Dekat tapi Jauh || Part 3

827 33 0
                                    

"Van, lo kenapa? Kok bisa mendadak sakit kayak gini?" seru Zizi panik sambil melihat keadaan Vanya yang sudah berbaring diranjang UKS.

"gak tau Zi, abis makan di kantin perut gue mendadak melilit gini." Jawab Vanya dengan lemas karena menahan rasa sakit.
"emang di kantin lo makan apa? Gue rasa kalo cuma donat gak bakalan bikin lo kayak gini." Tanya Zizi.
"gue tadi makan bakso dan kayaknya gara-gara kebanyakan cabenya." Jelas Vanya.
"ya ampun Vanya.. lo kan gak boleh makan makanan yang terlalu pedas, inget lambung lo." Tegur Zizi.
"iya Zi, gue khilaf."
"ah lo, khilaf gak kira-kira. Ya udah mending lo tiduran aja, atau lo mau teh anget? Ntar gue beliin di kantin."
"gak usah Zi, gue mau tiduran aja." Seru Vanya.
"ya udah kalo gitu biar gue temenin lo ya, biar ntar kalo ada apa-apa gue bisa langsung siap siaga hehe."
"gak usah Zi, mendingan lo masuk kelas aja. Bentar lagi bu Salmah pasti masuk, gue gak apa kok sendirian. Lagian lo jangan doain ada apa-apa dong, doa itu biar gue cepet sembuh."
"iya neng cantik. Tapi beneran nih lo gak apa kalau gue tinggal?" Tanya Zizi yang masih belum yakin untuk meninggalkan Vanya.
"iya yakin non. Udah balik ke kelas sana. Tolong izinin gue aja ya." Seru Vanya yang sudah mulai sedikit tersenyum.
"ya udah kalo gitu, cepet sembuh ya Van. Ntar pas bel pulang sekolah gue langsung jemput lo kesini." Zizi pun pergi meninggalkan Vanya.

Sesampainya ia didalam ruang kelas, Zizi langsung duduk dikursinya dan tentu saja Zizi akan duduk sendiri pada jam pelajaran matematika nanti karena tidak ada Vanya. Namun hal itu belum sempat terjadi karena begitu mendapati Zizi yang sedang duduk sendirian, menarik perhatian Alka untuk mendekati gadis itu.

"Vanya kemana Zi?" Tanya Alka sambil menduduki kursi yang ada disebelah kanan Zizi.
"Vanya di UKS, dia sakit." Jawab Zizi.
"sakit? Perasaan tadi sehat-sehat aja." Seru Alka kembali.
"iya, gara-gara kebanyakan makan cabe. Dia kan gak bisa makan makanan yang terlalu pedas." Jelas Zizi.
"emm, ya udah cepet sembuh aja buat dia. Kalo gitu gak apa kan kalo gue hari ini gantiin Vanya?" Tanya Alka.
"gantiin Vanya? Maksudnya?" Tanya Zizi bingung.
"duduk disini." Jawab Alka singkat.
"iya silahkan aja, daripada lo duduk sendiri dipojok pula." Jawab Zizi sambil tertawa.
Karena merasa bahwa Zizi tidak keberatan jika ia duduk disampingnya menggantikan Vanya. Alka pun langsung mengambil tasnya dan memindahkannya dibangku sebelah Zizi.

Semua siswa mengikuti mata pelajaran matematika dengan semangat. Namun tiba-tiba Alka merasakan sakit pada bagian giginya, sehingga membuat ia menjadi banyak diam dan sesekali memegangi pipi sebelah kanannya. Melihat Alka saat itu lebih banyak diam membuat Zizi penasaran dan mendorongnya untuk menanyakan sebabnya.

"lo kenapa Al? Kok dari tadi diem melulu. Lo sakit juga ya?" Tanya Zizi penasaran. Namun tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Alka, ia hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Zizi.
"kalo lo gak sakit terus kenapa dari tadi lo pegangin pipi kanan lo terus?" Zizi kembali bertanya.
"sakit gigi." Jawab Alka singkat.
"ooo..gigi toh, kirain lo lagi diet ngomong hihhi." Ledek Zizi sambil tertawa kecil. Alka tidak menghiraukan ledekan dari Zizi, karena ia telah kembali fokus pada materi yang disampaikan oleh bu Salmah. Zizi pun mengikuti Alka, kembali memperhatikan penjelasan bu Salmah. Namun pada menit-menit terakhir bu Salmah menjelaskan, Zizi mulai menemukan titik jenuhnya karena ada sebagian materi yang disampaikan oleh ibu Salmah yang ia tidak mengerti sehingga membuat ia tidak begitu memperhatikan lagi ibu Salmah menyampaikan materinya.  Pikiran Zizi pun pergi dari ruangan itu dan terbang melayang-layang entah kemana. Ia kembali teringat tentang pernyataan kedua orang tuanya. Kira-kira mereka seperti apa ya? Mereka sekarang dimana? Apa mereka juga mikirin gue?

"eh Zi lo ngelamun ya?" Tanya Alka. Untuk kali ini Zizi tidak begitu terkejut ketika ditegur oleh Alka, tidak seperti saat ia ditegur oleh Vanya. Bagaimana tidak terkejut, Vanya menegur Zizi dengan menggunakan senjata. Cubitan.
"gue lagi bad mood." Jawab Zizi singkat sambil menutup bukunya. Namun Alka kembali membuka buku yang telah ditutup Zizi, memaksa Zizi untuk tetap belajar.
"percuma Al, gue gak ngerti lagi. Ntar gue belajar di rumah aja.  Bisik Zizi. Tapi sayang, Alka sama sekali tidak menghiraukan pernyataan Zizi, ia tetap memaksa Zizi untuk belajar hingga ia sendiri yang akhirnya turun tangan untuk memberikan pencerahan pada Zizi. wah pencerahan, kayak apa aja. Alka mengajari bagian-bagian yang tidak dimengerti oleh Zizi walaupun hanya dengan isyarat tangan  yang dilakukan Alka karena Alka masih menjaga diamnya karena sakit gigi yang tengah ia derita.

Indah Pada WaktunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang