Termanipulasi Keadaan || Part 2

615 33 1
                                    

Sejak munculnya gosip gila itu, sikap lo k gue itu berubah 180 drajat Al. Seharusnya kalo lo bener-bener nganggap gue temen, bisa kan bersikap biasa aja biar mereka tidak salah paham terlalu jauh.
Delivered to : xxxx53677008

Terus?
Sender : xxxx53677008

Iya, lo kan tau agama kita melarang memutuskan tali silaturrahim.
Delivered to : xxxx53677008

Emang.
Sender : xxxx53677008

Trus knp lo gini in gue Al? Sikap lo itu gk kayak dulu lagi. Skrg gue kayak gk mengenal lo yang dulu gue pernah kenal.
Delivered to : xxxx53677008

Dulu2, skarang2.
Sender : xxxx53677008

Oh. Jujur Al gue kecewa sm lo, gue pikir lo itu temen yg baik. Paling beda dr yg lain, tp ternyata gue salah. Oh iya segera hapus ya sms2 gue, ntar tambah menjadi-jadi lg gosip gila itu.
Delivered to : xxxx53677008

Jangan negatif thinking dulu, coba deh pikir yg positif aja..
Sender : xxxx53677008

Gue harus mikir positif kayak gimana lg Al? Semuanya percuma, lo aja kayak gk pernah nganggap gue temen lo lg. Lo dingin sm gue, lo ketus sm gue. Salah gue apa? Lo pikir gue yg sengaja nyebarin gosip yg gk jelas itu. Lo salah Al, gue sama sekali gk tau.
Delivered to : xxxx53677008

Oke. Trus lo maunya gue gimana? Gue harus apa?
Sender : xxxx53677008

Gue rasa lo sudah cukup dewasa untuk menentukan bagaimana lo harus bersikap. 
Delivered to : xxxx53677008

Seperti biasanya tidak ada pesan balasan lagi dari Alka. Tetapi Zizi sudah merasa sedikit lega karena sudah membukakan apa yang selama ini ingin ia sampaikan pada Alka, walaupun Zizi sedikit kecewa dengan respon yang diberikan oleh Alka. Bagi Zizi, Alka sekarang benar-benar kelabu. Zizi pun beranjak meninggalkan tempat duduknya dan berjalan menuju ke kelasnya, ditengah perjalanannya ia bertemu dengan Ulfa. Ulfa adalah putri pertama dari ibu Salmah, wali kelas Zizi saat ia duduk di kelas X. Zizi dengan Ulfa memang tidak begitu berteman dekat, namun hubungan mereka sangat baik.

"hai Zi, dari mana? Kok tumben sendiri?" sapa Ulfa.
"eh Ulfa. Gue dari perpus. Lo mau kemana? Bentar lagi kan bel masuk bunyi." Tanya Zizi.
"oh, gue mau ke koperasi bentar. Oh iya Zi, gue kan satu kelas sama Alka jadi lo jangan cemburu ya kalo gue sering deket-deket sama dia. Alka orangnya asyik banget." Seru Ulfa.
"santai aja lagi Ul, gue gak ada hubungan apa-apa kok sama dia, kita itu cuma temenan." Jawab Zizi sambil tersenyum.
"oh cuma temenan. Bagus deh kalo gitu." Seru Ulfa kembali.
"maksudnya?" Tanya Zizi bingung.
"iya bagus, itu artinya gue ada peluang dong buat jadi orang spesial." Jawab Ulfa.

Zizi terkejut mendengar jawaban dari Ulfa, Zizi menangkap dari pernyataan Ulfa tersebut bahwa ia menyukai Alka dan ia khawatir jika Zizi akan berusaha merebut Alka darinya. Jika dia cinta lo, ya silahkan aja. Batin Zizi. Zizi hanya tersenyum menanggapi pernyataan Ulfa, ia pun berlalu meninggalkan Ulfa.

"eh Zi, tunggu bentar." Seru Ulfa kembali. Zizi menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Ulfa berdiri. Ulfa pun menghampiri Zizi.

"ee, gue boleh kan minta nomornya Alka?" pinta Ulfa.
 
Belum sempat Zizi menjawab pertanyaan Ulfa, Ulfa sudah terlebih dahulu menjawab sendiri iya boleh Ul. Dan kemudian langsung meraih ponsel yang ada ditangan Zizi. namun, Ulfa tidak langsung mencari nama kontak Alka. Hal yang pertama ia lakukan ketika memegang ponsel Zizi adalah melihat inbox ponsel Zizi. Ulfa sangat shock ketika melihat nama Alka yang tertera ketika inbox terbuka, Ulfa hanya membaca pesan dari Alka yang terakhir. Oke. Trus lo maunya gue gimana? Gue harus apa?.

"balikin HP gue Ul." Seru Zizi yang kemudian berhasil meraih ponselnya kembali dari tangan Ulfa.

"sory Ul, kalo lo mau minta nomornya Alka, gue saranin lo minta aja sama orangnya langsung jangan lewat gue. Gue gak bisa ngasihin nomor orang tanpa seizin orang yang bersangkutan. Gue masuk kelas duluan ya Ul." Jelas Zizi sambil berlari meninggalkan Ulfa yang masih diam mematung.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang