Kesalahan yang Sama|| Part 1

684 21 0
                                    

Perpustakaan menjadi salah satu tempat tongkrongan Zizi jika jam pelajaran dikelasnya sedang kosong, walaupun terkadang Zizi juga masih sering bergabung dengan teman-temannya untuk curcol dikelas. Ia menjelajahi buku-buku yang tersusun berjajar diraknya masing-masing, hingga ia menemukan satu judul buku yang cukup menarik perhatiannya untuk dibaca. Ia menarik sebuah kursi dan kemudian mendudukinya, namun belum sempat ia membuka buku tersebut, kehadiran Akbar yang secara tiba-tiba dihadapannya membuatnya sedikit terkejut.

"gue bukan hantu Zi." Ucap Akbar.
"lo juga sih munculnya tiba-tiba." Ujar Zizi.
"gak tiba-tiba kali, gue jalan dari pintu sampai kesini lo aja yang gak liat. Lo baca apaan? Seru gak ceritanya?" Tanya Akbar.
"belum sempat baca. tapi kelihatannya bagus." Jawab Zizi.
"lo mau terima tantangan gue?" tawar Akbar.
"tantangan? Apa?" Tanya Zizi.
"gue mau tantang lo baca tuh novel terus lo ceritain kronologi ceritanya sama gue. Gue kasih lo waktu sampai jam pulang sekolah nanti. Gimana? Lo sanggup?" jelas Akbar.
"sampai jam pulang sekolah? Tapi dua jam lagi kan bel pulang sekolah bunyi." Seru Zizi sedikit terkejut dengan tawaran yang diajukan oleh Akbar.

"sanggup atau gak?" Tanya Akbar kembali.
"oke gue sanggup." Jawab Zizi menerima tantangan Akbar.
"kalo gitu sepulangnya dari sekolah nanti gue tunggu cerita dari lo. Gue yakin lo pasti bisa." Seru Akbar. "oh iya ini HP lo Zi? Gue pinjem ya." Ucap Akbar.
"iya pake aja, lo jangan ganggu gue dong kan gue mau baca." seru Zizi.
"oh iya. Oke deh." Jawab Akbar.

Zizi mulai membuka dan membaca halaman demi halaman dari buku yang ia baca tersebut. Seriusnya Zizi membaca juga tidak kalah seriusnya dengan Akbar yang mengotak-atik ponselnya Zizi. Entah apa yang sedang dilakukan oleh Akbar pada ponselnya tersebut Zizi sama sekali tidak perduli, yang ia tahu bahwa Akbar tidak akan berbuat zalim kepada ponselnya tersebut. Konsentrasi membaca Zizi mulai buyar ketika kedatangan Vanya yang mendesaknya untuk menceritakan kejadian yang telah terjadi setelah ia meninggalkan Zizi sendiri bersama Anka.

"gue itu nyariin lo kemana-kemana tau. Ternyata lo ada disini. Eh pokoknya lo harus ceritain sama gue lo kemarin gimana? Dia gak apa-apain lo kan? Terus lo pulang sama siapa?" Tanya Vanya penasaran.
"lo gak liat gue lagi khusyuk membaca, ntar aja deh ceritanya ya abis gue selesain bacaan gue dulu." Jawab Zizi.
"ah bacanya yang ntar aja, lo cerita dulu kalo gak gue gangguin terus lo." Desak Vanya.
"lo maksa banget sih Van. Gue kemarin pulang sama Alka." Jawab Zizi.
"what? Serius lo? Kok bisa? Ya ampun gue gak mimpikan? Cerita dong Zi, kok bisa Alka nganterin lo balik?" ujar Vanya yang semakin penasaran.
"lo bisa kan ngomongnya gak pake speaker, ntar kalo ada yang dengar bisa runyam urusannya." Seru Zizi.
"uppsszz sorry, abisnya gue itu terlalu seneng dengar lo dianterin Alka pulang." Seru Vanya.
"Zi, ini HP lo. Gue masuk kelas duluan ya, takutnya ntar ada guru yang masuk. Oh iya jangan lupa sama perjanjian kita." Seru Akbar sambil beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Zizi dan Vanya.
"oke bar." Ucap Zizi sambil mengacungkan jempol kanannya. "yah itu juga kepaksa kali Van dia anterin gue pulang." Ucap Zizi yang mulai bercerita kepada Vanya dan menutup bukunya.
"kok kepaksa sih?" Tanya Vanya bingung.
"iya lah. Abisnya gue langsung duduk aja dibelakang dia, dan bilang gue ikut pulang bareng lo ya Al. Yah mau gak mau deh dia nganterin gue pulang." Jelas Zizi.
"hahaha... beneran maksa banget tuh Zi, tapi gue gak abis pikir lo berani nebeng sama Alka yang jelas-jelas selama ini udah cuekin lo abis-abisan."
"yah dari pada pulang bareng Anka. Lagian siapa suruh Alka muncul disaat gue butuh bantuan. Tapi Van, lo tau gak kalo gue kemarin itu gak cuma dianterin Alka pulang. Tapi..." Zizi mulai menceritakan hal yang telah ia alami selama bersama Alka kemarin. Vanya yang mendengar semua cerita Zizi tidak dapat berhenti memegangi pipinya karena terkesima dengan apa yang telah dilakukan oleh Alka.

"so sweet banget Zi, Indra pasti senang banget kalo denger berita ini. Itu tandanya ia sudah mulai sedikit memberikan lo lampu kuning." Seru Vanya.
"lampu kuning, emang lo kira rambu-rambu lalu lintas." Ujar Zizi.

Teet..teet..teet..

Bel pulang sekolah berbunyi, ia teringat akan janjinya pada Akbar dan ia sama sekali belum menyelesaikan bacaannya karena waktu untuk ia membaca ia habiskan untuk bercerita dengan Vanya. Lembaran-lembaran yang telah Zizi bacapun ia sama sekali tidak menangkap inti dari cerita tersebut karena tokoh yang dihadirkan terlalu banyak dan jalan cerita yang sulit untuk ia sambungkan dengan cerita pada lembaran sebelumnya yang telah ia baca.
"tuh kan udah bel, ah lo sih Van ganggu gue. Jadinya gue gak bisa nyelesaiin bacaan novel gue." Gerutu Zizi.
"novel apaan non, itu mah kumpulan cerpen." Ujar Vanya.
"serius lo?" Tanya Zizi bingung.
"tuh. Tuh liat tulisan di cover bukunya aja kumpulan cerpen." Jawab Vanya.
"hmm bego amat sih gue gak liat tuh tulisan. Pantesan aja dari tadi ceritanya kok muter-muter dan sulit gue hubungkan, ternyata cerpen. Udah ah kalo gitu kita balik ke kelas yuk." Ajak Zizi.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang