Part 2

1.5K 41 7
                                    

"will you marry me Zi?" Alka kembali mengulang permintaannya tersebut.

"aku mencintaimu, sangat mencintaimu bahkan lebih dari diriku sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini adalah impianku sejak dulu. Menikah dan membangun rumah tangga bersamamu adalah impian terindah ku dulu. Tapi..." Zizi kembali menangis.

"tapi apa Zi, aku berjanji tidak akan pernah memperlakukan kamu seperti dulu. Berjanjilah Zi, bahwa kamu akan hidup denganku selamanya." Kini Alka yang mulai meneteskan airmatanya.
"aku percaya dengan cintamu itu Al, tapi Al..." ujar Zizi sambil menunjukkan jari manisnya yang terlihat sebuah cincin telah melingkar dijari manisnya itu. "aku sudah bertunangan Al, dia yang aku cinta sekarang Al, dia adalah impianku, harapanku. Calon suamiku." Jelas Zizi.

Alka kembali berdiri dan kini giliran airmata Alka yang mengalir deras.
"apa maksud semua ini Zi? Kamu bercanda kan sama aku? Ini gak serius kan? Kamu gak mungkin mencintai orang lain, aku tahu betul hati kamu." Ujar Alka tidak percaya.

"apa yang kamu tahu soal hati aku Al? Inilah kenyataannya. Sejak hatiku hancur karena cinta terhadapmu, aku menutup semua pintu untuk siapapun. Tapi, sejak kehadirannya dalam hidupku semuanya menjadi berbeda. Dia yang mengajarkan aku bagaimana caranya move on dari kamu, dia tak pernah meninggalkan aku sendirian, dia yang dengan tulus mencintai aku, memperjuangkanku disaat aku masih hancur karena cintamu, ia yang menerima aku dengan segala kekuranganku. Yang aku tahu sekarang, aku mencintainya Al, sangat mencintainya, bukan pada orang lain. Aku mohon mengertilah." Jelas Zizi

"apa itu artinya aku terlambat?" Tanya Alka.
"tidak Al, tidak ada kata terlambat untuk cinta. Hanya saja, takdir menginginkan garis hidup kita seperti ini. Aku yakin kelak kamu akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik daripada aku. Lupakan aku sebagai cintamu, cinta yang kita miliki itu hanyalah masa lalu. Dan sejujurnya untuk apa aku mengetahui hati kamu sekarang, disaat cincin dari orang lain sudah melingkar dijariku? Tapi sudahlah, itulah takdir." Jawab Zizi.
"lalu siapa orang yang beruntung itu? Yang kau pilih sebagai pendamping hidupmu? apa aku mengenalnya?" Tanya Alka dengan sangat terpukul namun tetap mencoba untuk tegar.
"kamu mengenalnya Al." Jawab Zizi sambil tersenyum. "Rama. Iya, dia adalah Rama. Yang kita temui kemarin." Jelas Zizi.
"kamu bahagia bersamanya? Dan Sudah berapa lama hubungan kalian?" lanjut Alka.
"aku bahagia bersamanya Al, sudah 4 tahun ini. Dan selama 4 tahun ini pula aku gak pernah mendatangi tempat ini lagi kan?" Jelas Zizi.
"semoga kalian bahagia Zi. Ku pikir kamu gak pernah kesini lagi itu hanya karena kamu terlalu sibuk dengan kegiatan kuliah kamu yang padat, ternyata aku salah besar." Ujar Alka singkat.
"maafkan aku Al. Aku benar-benar minta maaf karena sudah menyakiti kamu." Sesal Zizi. "aku..." belum sempat Zizi melanjutkan kalimatnya. Tiba-tiba sosok laki-laki datang menghampiri mereka.

"oo... jadi ini alasan kamu menolak aku ajak jalan? Temen? Dia temen kamu? Dan bertemu dengan berduaan seperti ini. Hebat sekali." Seru laki-laki itu.
"Ram, dengerin penjelasan aku dulu. Ini tuh gak seperti yang kamu bayangin. Aku sama Alka Cuma..."
"Cuma apa? Mengenang cinta masa lalu? Kamu anggap aku ini apa Zi? Kamu lupa dengan cincin yang terikat dijari kamu itu?" ujar Rama yang emosinya sudah mulai meledak-ledak.
"ram, jangan salahin Zizi. semua ini karena aku, aku yang ngajak dia kesini." Jelas Alka.
"oh begitu? Kamu gak usah ikut campur, ini adalah urusan aku dengan calon istriku." Bentak Rama. 
"dari cara kamu menerima telpon tadi aku itu udah curiga, makanya aku mutusin buat nyari kamu dan pertemuan macam apa ini, penuh dengan hiasan-hiasan seperti ini?" lanjutnya pada Zizi.
"ram, aku mohon dengerin penjelasan aku." Pinta Zizi.
"iya, kamu memang harus menjelaskan semuanya sama aku. Sekarang ayo ikut aku pulang." Seru Rama sambil menarik Zizi pergi meninggalkan tempat itu. Alka hanya bisa melihat Zizi pergi berlalu meninggalkannya.

Sepanjang perjalanan Zizi terus mencoba menjelaskan pada Rama tentang semua yang terjadi sebenarnya. Rama benar-benar merasa kecewa pada Zizi karena selama ini Zizi tidak pernah berbohong padanya untuk hal sekecil apapun, namun kali ini Zizi berbohong padanya. Terlebih hal yang membuat Rama merasa kecewa, Zizi berbohong padanya hanya karena seorang Alka yang ia ketahui sebagai cinta Zizi dimasa lalu. Karena terlalu marah pada Zizi, Rama tidak mengatakan apapun tentang kejadian tersebut. Ia hanya memilih diam selama Zizi menjelaskan dan sesampainya dirumah Zizi ia menghentikan mobilnya dengan menginjak rem secara mendadak dan membuat Zizi terdorong kedepan.

"turun Zi." Ujar Rama.
"percayalah padaku Ram, aku tidak tahu apa dulu aku benar-benar mencintainya atau tidak. Yang aku tahu sekarang aku hanya mencintai kamu seorang. Percaya padaku Ram." Seru Zizi dengan airmatanya yang terus mengalir deras.
"aku bilang turun Zi." Seru Rama kembali.
"katakan sesuatu Ram, jangan diamin aku gini. Percayalah padaku." Pinta Zizi.
"apapun itu kamu sudah berbohong padaku. Aku minta sekarang kamu turun.” Seru Rama dengan nada yang semakin dingin.
"tapi Ram.."
"aku bilang turun Zi." Bentak Rama.

Akhirnya  Zizi pun turun dari mobil Rama sesuai dengan keinginan Rama dan Rama pun kembali menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkannya. Dengan perasaan yang hancur, Zizi berlari masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan bundanya yang menyapanya.

"kamu kenapa nak?" Tanya bundanya bingung dan langsung mengejar Zizi kekamarnya. "kamu kenapa nangis sayang? apa yang terjadi? Kamu bertengkar dengan Rama?" Tanya bundanya kembali.

"bunda..." seru Zizi sambil memeluk bundanya. kali ini "Rama benar-benar marah sama Zizi bunda."
"ada apa sayang? katakan pada bunda, kamu ada masalah apa dengan Rama?" Zizi pun mulai menceritakan semuanya pada bundanya.
"ya Allah, tenang sayang jangan menangis seperti ini. Percaya sama bunda semuanya akan baik-baik saja sayang." Hibur bundanya.
"Zizi mencintainya bunda, Rama gak boleh salah paham seperti ini. Hanya Rama bunda, Zizi hanya mencintainya bunda." Seru Zizi yang semakin terus menangis.
"semuanya akan baik-baik saja sayang, saat ini Rama hanya sedang emosi saja. Nanti kamu coba hubungin dia lagi, siapa tahu marahnya sudah mereda. Bunda tahu dia juga sangat mencintai kamu jadi tidak akan terjadi apa-apa. Percayalah pada bunda." Hibur bundanya kembali.
"tapi kali ini masalahnya beda bunda." Ungkap Zizi.
"tidak sayang, semuanya akan baik-baik saja. Sudah jangan menangis lagi, nanti cantiknya hilang. Ayoo sekarang senyum." Pinta bundanya. Zizi memeluk bundanya semakin erat, namun belum bisa untuk tersenyum seperti yang diinginkan oleh bundanya.

***

2 hari telah berlalu, namun tak ada kabar sama sekali dari Rama. Berulang kali Zizi mencoba menghubunginya namun tidak ada hasilnya sama sekali. Zizi kehabisan cara untuk memperbaiki hubungannya dengan Rama, ia semakin merasa hancur dengan permasalahan yang ia hadapi saat ini. Melihat keadaan Zizi yang semakin tidak membaik, bundanya menelpon Era untuk membantunya membujuk Zizi agar Zizi tidak terus larut dalam kesedihannya. Bundanya menceritakan semua yang terjadi pada Era, dan tentunya tentang siapa itu Alka bagi Zizi.

"ya ampun dek, kakak beneran gak nyangka kalo bakalan jadi gini. Seandainya kamu bilang yang sebenarnya kalo laki-laki yang kamu ceritain sama kakak dulu itu adalah Alka, kakak gak mungkin mempertemukan kalian sampai jalan bareng kayak kemarin dan akhirnya membuat hubungan kamu dan Rama menjadi seperti ini." Sesal Era.

"kak, tolongin Zizi. Zizi gak mau hubungan Zizi dengan Rama sampai berakhir. Zizi mencintainya kak, Rama adalah hidup Zizi, Zizi mencintainya." Seru Zizi sambil menangis kembali dipelukan Era.
"kamu sekarang tenang ya, nanti kakak yang coba ngomong sama Rama. Sekarang kamu jangan nangis lagi. Liat deh mata kamu itu bener-bener udah kayak panda, sampe sembab gitu." Jelas Era mencoba menghibur Zizi. Zizi mulai mencoba tersenyum pada Era, dengan  pandangan yang penuh harapan. Era pun membalas senyum Zizi mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

***

"lagi ngapain kamu Al?" Tanya Rizky pada Alka yang sedang duduk melamun dihalaman belakang rumahnya.
"eh kak. Gak ada. Ada apa?" Tanya Alka.
"kakak boleh kan bicara sama kamu?" Tanya Rizky kembali.
"kakak ini ngomong apa, ya jelas boleh lah." Jawab Alka.
"kakak udah denger semuanya dari kak Era tentang semua yang terjadi antara kamu dan Zizi. kamu gak pernah bilang sama kakak kalo kamu mencintai seseorang, dan orang itu adalah Zizi." ujar Rizky.
"semuanya udah terlambat kak, Zizi sebentar lagi juga akan menikah. Semuanya udah jadi takdir harus begini." Seru Alka tidak ingin memperpanjang cerita.
"kamu gak salah kok, yah benar semuanya sudah takdir. Kakak harap kamu bisa tegar ya menghadapi semuanya, kakak yakin suatu saat kamu akan mendapatkan Zizi-Zizi yang jauh lebih baik." Hibur Rizky pada adiknya itu.
"kalo itu terjadi kak." Jawab Alka singkat sambil tersenyum.

Bersambung~~~

|||||

Untuk part selanjutnya, lebih tepatnya part ending author private ya. Temen-temen sekalian bisa follow author terlebih dahulu baru partnya bisa kalian akses hehe

Hai para readers sekalian, makasih banyak ya udah baca cerita author sampai sejauh ini.
Hayo di tebak, kira-kira Zizi akan tetap bersama Rama atau Alka akan berhasil mengembalikan cinta Zizi padanya?

Kalian lebih suka Alka atau Rama guys?
Ikuti terus kelanjutan ceritanya ya ☺

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang