Termanipulasi Keadaan || Part 1

675 32 0
                                    

Satu minggu telah berlalu dari tahun ajaran yang baru, kini Zizi telah menduduki bangku kelas XI. Zizi dan Vanya seperti tidak ditakdirkan untuk berpisah, walaupun kelas sudah dirombak ulang namun mereka berdua masih saja berada dalam kelas yang sama. Hesti duduk dikelas XI IPA B. Sedangkan mereka berdua di kelas XI IPA A. Zizi dan Alka tidak dalam kelas yang sama lagi karena dari jurusan yang mereka ambil pun juga berbeda, Zizi pada jurusan IPA sedangkan Alka pada jurusan IPS.

Hubungan keduanya pun tidak begitu dekat lagi karena jarak kelas yang memisahkan dan berita gosip tentang hubungan mereka yang semakin membuat hubungan mereka berdua menjadi renggang. Alka sudah hampir tidak pernah menghubungi Zizi lagi, dan Zizi pun tidak begitu mempunyai keberanian untuk menghubungi Alka karena Zizi merasa tidak mempunyai alasan untuk menghubunginya, ditambah lagi dengan kesibukan Zizi dalam organisasi sekolah membuat ia benar-benar jauh dari sosok yang selama ini dekat dengannya.

Zizi tergabung dalam kepengurusan OSIS periode tahun ajaran tersebut, ia menjabat dalam seksi bidang Kepribadian dan Berbudi Pekerti Luhur, sekaligus ia juga menggantikan posisi Vera sebagai Ketua Umum organisasi PMR, PIK-Remaja dan UKS.

Selama ini, ketika mereka berdua terus menjadi bahan ledekan oleh teman-teman satu angkatan mereka kalau mereka berdua sama-sama menyukai satu sama lain, Zizi selalu menyangkalnya karena bagi Zizi hubungan mereka berdua memang benar-benar hanya sebatas teman.

Kehilangan komunikasi atau yang sering disebut orang zaman sekarang misscomunication antara Zizi dan Alka, membuat Zizi merasa kehilangan, ia pun tidak mengerti rasa kehilangan seperti apa yang tengah ia rasakan saat ini. Kehilangan sosok seorang teman atau lebih, yang Zizi tahu ia merasa sangat kehilangan Alka, ia ingin hubungannya dengan Alka seperti ketika mereka masih duduk dalam satu kelas, masih bisa belajar bersama, tertawa bersama, kemudian susah bersama dan hal-hal lain yang kini dirindukan oleh Zizi.

Gaduhnya suara ruang kelas saat jam pelajaran yang kosong adalah hal biasa yang terjadi di sekolah mereka. Jam mata pelajaran Biologi yang ruang kelasnya berseberangan dengan ruang kelas Ekonomi, kelas Zizi dan Alka selalu berseberangan. Karena keasyikkan bersenda gurau dengan teman-temannya, Zizi mendadak ingin ke toilet. Entahlah, bisa dikatakan rezeki atau musibah ketika ia melangkahkan kaki menuju keluar kelas, ternyata Alka pun sedang berjalan ingin keluar kelas juga. Sejenak mereka saling bertatapan, namun buyar ketika semua teman kelas Zizi dan Alka mulai menyoraki mereka sehingga membuat mereka merasa malu dan mulai salah tingkah.

"ciecie..yang lagi janjian diluar nih." Seru salah satu teman mereka.
"janjian kok gak ngajak-ngajak sih." Ledek Vanya.
"eh van kalo ngajak-ngajak kan gak romantis tuh." Timbal Indra.
"udah Al, gak usah malu. Kita-kita bakal tutup mata kok." Ledek salah satu teman satu kelas Alka.
"kita gak janjian kok, kalian aja yang terlalu mendramatisir keadaan. Gue mau ke toilet kok." Jelas Zizi.

Alka tidak mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya tersenyum menghadapi sikap teman-temannya yang telah meledek mereka berdua semakin menjadi-jadi.

"kita kan cuma temenan. Iya kan Al?" Tanya Zizi pada Alka untuk meyakinkan teman-teman mereka. Namun, Alka masih tetap diam membisu. Hanya senyuman yang ia lontarkan pada Zizi sehingga membuat Zizi benar-benar kesal pada Alka karena Zizi berharap agar Alka menjawab pertanyaan Zizi misalnya dengan kalimat iya kita cuma temenan. Setidaknya membuat teman-teman mereka sedikit berkurang dalam menggoda mereka terus.

"tuh Zi, Alka aja gak ngakuin kalo kalian itu temenan. Gimana tuh?" Tanya gusti teman satu kelas Alka.

"Alka itu pengennya lebih dari teman Zi." Seru Alvino.
"apaan sih." Dengan nada yang sedikit datar, akhirnya Alka mengeluarkan kalimat juga dari mulutnya.

"udah ah, terserah kalian mau bilang apa." Jawab Zizi yang sudah mulai menyerah dalam mengklarifikasi tentang hubungannya dengan Alka. Zizi pun berlalu meninggalkan kelas dan langsung menuju ke toilet.

Setiap Zizi dan Alka bertemu muka, mereka tidak pernah bertegur sapa lagi yang ada hanyalah berjalan sambil menundukkan kepala mereka masing-masing, terkadang juga ketika mereka berpapasan Alka selalu melihat kedinding yang ada disebelahnya tanpa memperdulikan Zizi yang sedang melintas disampingnya, sedangkan Zizi selalu sibuk melihat kuku-kukunya walaupun ketika Alka telah berlalu dibelakangnya, Zizi masih menolehkan kepalanya berharap Alka akan menolehnya juga. Namun harapan itu hanya lah harapan Alka sama sekali tidak pernah menoleh Zizi. jangankan menegur, menoleh pun ia tidak ingin. Ucap Zizi dalam hati.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang