Part 2

681 27 1
                                    

"berkat doa dan dukungan kalian semua, Alhamdulillah kita berhasil mendapatkan sumbangan dana yang kita butuhkan." Seru Zizi pada semua anggotanya.

"Alhamdulillah..." seru semua anggotanya serempak dan membuat mereka semakin optimis untuk memenangkan kompetisi tersebut.

"em, saya dan bu Nisa juga telah mendatangkan tukang cat dan pelukis yang akan menyulap ruangan ini menjadi ruangan yang benar-benar bernuansa remaja. Oh iya semua tugas yang telah saya tugaskan pada kalian telah dilaksanakan semua?" Tanya Zizi.
"udah kak, Insya Allah semuanya besok udah bisa kami serahin sama kakak." Jawab Sarah adik tingkatnya.
"bagus. Besok kalian semua kumpulkan foto kalian masing-masing, kumpulkan dalam satu flashdisk kemudian berikan sama saya. Karena itu untuk data struktur kepengurusan dan anggota." Perintah Zizi, mereka semua menganggukkan kepala memberi isyarat bahwa mereka semua mengerti dengan apa yang diperintahkan oleh Zizi. 

"oh iya untuk pembuatan film gimana?" Tanya Zizi lanjut.
"nah itu dia Zi, kalo ide ceritanya sih kita udah dapet. Tapi yang akan memainkan perannya nih yang bikin pusing." Jawab Neta sebagai sekretaris dalam organisasi tersebut.
"kok bingung, tinggal cari yang pas aja. Terus syuting apa susahnya?" jawab Zizi.
"kalo pemeran yang lainnya udah dapet semua, nah tinggal pemeran utamanya yang belom. Soalnya gak ada yang cocok Zi." Seru Neta kembali.
"gimana kalo lo aja Zi? Kayaknya menarik tuh." Usul Vinka.
"yap. Bener banget, dari pada pusing-pusing nyari yang cocok mending Zizi aja. Kok kita tadi gak kepikiran ya." Timbal Fari.
"kok jadi gue sih? Emang ceritanya tentang apaan sih?" Tanya Zizi bingung.
"gini loh Zi, ceritanya ada seorang anak yang broken home, gak cuma itu aja dia juga cupunya gak ketolongan. Trus dia ketemu sama temennya yang cuma mau manfaatin dia aja untuk kepentingan pribadi mereka, trus tuh cewek disulap jadi cantik dan mulai terpengaruh sampai akhirnya terjerumus kedalam pergaulan bebas. Nah trus tuh cewek mereka jual sama temen mereka, awalnya jadi pacar tapi ujung-ujungnya tuh cowok bernafsu juga dan cewek itu hampir saja diperkosa sama cowok yang baru dikenalin sama temen-temennya tadi tapi gak berhasil soalnya tuh cewek menolak dan kemudian kabur. Trus pingsan didepan rumah ibu-ibu dan cewek itu ditolongin. Karena anak dari ibu-ibu yang nolongnya itu adalah salah satu anggota PIK kita, nah cewek itu dirujuk untuk konsul ke PIK kita sampai akhirnya ia sadar dan mau bertobat. Orang tuanya juga sadar, cowok yang mau perkosa dia tadi ditangkap polisi dan temen-temennya meninggal karena OD." Jelas Neta.

"ceritanya bagus, tapiii... kok jadi gue sih? Yang lain aja yah. Lagian gue masih banyak kerjaan yang harus gue selesaikan. Setelah besok mereka semua ngumpulin tugas yang udah gue bagi, gue masih harus edit dan isi semua data-datanya dan kemudian print out, belum lagi ngedata semua client konseling kita, surat-menyurat dan membuat data untuk profil PIK kita dalam bentuk DVD, waktu kita tinggal empat hari lagi. Masak kalian gak kasian sih sama gue." Jelas Zizi.
"tapi Zi, udah gak ada pilihan lain, cuma lo yang bisa melakoni peran ini. Kita bakalan bantuin lo sampai semuanya beres, kita gak bakalan biarin lo nyelesaiinnya sendirian. Ayolah Zi, mau ya demi kesuksesan kita bersama." Bujuk Vinka.
"iya Zi, Vinka bener. Lo percaya deh kalo kita bakalan bisa menyelesaikan semuanya tepat pada waktunya." Timbal Neta.
"kalo peran itu bisa gue yang gantiin, gue siap kok Zi." Seru Fari.
"tapi sayangnya bukan buat lo Fari.." seru Vinka dan Neta serempak.
"iya maka dari itu." Jawab Fari.
"oke gue mau, tapi ini demi kalian dan PIK kita. Tapi gue mau Tanya yang jadi cowok yang bakal jadi pacar gue trus mau perkosa gue itu nanti siapa?" Tanya Zizi.
"Anka." Jawab mereka bertiga kompak.
"Anka? Gak salah lo semua, emang dia keliatan muka kayak orang bejat apa. Wah.wah. kalian ini." Seru Zizi.
"ada lah sedikit-sedikit hehe.." seru Neta.

Akhirnya Zizi melakoni peran tersebut dan seperti yang telah diprediksikan oleh teman-temannya bahwa Zizi akan berhasil dalam memainkan peran tersebut, dan sejak saat itu pula Zizi dan Anka menjadi semakin dekat. Pembuatan film pendek pun selesai, kini tinggal Zizi melanjutkan kembali pekerjaannya yang sempat tertunda selama syuting berlangsung. Setiap hari dalam satu minggu tersebut ia selalu pulang sore ke rumahnya, dan ketika pulang pun ia masih kembali melanjutkan pekerjaanya yang masih belum terselesaikan selama berada di sekolah. Jika boleh mengeluh, ingin sekali rasanya ia mengeluh. Namun, baginya mengeluhpun tidak akan membuat semua tanggung jawabnya menjadi lepas.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang