Semua Demi Cinta || Part 1

801 51 0
                                    

Ujian Akhir Semester satu minggu lagi akan segera dimulai. Sebelum itu, mereka terlebih dahulu harus mengikuti ujian praktik. Cukup banyak ujian praktik yang harus mereka jalani, dari dua belas mata pelajaran, enam mata pelajaran yang ada ujian praktiknya. Meliputi mata pelajaran Fisika, Kimia, Pendidikan Agama Islam, Kesenian dan Teknik Informasi dan Komunikasi. Dengan hati yang lega dan masih merasa cukup percaya diri akan hasil ujian praktiknya membuat gadis itu semakin bersemangat menjalani ujiannya.

Hari terakhir ujian praktiknya yaitu mata pelajaran Teknik Informasi dan Komunikasi, masing-masing mereka akan dipanggil secara acak dan diperintahkan oleh bu Atina sebagai guru yang mengajar mata pelajaran tersebut untuk mengambil gulungan kertas yang telah ia sediakan. Didalam gulungan kertas itu berisi tulisan materi apa yang akan mereka praktikkan dikomputer langsung. Hanya ada dua nama yang masih belum mendapat giliran untuk praktik. Giliran Zizi yang maju kedepan, ia berharap agar ia mendapatkan materi yang mudah untuk dikerjakan. Namun sayang, Zizi mendapatkan materi tentang Table Zizi benar-benar lupa dalam mengerjakan table itu bagaimana. Sehingga waktu sepuluh menit yang telah diberikan oleh bu Atina tidak menghasilkan apa-apa untuk Zizi, dengan kecewa Zizi mengakatakan kata menyerah pada bu Atina.

"maaf bu, Zizi benar-benar lupa cara buat table gimana." Seru Zizi sambil menundukkan kepalanya.
"kamu tidak bisa mengerjakan hal semudah ini Zizi?" Tanya ibu Atina tidak percaya. Zizi menggelengkan kepalanya seraya berkata
"Zizi tidak belajar semalam bu."
"baiklah, kalau begitu dengan sangat terpaksa ibu akan memberikan kamu nilai yang standard, tidak bisa lebih. Jadi nilai kamu enam puluh ya. Padahal keseharian kamu baik sekali. Jelas ibu Atina.

"makasih bu." Jawab Zizi singkat.

Selanjutnya giliran Alka yang dipanggil oleh ibu Atina untuk maju kedepan. Dengan gayanya yang santai namun kelihatannya pasti Alka melangkah menuju ke meja ibu Atina dan kemudian langsung mengambil gulungan kertas yang masih banyak pilihannya. Alka mengambil satu kertas dan ia pun langsung membuka gulungan kertas itu. Mail Merge. Iya, materi itu yang Alka dapatkan. Melihat materi tersebut Alka langsung berkata pada ibu Atina.

"maaf bu, saya tidak bisa mengerjakannnya." Seru Alka yang masih kelihatannya tenang, tidak seperti saat Zizi yang mendapat giliran dan tidak bisa mengerjakannya.
"kamu yakin kamu tidak bisa? Kamu tidak ingin mencobanya terlebih dahulu?" Tanya ibu Atina.
"tidak  bu, saya tidak bisa mengerjakannya." Jawab Alka tetap pada pendiriannya.
"baiklah. Nilai kamu juga akan standard sama seperti Zizi." seru ibu Atina kecewa, karena kedua siswa yang selama ini ia anggap prestasinya dalam belajar cukup menonjol tetapi ketika praktik tidak ada satupun dari mereka berdua yang dapat menyelesaikan materi yang mereka dapatkan masing-masing.

"yah Al, sayang banget kalo gak lo coba dulu. Mail merge itu enak lo, meskipun agak sedikit ribet dan memerlukan waktu yang lama." Seru Zizi sehingga membuat semua teman sekelasnya menoleh kearahnya. "e..eh maaf bu keceplosan." Sesal Zizi atas kalimat yang baru saja ia ucapkan.
"ya udah bu kalo Zizi bisa, biar Zizi aja yang ngerjain." Saran Alka pada ibu Atina. Ibu Atina masih diam memperhatikan mereka sambil mempertimbangkan tawaran yang diajukan oleh Alka.
"Zizi mau bu. Tapi kalo ibu izinin." Seru Zizi dengan semangat.
"baiklah ibu kasih kamu kesempatan satu kali lagi. Jika Zizi berhasil itu artinya nilai Zizi akan ibu ganti, dan nilai kamu Alka yang menjadi standard." Jelas ibu Atina.
"iya bu tidak apa. Jika memang Zizi bisa mengapa tidak." Jawab Alka sambil tersenyum.
"baiklah Zizi kamu boleh mengerjakannya, tapi ibu beri kamu waktu lima menit untuk mengerjakannya. Jika berhasil maka nilai kamu akan berubah namun jika tidak tetap pada nilai standard."
"baik bu." Jawab Zizi dan langsung segera mengerjakan tugas praktiknya dengan cepat. Setelah hampir mendekati menit kelima Zizi berhasil menyelesaikan tugas praktiknya dengan sempurna. Ia berhasil mengerjakannya dalam waktu 4 menit 53 detik.
"selesai bu." Seru Zizi sambil mengangkat tangannya dan tentunya tidak lupa dengan senyuman termanisnya.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang