka yang tiba-tiba muncul dihadapannya sehingga membuat Zizi tersentak kaget. Namun usaha Alka untuk menegur Zizi sia-sia karena tidak ada respon sama sekali dari Zizi atas tegurannya itu.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang