Masa Lalu Kembali

920 25 2
                                    

"Zi.. gue beneran sedih banget dengerin cerita lo itu. Tapi, lo itu hebat Zi. Lo bisa ngadepin sikapnya Alka yang super duper dingin banget sama lo, lo ngakuin perasaan lo ke dia tanpa mikirin dia bakal mandang lo gimana. Gue aja kalo ada diposisi lo gak akan seberani itu buat perjuangin cinta gue, mungkin gue Cuma bisa diam dan hanya menonton keadaan yang terjadi." Seru Sonya dengan mata yang memerah dan airmata yang belum dihapusnya dipipinya yang mungil. Sonya adalah sahabat Zizi sejak mereka masih duduk dibangku kuliah dan Sonya memang sosok yang mudah baper (bawa perasaan) .

Di tempatnya yang baru Zizi banyak menemukan teman-teman yang baru dengan berbagai kepribadian yang berbeda pula tentunya. Sejak lulus dari SMA Perwira, Zizi dan Vanya berpisah karena jurusan yang mereka ambil berbeda dan tentunya dengan Universitas yang berbeda juga. Zizi tidak memiliki teman semasa ia SMA pada jurusan yang ia geluti. Jadi real, teman baru, tempat baru, suasana yang baru dan pastinya tanpa gossip apapun seperti yang telah ia hadapi selama ia duduk dibangku SMA.

"entahlah nyak itu bisa disebut hebat atau memalukan." Ujar Zizi sambil tersenyum.
"trus sampe lo lulus hubungan lo sama Alka juga gak ada perkembangan kearah yang lebih baik gitu?" Tanya Sonya.
"yah gitu deh nyak, setiap kali gue bahas masalah perasaan sama dia, dia Cuma diam aja atau gak dia bakalan senyum. Ya kali senyum naksir sama gue, ntahlah senyum itu senyum pepsodent atau senyum kasihan sama gue." jawab Zizi.
"huahahaha ada-ada aja lo Zi masak senyum pepsodent. Endors ya lo hahaha." Sahut Sonya.
"Gue gak dikasih honor tapi hahaha ya kenyataannya gitu nyak." Ujar Zizi.
"trus trus gimana lagi?" Tanya Sonya semakin penasaran.
"nothing special nyak, setelah lulus kita ketemu lagi dalam satu tempat bimbel. But, it was the same like before. Yang gue ingat dia pernah bilang ke gue di hari terakhir kami sebagai siswa di SMA Perwira itu. Dia bilang udah jangan nangis, simpan aja airmata lo buat hal yang jauh lebih penting, dengarin gue bila kita berjodoh tak akan kemana, kelak kita akan bertemu kemabali disaat kita telah sama-sama sukses nanti. Trus dia nitipin gue sama Anka, dia bilang lo harus jagain Zizi. Gue seneng banget denger kalimat itu, tapi setelah itu sikapnya balik dingin lagi ke gue."

"kok dia nitipin lo sama sih Anka itu sih, kenapa gak dia aja yang jagain lo kalo memang dia care sama lo." Seru Sonya mulai kesal.
"Nah itu dia nyak, gue juga bingung sama sikap dia yang kayak gitu. Mau dia apa gue juga gak pernah tahu. Gue gak pernah minta kita harus pacaran, maksud gue kalo memang dia memiliki rasa yang sama dengan gue apa salahnya kasih gue satu alasan aja buat gue bertahan, gue sanggup nyak nunggu dia sampai kapanpun. 6 tahun gue bertahan dalam cinta yang tak pasti sama sekali, iya nggak, tidak juga nggak. Perasaan gue bukan layangan yang bisa ditarik ulur."
"sabar Zi, sabar ya. Kalo gini gue juga jadi ikutan bingung. Trus sejak itu lo masih sering ketemu sama dia?" Tanya Sonya kembali.
"nggak, gue gak pernah ketemu lagi sama dia. Tapi kita tetap contact-an via soscmed kok, walaupun gak tiap hari. Setiap gue libur, gue pasti ke pohon itu, tempat dimana dia pernah nenangin gue saat gue nangis waktu itu dengan harapan suatu saat gue bakalan ketemu sama dia. Melihat dari jauh aja gak apa-apa. Tapi sayang, takdir gak pernah memihak gue."
"lo nggak nangis kan Zi?" ledek Sonya.
"ya nggak lah nyak. Emang mata gue ngeluarin cairan berupa airmata gitu? Nggak kan? Airmata gue itu udah terlalu kering buat nangisin dia, jadi gak bisa keluar lagi sekarang haha." Ujar Zizi.
"terus sekarang Vanya dimana? Dan Alka juga dimana?" Tanya Sonya.
"sejak kita lulus, Vanya dan keluarganya pindah ke New Zeland nyak. Sedih banget gue melalui hari gue tanpa dia disini, tapi kita masih sering contact-an kok. Setiap liburan musim semi, Vanya selalu ke Indonesia. Nah disitu deh kita bisa melepas rindu hehe. Kalo Alka, dia kemarin juga kuliah di Universitas yang sama dengan kita, jurusan Ilmu Komunikasi." Jawab Zizi.
"wah jauh juga ya si Vanya. Ntar kapan-kapan kalo dia ke Indonesia lagi kenalin gue sama Vanya ya Zi. Kan sahabat lo sahabat gue juga." Pinta Sonya.
"iya nanti gue kenalin kok tenang aja." Jawab Zizi sambil merangkul bahu Sonya.
"lo sih Zi, kenapa gak ceritain ini dari dulu. Kita kan sahabatan udah lama, tapi lo ceritanya baru sekarang." Ujar Vanya.
"dulunya gue pikir dengan menutup lembaran kisah gue SMA dulu itu mungkin akan jauh lebih baik daripada gue hanyut dalam kenangan masa lalu yang bikin dada gue sesak. Gue belum cerita ke lo dari dulu itu bukan karena gue gak percaya sama lo tapi bagi gue kenangan itu terlalu pahit untuk dikenang namun terlalu indah untuk dilupakan nyak. Maafin gue ya." Seru Zizi.

Sambil memeluk Zizi "lo jangan sedih lagi ya Zi, gue bakal selalu ada buat lo kok. Lo bener Zi sesuatu itu akan indah pada saatnya." Seru Vanya.
"kalo sekarang mah udah gak apa-apa nyak, yang lalu biarlah berlalu." Sahut Zizi dengan senyum manisnya.
"oh iya besok gue jadi balik ke Bandung nyak, pernikahan kak Era udah ditetapin satu bulan lagi. Terus besok kayak ada acara kumpul keluarga gitu, dari mempelai laki-lakinya juga dateng ke rumah kak Era." Jelas Zizi.
"emm.. kalo gitu lo hati-hati dijalan ya sayang. Kalo udah nyampe kabarin gue. trus lo balik kesininya lagi kapan?" Tanya Sonya.
"belum tahu juga nyak kapan. Tapi gak akan lama kok, kuliah gue gimana kalo gue gak balik kesini." Jawab Zizi.
"aaaahhh, gue bakalan kangen banget tanpa lo disini Zi." Goda Sonya.
"ah lo nyak lebai banget." Ejek Zizi.
"salam ya buat keluarga disana." Seru Sonya.
"oke siipp. Lo jaga diri baik-baik disini. Selama gak ada gue jangan charming sama dokter-dokter muda hahahaa." Ledek Zizi.
"wah kejam lo Zi sama gue." sahut Sonya.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang