"Zi, gue mau buat pengakuan sama lo." Seru Vanya tiba-tiba.
"ada suatu hal yang gak gue ketahui Van?" Tanya Zizi bingung. apa Van? desak Zizi.
"gue..gue. anu Zi gue.. gue udah jadian sama Indra." Jelas Vanya.
"what? Kapan Van? Kok lo baru kasih tau gue sekarang Van?" teriak Zizi.
"jangan teriak kenapa? Ntar didenger orang tau." Seru Vanya sambil menutup mulut Zizi.
"ah lo, mulut gue tau. Kok bisa sih?" bisik Zizi.
"iya bisa lah, orang dia cinta gue, gue cinta dia." Jawab Vanya sambil tersengir. Lalu Vanya pun menceritakan semuanya, bahwa ia telah menjalin hubungan dengan Indra sejak satu bulan yang lalu. Namun, mereka berdua masih memutuskan untuk backstreet terlebih dahulu. Karena Zizi adalah sahabat Vanya yang paling baik dan ia juga tidak bisa menutupi apapun pada Zizi, begitupun halnya dengan Zizi.
"gue gak nyangka lo bedua bisa... ngeledekin gue sama Alka jagonya, eh taunya lo bedua yang ada main." Seru Zizi.
"iya gue tau, maaf deh baru ngasih tau lo sekarang. Tapi yang penting gue udah jujur kan sama lo? Lagian kita berdua tuh juga pengen tau liat lo berdua itu akur kayak dulu. Kapan ya kalian ini nyatunya." Seru Vanya yang sudah mulai mengalihkan pembicaraannya agar membuat Zizi lupa untuk marah padanya atas kejadian tersebut.
"tuh, udah mulai lagi kan. Udah deh, gue ama Alka itu mungkin gak bakalan bisa kayak lo berdua. Terlalu gelap." Ucap Zizi.
"lo yang sabar ya Zi, emm.. tapi ntar dulu, jadi beneran lo suka sama Alka?" Tanya Vanya.
"entahlah Van, gue gak tau. Yang gue tau, sejak munculnya gosip gue sama dia, terus hubungan kita berdua jadi renggang, gue ngerasa kehilangan banget Van. Gue pengen deket sama dia lagi kayak dulu, ketawa bareng, main, belajar, semuanya bareng." Jawab Zizi dengan nada yang sedih.
"ya ampun Zi, sampai segitunya. Itu tandanya lo memang beneran udah jatuh cinta sama dia. Coba deh lo Tanya sama hati kecil lo, pasti jawabnya iya." Hibur Vanya.
"emang hati bisa diajak ngobrol? Ngaur lo Van. Tapi mungkin gue memang udah mulai menjatuhkan hati gue sama dia Van." Lanjut Zizi. Vanya tersenyum dan kemudian memeluk sahabatnya tersebut.***
Berawal dari rasa penasaran yang tak kunjung terungkap, hanya dapat tertuang dalam goresan tinta disetiap lembar curahan hati. Membuat mata yang selama ini berselimutkan kabut menemukan titian cerah, titian yang tidak akan pernah bertepi, walau banyak parasit yang merintangi tetapi tidak akan pernah bisa membentangi jalan itu. Sampai akhirnya saat itu tiba, saat dimana takdir menentukan kemana kaki harus melangkah dari sekian banyak persimpangan yang jauh terlihat indah dibandingkan dengan lurus kedepan yang sudah jelas masih belum menunjukkan titik pancaran keindahan.
Mulai mengerti artinya kesabaran tanpa batas, memahami artinya ikhlas tanpa rasa sakit, tahu bagaimana sulitnya menunggu sesuatu yang belum pasti, mulai lebih menghargai setiap waktu yang berlalu, belajar untuk tidak egois, mulai bisa menerima pendapat orang lain, mengerti artinya hidup, mulai bisa mencari solusi pada setiap masalah yang menghampiri, bukan malah bersembunyi dan melarikan diri dari masalah itu, bisa melakukan sesuatu yang selama ini belum pernah aku lakukan, berani untuk melompati jurang yang sangat dalam, berani untuk menyeberangi lautan walau tanpa sampan, mengerti artinya ketulusan saat terabaikan, berusaha bangkit dalam setiap kejatuhan, mulai dapat menghargai pengorbanan itu seperti apa, memberi warna dalam hidup mulai dari hitam, putih hingga kini menjadi kelabu dan entah sampai kapan akan berubah menjadi berwarna. Bahkan semua rasa dalam kehidupan mulai dari manis, asin, asam bahkan pahit sekalipun telah aku rasakan selama mengenalmu.
Tidak akan pernah kutemukan orang sepertimu lagi..
Aku merindukan semua hal itu..
Akankah kopi pahit yang telah terlanjur menyentuh lidah bahkan hampir tertelan ini digantikan dengan permen manis sebagai penawarnya? Ataukah kopi pahit itu akan berubah rasa menjadi manis karena gula yang akan menyusulnya kelak?
Senang bisa kenal kamu ((...
Zizi menutup lembaran-lembaran diary-nya, menerawang ke langit-langit kamar tak kunjung memberinya sebuah jawaban atas pertanyaannya. Tanpa ia sadari setetes airmata mulai membasahi pipinya, dengan segera ia mengusap tetesan itu dengan jemari tangannya. Ia tidak dapat membendung kesedihannya lagi, menangis dapat menumpahkan kesedihannya. Ada apa dengan ku? Mengapa aku menangis? Sebelumnya aku tidak pernah merasakan hal seperti ini, ku berpacaran layaknya semua orang tapi jika ada masalah atau putus aku tidak pernah sampai meneteskan airmata seperti ini. Diam mu benar-benar telah menghancurkan ku. Gerutu Zizi dalam hatinya.An, lo sibuk gak?
Delivered to : xxxx77966780Zizi menggerakkan jemarinya untuk mengetik sebuah pesan pada Anka. Sesaat kemudian Anka pun menjawab pesannya.
Gue gk sibuk Zi. Ada apa?
Sender : xxxx77966780
Gue butuh temen cerita An, lo mau kan dengerin cerita gue?
Delivered to : xxxx77966780
Oke, gue kan pendengar setia lo. Lo mau cerita apa Zi?
Sender : xxxx77966780
Gue sedih An, omongan lo malam itu jadi kenyataan.
Delivered to : xxxx77966780
Omongan gue yang mana Zi?
Sender : xxxx77966780
Soal hati gue.
Delivered to : xxxx77966780
Oh udah gue duga.. tapi kok sedih, seharusnya lo itu seneng itu artinya lo udah bisa memahami hati lo sendiri dan lo juga udah bisa nentuin sikap apa yg mesti lo ambil.
Sender : xxxx77966780
Percuma gue cinta sm dia kalo hubungan kita bedua gak seakur dulu. Kita itu udah jauh An, dia bener2 seperti menghilang dr kehidupan gue.
Delivered to : xxxx77966780
Zi, dengerin gue ya, Alka itu emang kayak gitu orangnya.percaya deh sm gue dia itu jg menyimpan perasaan sm lo, tp dia kan org nya pendiam. Gk kayak cowok2 yg lain yg suka obral janji dan gombalannya.
Sender : xxxx77966780
Berarti lo jg dong?
Delivered to : xxxx77966780
Iya gk gitu jg hehe.. pokoknya lo percaya deh sm gue. Suatu saat dia bakalan ngomong jujur sm lo. Jgn sedih lg ya ntar cantiknya hilang loh.
Sender : xxxx77966780
Alah lo An, sahabat ndiri digombalin. Tp thanks ya udah nemenin gue.
Delivered to : xxxx77966780
Itulah gunanya seorang sahabat Zi :)
Sender : xxxx77966780***
Wajahnya yang begitu terlihat bersemangat dan ceria sejak melangkahkan kaki ke sekolah mendadak berubah menjadi wajah yang penuh dengan kekecewaan dan kesedihan. Aku gagal. Ucap Zizi dalam hatinya setelah mendengar pengumuman siapa yang menjadi juara kelas pada semester akhir tahun pembelajaran periode ini. Karena keaktifannya diluar kelas, dan sudah mulai berkurangnya semangatnya untuk belajar di rumah, Zizi menduduki posisi peringkat keempat. Tidak seperti pada semester sebelumnya ia masih tetap bisa memegang juara kelas.
Dengan langkah kaki yang tidak begitu bergairah, Zizi membuka pintu rumahnya.
"Assalmmualaikum, Zizi pulang." Seru Zizi.
"walaikumsalam, wah anak bunda udah pulang. Tapi kok manyun gini? Ada apa sayang, cerita sama bunda?" Tanya bundanya.
Zizi mulai memeluk ibundanya, ia pun menangis. "Zizi gagal bunda. Zizi gagal dalam membagi waktu Zizi, Zizi sekarang dapet peringkat empat bunda. Zizi kecewa dengan hasil nilai semester dua Zizi. ayah dan bunda juga pasti kecewa kan?" gerutu Zizi.
"oh, bunda tidak kecewa kok. Walaupun Zizi tidak menjadi juara kelas lagi, tapi bunda bangga sama Zizi." hibur bundanya.
"peringkat anaknya turun, malah bangga." Sahut Zizi.
"bukan gitu maksud bunda, yah walaupun peringkat Zizi sekarang turun tapi setidaknya Zizi sudah banyak mempunyai pengalaman dalam bidang organisasi. Kemampuan dan tanggung jawab Zizi dalam berorganisasi itu nantinya akan mendukung kamu ketika kamu berada dilapangan kerja nanti, kamu sudah terbiasa dengan kesibukan yang ditanggung jawabkan sama kamu. Perlombaan yang kamu ikuti juga menjadikan kamu menjadi siswa yang tidak biasa. Yah walaupun sebenarnya harus tetap diimbangi juga dengan prestasi akademik kamu di kelas. Tapi bagi bunda peringkat empat itu tidak jelek kok, yah walaupun tidak sebagus jadi juara kelas. Tapi coba deh kamu bandingin dengan siswa yang lain yang peringkatnya dibawah kamu." Jelas bundanya.
"iya sih bun, tapi kalo nilai Zizi naik turun gini ntar bakalan susah buat Zizi bisa lulus jalur undangan di Universitas yang Zizi inginkan nanti." Jelas Zizi.
"nak, apapun hasilnya pasti itu yang terbaik. Jadi Zizi harus syukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah buat Zizi." jawab bundanya.
"iya bun, Zizi ngerti bun. Tapi kira-kira ayah bakalan marah gak ya sama Zizi?" Tanya Zizi.
Ibundanya pun tersenyum mendengar pertanyaan Zizi. "ayah juga tidak akan marah , jawaban ayah sama bunda pasti sama. Kita kan juga pernah sama-sama duduk dibangku sekolah, jadi kita juga mengerti keadaan Zizi saat ini."Zizi kembali memeluk ibundanya itu, setelah mendengar penjelasan dari bundanya sekarang Zizi tidak merasa gundah lagi walaupun terkadang masih sedikit sedih karena mengingat nilainya yang turun pada semester tersebut tapi seperti yang telah dikatakan bundanya, mungkin itu yang terbaik.
Bersambung~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Indah Pada Waktunya
Teen FictionKalo udah bacanya dijamin mau banget masuk dalam ceritanya 😄 ~~ Zivana Letisyah Viradita, yang akrab dengan sapaan Zizi adalah seorang gadis SMA yang bisa dikatakan tidak begitu mudah tertarik pada laki-laki bahkan jika ketampanan laki-laki terseb...