New Everything || Part 2

597 27 0
                                    

Upacara pembukaan perayaan ulang tahun sekolah akan segera dimulai, namun Zizi belum juga terlihat hadir di aula sekolah  mereka tersebut. Zizi diminta untuk menjadi master of ceremony pada kegiatan tersebut.

"aduh, Zizi kemana? Sebentar lagi acaranya akan dimulai." Seru Indra panik.

"tunggu bentar, tadi dia nelpon gue katanya udah deket kok. Soalnya tadi itu macet." Jelas Vanya. "nah itu dia udah datang." Lanjutnya.

Dengan pelan Zizi membuka pintu mobilnya, lalu keluar dengan langkah kaki yang anggun dilengkapi dengan blazer hitam dan rok mini se-lutut serta hak tinggi yang dikenakannya semakin membuatnya begitu terlihat cantik dan anggun. Model rambut yang sederhana, hanya di blowing dan dihiasi dengan pita rambut, tidak sedikitpun mengurangi aura yang terpancar dari dalam dirinya. Tidak pernah terlupa, senyum yang selalu terlontar dari bibirnya yang manis.

"makasih ya ayah. Zizi masuk kedalam dulu. Ayah hati-hati ya.." seru Zizi sambil melambaikan tangannya kepada laki-laki yang tengah menyetir mobil tersebut.

Kemudian Zizi pun melangkah menuju ke arah teman-temannya yang telah menantinya sejak lama.
"duh sory banget ya gue telat, soalnya tadi itu macetnya panjang banget." Seru Zizi dengan wajah yang sedikit memelas.
"hey non, hilang cantik lo kalo muka lo kayak gitu." Ledek Vanya.
"ya udah Zi, langsung masuk aja yuk. Lima menit lagi bapak Bupati dan bapak Kepala Dinas Pendidikan akan segera tiba." Seru Indra sambil mengajak Zizi masuk kedalam aula sekolah mereka. Zizi menganggukkan kepalanya dan mengikuti langkah kaki Indra.

Hari itu Zizi benar-benar terlihat sangat cantik dan anggun, tidak heran jika semua mata tertuju padanya. Zizi hanya butuh percaya diri dalam menghadapi pandangan semua orang terhadapnya, ia kumpulkan seluruh kepercayaan dirinya dan tetap menjaga senyumnya selama ia melangkah melewati semua teman-temannya dan tamu undangan dari sekolah lain yang sempat hadir. Namun, rasa percaya dirinya buyar ketika ia melewati sekumpulan laki-laki yang duduk berjajar didepan pintu masuk aula sekolah. Mereka semua memandang Zizi dan melontarkan berbagai jenis senyuman, hanya ada satu orang diantara mereka yang tidak melihat Zizi. Alka. Dengan hati yang gugup Zizi melewati mereka dengan membalas senyuman-senyuman yang telah dilontarkan padanya dan terus mengikuti langkah kaki Indra.

"tuh Al, lo liat. Zizi cantik banget, apa lagi dengan style nya hari ini." Seru Willy yang duduk disamping Alka.
"bener Al, kenapa sih lo gak mau sama dia. Udah cantik, pinter, baik lagi." Sahut Heri.
"tuh Al, lo liat kedepan deh." Seru Willy kembali.
"tadi gue udah liat dia kok." Jawab Alka singkat.
"kapan? Palingan cuma sekali lintas juga. Kapan lagi Al, lo bisa mandang dia. Mumpung sekarang semua orang memang sedang melihat Zizi, jadi gak bakalan ada yang ngeledek lo." ujar Willy sambil menyuruh Alka untuk melihat Zizi yang telah mengeluarkan suaranya memulai upacara pembukaan perayaan ulang tahun sekolah.
"Eh, jika kita memandang seseorang itu pertama kali dan tanpa sengaja itu namanya rejeki, tapi jika kita telah mengulanginya dengan sengaja maka itu sudah zina namanya." Jelas Alka.
"apa? Gue gak salah dengar Al? Bukannya hal seperti yang lo maksud tadi itu berlaku bila seseorang yang memandang tersebut memiliki rasa dihatinya yang gimana gitu baru bisa disebut zina. Kalo memandang semua orang jadinya zina berarti gak bisa lihat orang dong." seru Hesti yang tiba-tiba datang mendekati mereka.
"atau jangan-jangan lo beneran mendam rasa ya sama Zizi? udah deh Al ngaku aja. Kalo gak gitu, terus ngapain lo gak mau lihat Zizi kayak lo liat temen-temen cewek kita yang lain?" ledek Willy.
"ah lo semua udah mulai lagi kan? Sekalian lo umumkan lewat speaker yang dipegang MC." Jawab Alka.
"ah lo Al bisa aja, ntar kita umumin beneran loh. Tau rasa lo". Ancam Hesti. Alka hanya tersenyum menanggapi ledekan-ledekan mereka.

Acara pembukaan perayaan ulang tahun sekolah pun selsesai. Dilanjutkan dengan berbagai jenis kompetisi antar sekolah se-kota yang telah mereka persiapkan. Kompetisi tersebut meliputi bidang olahraga, kebahasaan, Short Movie Maker, story telling, speech contest, news casting, scrabble, festival band, nasyid, MTQ dan lain-lain. Pada periode ini kegiatan tersebut mereka kenal dengan sebutan 3G (Gaul Grand Glory). Zizi yang telah menyelesaikan tugasnya sebagai MC juga langsung mengganti kostum yang dikenakannya dengan pakaian seragam panitia karena ia juga bertanggung jawab atas kompetisi story telling.

"Zizi..? ini beneran lo kan?" Tanya Vanya bingung.
"iya ini gue Vanya. Emang kenapa ada yang salah dengan penampilan gue?" Tanya Zizi.
"gak kok, gak ada. Lo cantik banget." Puji Vanya.
"cantik udah dari dulu kali." Jawab Zizi dengan pede-nya. Zizi dan Vanya pun keluar dari ruang ganti pakaian dan kemudian melangkah menuju tempat kompetisi story telling berlangsung. Kembali lagi, semua mata kembali tertuju pada Zizi. Hari itu Zizi benar-benar sukses membuat semua orang menjadi kagum karena kecantikan dan keanggunan saat ia berdandan sebagai MC layaknya seorang wanita pengusaha muda, dan kini ia kembali menggemparkan sekolahnya karena kerudung yang telah dikenakannya setelah melepaskan pakaian sebelumnya.

"Van, gue salah lagi ya? Tadi pas gue baru datang semua orang liatin gue. Sekarang gue udah ganti kostum juga masih diliatin kayak gini lagi. Buat gue jadi gak pede nih." Bisik Zizi.
"ya jelas lah Zi semua mata liat lo, tadi pagi lo dandan suer cantik banget. Nah sekarang, lo make kerudung kayak gini tambah bikin orang heran tau gak. Tapi lo cantik Zi mengenakan pakaian lo yang sekarang." Puji Vanya kembali.
"ah lo Van, mau ngeledek gue gak kira-kira." Seru Zizi.
"serius Zi. Eh itu ada Alka dia pasti seneng banget liat penampilan lo yang sekarang. Ayo ikut gue." Seru Vanya sambil menarik tangan Zizi mendekati Alka.

"Al liat deh sahabat kita sekarang, cantik kan?" ledek Vanya.
"wah Zi, lo beneran pake kerudung sekarang? Hati-hati loh ntar jangan buka tutup ya." Seru Indra.
"Insya Allah gue bakal jaga kerudung gue terus ndra. Doain aja biar gak buka tutup ya." Jawab Zizi tersipu malu.
"amin ya Allah, oh iya Van kapan nih giliran lo yang nyusul Zizi?" Tanya Indra pada Vanya.
"Insya Allah secepatnya, hehe.. Al, Zizi cantik kan? Liat tuh Al, sekarang dia beneran pake kerudung seperti keinginan lo." Seru Vanya.
"eitss. Sory Van, gue pake kerudung ini bukan karena dia. Guys, sory ya gue duluan. Story telling udah nungguin gue." Seru Zizi sambil tersengir dan kemudian berlalu meninggalkan mereka. Lagi-lagi Alka hanya tersenyum melihat perubahan tersebut.

"ciecie.. Alka.. berbunga-bunga tuh dalam hatinya." Ledek teman-temannya yang menyaksikan peristiwa tersebut.

***

Tidak terasa sudah hampir setengah hari Zizi menghabiskan waktunya didalam ruangan perlombaan story telling, jam ishoma yang ada ia pergunakan untuk makan siang sebentar dan kemudian melanjutkan lagi melaksanakan tugas-tugasnya yang belum sempat ia selesaikan. Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. Zizi teringat bahwa ia belum melaksanakan sholat Zuhur, dengan segera ia meninggalkan semua pekerjaannya dan langsung menuju ke musholah sekolah. Aduh kok bisa sampe kelupaan kayak gini, saking sibuknya apa ya. Ya Allah maafin Zizi ya, gak sengaja beneran deh. Gumam Zizi.

Setelah sampai di musholah, ia segera mengambil air wudhu dan kemudian lansung melaksanakan sholat. Namun, ia belum langsung melaksanakan sholat Zuhur melainkan melaksanakan sholat sunnah rawatib terlebih dahulu. Entah ada angin apa hari itu Zizi ingin melaksanakan sholat sunnah rawatib karena pada hari-hari biasanya ia jarang sekali melaksanakan sholat tersebut, ia hanya mengerjakan sholat wajib saja. Setelah mengucap salam ke kanan dan ke kiri, Zizi mendengar ada suara seseorang yang sedang berwudhu dari tempat wudhu laki-laki.

Alhamdulillah ada imam nih. Batin Zizi. betapa terkejutnya ia ketika ia mendapati orang yang sedang melangkah memasuki musholah tersebut adalah Alka dan Heri.

Deg....
Jantung Zizi berdetak begitu kencang.
"belum sholat?" Tanya Alka. Namun, Zizi tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk menjawab pertanyaan Alka, ia hanya menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia juga belum sholat.

Ya Allah baiknya Engkau, Engkau izinkan aku untuk sholat berjamaah bareng dia. Terima kasih banyak ya Allah, pertanda baikkah ini?  Zizi berkata dalam hatinya sambil mengusap wajahnya.

Alka menjadi imam dalam sholat Zuhurnya Zizi, Zizi sungguh merasa senang karena Allah SWT. Mengabulkan permohonnya yang sempat ia sebutkan dalam sela doanya. Walaupun didalam doanya hanya untuk satu kali saja, namun ia masih berharap suatu saat hal seperti ini akan terjadi lagi kelak.

Bersambung~~~

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang